15. 14

INT. RUMAH SAKIT - KAMAR INAP DIANA - MORNING

Diana sedang menggambar di tab-nya. Hanya ada dia sendiri di sana.

Terdengar suara ketukan pintu, Fajri datang.

DIANA

Akhirnya kamu dateng! Udah seminggu semenjak aku bangun dari operasi, tapi kamu baru sempet dateng sekarang.

Fajri tersenyum kaku. Fajri duduk tepat di samping ranjang Nana, ia menatap Nana dalam-dalam.

DIANA

Aku lagi gambar buat episode minggu depan. Kamu mau liat, gak?

Fajri mengangguk. Diana memperlihatkan gambarnya, tapi Fajri fokus menatap Diana.

DIANA

Bagus, kan?

Diana menyadari kalau Fajri tidak memerhatikan gambarnya.

DIANA

Aku tau aku cantik banget, tapi gak usah diliatin terus, sih! Aku jadi malu.

Fajri berlinang air mata, kemudian ia tertawa.

DIANA

Tuh, kan, bener. Aku emang secantik itu, meskipun belum mandi.

Fajri bergeming, ia terus menatap Diana.

DIANA

Kenapa, sih? Ada yang salah? Kamu natap aku terus. Kamu cinta banget ya sama aku? Haha.

Fajri mengangguk. Air matanya terjatuh ke pipinya, Diana menghapus air matanya. Fajri menggenggam tangan Diana di pipinya, kemudian ia mencium tangan Diana.

DIANA

Kenapa? Kamu ada masalah?

Fajri menarik Diana ke pelukannya.

DIANA

Maaf, ya. Kamu pasti khawatir banget sama aku. Aku selalu berusaha untuk sehat, mungkin usaha aku kurang. Maaf juga karena aku selalu ngerepotin kamu. Jadi...,

Fajri melepaskan pelukannya.

FAJRI

Ayo kita putus.

Diana mendorong tubuh Fajri.

DIANA

Jangan bercanda, Kak.

FAJRI

Marvin bener. Cuma dia yang mampu menjaga kamu. Entah seberapa keras aku mencoba, perjalanan aku masih terlalu jauh untuk bersama kamu, Na.

DIANA

Kak, sumpah...,

FAJRI

AKu emang bajingan, Na. Maafin aku. Tapi aku gak bisa melanjutkan hubungan kita lagi. (beat) Kamu gak akan bahagia jika hidup bersama aku nantinya.

DIANA

Kamu gak perlu kaya untuk hidup sama aku, Kak. Aku gak minta kamu untuk kaya.

FAJRI

Tapi aku terlalu miskin untuk membiayai semua pengobatan kamu, Na. Kamu hanya akan tersiksa kalau tetap bersama aku.

Diana memukul dada Fajri, ia mulai menangis.

DIANA

Kamu janji gak akan pernah ninggalin aku. Tapi sekarang? Kamu mau melepaskan aku?

FAJRI

Kita hanya akan saling menyakiti, Na.

DIANA

Bajingan kamu, Kak! Sialan!

Diana meremas bajunya.

DIANA

Gue sayang sama lo. Gue sayang banget sama lo. Gue percaya lo gak akan ninggalin gue.

FAJRI

Aku minta maaf, Na. Aku emang bajingan.

DIANA

Gue gak butuh maaf lo, Kak, gue butuh lo.

Fajri kembali memeluk Diana. Diana menangis kejer. Ia mendorong tubuh Fajri, tapi Fajri tetap menariknya ke pelukannya.

FAJRI

Tolong jangan bandel lagi. Jangan kecapekan. Makan semua yang Mama masakin untuk kamu. Jangan skip minum obat. Selalu bawa dua inhaler tiap mau berpergian. Hubungin Marvin, dia akan selalu ada untuk lo. Dan gue mohon, sampai nanti kita ketemu lagi... tetap hidup, Na. Gue sayang banget sama lo.

DIANA

Bullshit!

Fajri mencium kening Diana. Lalu ia meninggalkan Diana yang menangis kejer di kamarnya. Sebelum ia membuka pintu kamar untuk keluar, Fajri mengambil ponselnya. Ia membuka aplikasi Instagram, lalu membuka roomchat Marvin. Terlihat pesan yang ia tulis semalam. Fajri pun mengirim pesan itu.

int. restoran - NIGHT

(SATU TAHUN KEMUDIAN)

Fajri menaiki anak tangga. Ia melihat tanda smoking area di temboknya. Ia menengok ke segala arah. Ia kembali mengecek alamat di ponselnya. Ponsel Fajri sudah ganti, menjadi model terbaru. Style Fajri pun sudah berubah.

SISWA 5

(melambaikan tangannya)

Fajri! Di sini!

Fajri tersenyum lebar, ia menghampiri sudut restoran yang sudah dipenuhi oleh teman-teman SMA nya.

SISWA 4

Berisik banget lo.

SISWA 5

Bodo.

Fajri duduk di salah satu kursi bersama mereka.

SISWA 3

Apa kabar lo?

FAJRI

Baik, dong. Lo gimana?

SISWA 3

Lumayan lah, haha. Lo kerja dimana?

FAJRI

Di retail.

SISWA 2

Jadi kasir?

FAJRI

Manajer.

SEMUA TEMAN-TEMANNYA

Anjay!

Fajri tersipu.

SISWA 1

Bintang satu laginya belum dateng, ya?

SISWA 2

Katanya bentar lagi sampai. Nah, tuh, dia!

Fajri menoleh ke belakang, Marvin datang ke reuni teman-teman mereka.

SEMUA TEMAN-TEMANNYA

ASIK, PAK BOS DATENG!

Marvin tertawa.

MARVIN

Apaan sih, gila lo semua, haha.

SISWA 3

Mister, kumaha damang?

MARVIN

Tolol, ye, kadang-kadang.

Marvin duduk berseberangan dengan Fajri. Keduanya terlihat canggung. Semua teman-temannya berusaha mencairkan suasana.

SISWA 5

Yuk ah kita pesen. Yang bayar kan Marvin.

MARVIN

Yaudah, yaudah, silakan pesen.

CUT TO :

Semuanya bersenang-senang. Salah seorang temannya menggoyangkan gelas red wine di tangannya.

SISWA 3

Mister, please order taxi online for me. I sudah wasted.

SISWA 4

Yaelah timbang fanta doang mabok lo. Gimana naik mobil pake pengharum jeruk!

Mereka semua tertawa.

Fajri dan Marvin saling melirik, kemudian memalingkan wajah mereka. Teman-temannya merokok, lalu Fajri pun ikut merokok.

MARVIN

Gue pikir lo udah berhenti merokok.

FAJRI

Udah setahun semenjak gue ngerokok lagi.

Marvin mengangguk.

FAJRI

Gimana kabar Nana?

MARVIN

Kok lo nanya gue? (beat) Tunggu, kalian putus?!

FAJRI

Gue DM Instagram lo setahun yang lalu, Vin.

MARVIN

Serius?! Instagram gue dipegang sama mantan gue waktu itu.

FAJRI

Shit...

INT. MOBIL MARVIN - JALANAN - NIGHT

Marvin tengah menyetir, sedangkan Fajri tampak sangat khawatir. Mereka sudah sampai di kediaman Om Dion di Bogor.

MARVIN

Emang bajingan lo, Ri. Bisa-bisanya lo ninggalin dia gitu aja setelah lo rebut dia dari gue?!

FAJRI

Kalo aja lo gak ngebuat gue di-blacklist di semua yayasan beasiswa dan perguruan tinggi, mungkin gue masih sama dia.

MARVIN

Kalo sampe Nana kenapa-napa, gue gak akan maafin lo.

Mereka berdua turun dari mobil.

INT. RUMAH OM DION - RUANG TAMU - NIGHT

Dion mempersilakan mereka untuk masuk. Rumah Dion tidak begitu besar dan terlihat sangat tidak terawat.

DION

Semenjak Nana putus dari Fajri, kondisi kesehatannya memburuk. Hampir tiap bulan ia harus ke dokter. Dian memutuskan untuk menjual kedua rumahnya dantinggal di rumah yang lebih kecil.

MARVIN

Dimana mereka sekarang, Om?

Dion mengembuskan napasnya berat.

INT. RUMAH SAKIT - KORIDOR - NIGHT

Marvin dan Fajri berlari ke depan pintu ruang operasi. Dian terduduk tidak berdaya sembari berdoa kesembuhan putrinya.

MARVIN

Tante?

Dian menoleh ke sumber suara. Ada Marvin dan Fajri.

MARVIN

Nana... operasinya berhasil?

Dian menangis kejer. Dian melirik Fajri di belakang Marvin. Ia bangun dan memukul dada Fajri.

DIAN

Kenapa kamu ninggalin Nana?! Kenapa?! Setiap hari dia selalu menangisi kamu. Bahkan sampai hari ini pun dia terus menangis! Semuanya hancur karena kamu! (beat) Andaikan kamu gak pernah hadir di hidup Nana, mungkin Nana akan berakhir dengan Marvin. Dasar sampah!

Fajri tidak menjawab, ia menunduk, merasa bersalah.

Seorang perawat keluar dari ruang operasi.

DIAN

Gimana, Sus, gimana anak saya?

Perawat itu membuka maskernya. Dia adalah Laura.

FAJRI

Laura?

Laura terkejut melihat Marvin dan Fajri.

LAURA

Dokter bilang operasinya berjalan cukup lancar. Pasien mungkin akan terbangun setelah satu hari karena efek obat bius. Namun, seperti yang dikatakan dokter sebelum operasi... Resiko pasca operasi cukup tinggi. Di mohon doanya agar pasien cukup kuat untuk sadar kembali.

MARVIN

Apa maksudnya cukup kuat untuk sadar kembali?!

DIAN

Tingkat keberhasilan operasi ini hanya 30%.

Fajri ambruk seketika.

Marvin menarik kerah Fajri.

MARVIN

Kalo sampe Nana kenapa-napa. Lo tau akibatnya.

INT. RUMAH SAKIT - KORIDOR, LOBBY - NIGHT

Marvin dan Laura terduduk di kursi tunggu. Laura menahan tangisnya sembari menceritakan semua yang ia tahu tentang alasan Fajri meninggalkan Diana.

LAURA

MasFajri bekerja di retail selama dua tahun tanpa ada pengangkatan jabatan. Dari yang gue denger, manajemen di sana lebih welcome ke lulusan diploma ke atas. Dengan gajinya yang segitu, Mas Fajri mencari kerjaan lainnya. Entah itu kurir atau pelayan. Apapun itu. Selama itu juga dia berjuang menafkahi keluarganya, membayar sekolah adiknya, dan membayar semua pengobatan Nana. Semua uang yang ia hasilkan, ia keluarkan untuk orang lain. Dia menderita selama dua tahun. Adel cerita ke gue, kadang dia suka lihat Mas Fajri ketiduran dengan ponsel menyala. Kakak tau apa yang sering dia searching? Kampus. Mas Fajri sangat ingin berkuliah. Tapi dengan semua tanggung jawab itu, dia gak pernah berani untuk mendaftar.

Marvin termenung.

LAURA (CONT'D)

Seakan-akan ia udah mengubur cita-citanya. Bahkan sekarang dia gak pernah lagi main badminton. Dia sibuk kerja. Meskipun dia bisa ngajar, tapi gajinya gak seberapa. Mas Fajri bener-bener hancur, Kak. (beat) Kemudian ia berpikir kalau ia udah gak sanggup lagi, Kak. Kalo hubungan itu tetap dipaksakan, baik Mas Fajri atau Nana hanya akan tersakiti akhirnya. Jadi, dia memutuskan untuk mengirimi lo pesan kalau dia sudah putus dengan Nana. Dia juga berpesan agar Nana menghubungi lo lagi. Tapi, lo tau Nana gak mungkin melakukan hal itu.

Laura membuka tas yang ia bawa, mengeluarkan sepucuk surat yang ditulis Diana.

LAURA

Nana menitipkan ini ke gue sesaat sebelum operasi. Dia ngejelasin semuanya di sini.

Marvin menerima surat itu.

MARVIN

Thank you, Ra.

LAURA

Gue mungkin gak tau perasaan lo gimana, tapi kalo bisa... tolong jangan terlalu keras dengan Mas Fajri.

MARVIN

Apa yang dilakuin Fajri di kehidupan sebelumnya sampai dia dikelilingi dua cewek yang sayang banget sama dia?

Laura tersenyum.

LAURA

Gue lanjut kerja dulu, ya.

Di belakang mereka, Fajri mendengarkan percakapan mereka. Ia meneteskan air mata.

INT. RUMAH SAKIT - KAMAR INAP DIANA - NIGHT TO MORNING

Dian mengelap keringat di dahi Nana. Ia menangisi kondisi anaknya. Tiba-tiba saja detak jantungnya melemah. Dian memencet tombol emergency, tak lama kemudian para perawat datang. Begitupu dengan Marvin dan Fajri yang langsung berlari ke kamar Nana.

MARVIN

Na? Bangun, Na!

Tenaga medis itu menyiapkan AED. Mereka bersiap mengejutkan jantung Diana. Percobaan pertama, Diana tidak merespon. Percobaan kedua, Diana masih tidak merespon. Percobaan ketiga, detak jantung Diana kembali.

Semua orang menghela napasnya.

CUT TO :

(Beberapa jam kemudian)

Tangan Diana bergerak, matanya membuka perlahan. Marvin yang berada di sisi kiri ranjang Diana mencium tangannya.

DIANA

Kak...,

MARVIN

Aku di sini, Na.

DIANA

Fajri?

Mendengar namanya dipanggil, Fajri langsung menghampirinya. Diana mengerjapkan matanya sesekali, Fajri tampak seperti siluet di matanya.

Fajri meraih tangan Diana. Ia menangis sembari menciumi tangannya.

FAJRI

Na, aku di sini. Aku gak akan ninggalin kamu lagi, aku janji. Yang penting sekarang kamu harus sehat, Na.

DIANA

Terima kasih untuk semuanya.

Fajri menangis tersedu-sedu.

DIANA

Mama?

Dian berdiri di samping Marvin.

DIANA

Mama harus kuat, ya.

Mata Diana beralih ke Marvin, air matanya jatuh.

DIANA

(ke Marvin)

Maaf. Maaf untuk semuanya.

MARVIN

It's okay, Na. It's okay.

DIANA

Dan terima kasih untuk segalanya.

MARVIN

(mengangguk)

Aku sayang sama kamu, Na. Please jangan tinggalin aku untuk kedua kalinya. Please.

Marvin mencium tangan Diana. Diana tersenyum tipis.

Kemudian, detak jantung Diana berhenti.

EXT. MAKAM - DAY

Orang-orang melayat kematian Diana. Hampir semua tokoh menghadiri pemakamannya. Marvin menangis frustasi, begitupun Fajri yang merasa bersalah. Kita bisa mendengar isi surat Diana.

DIANA (O.S)

Dear Marvin. Kakak inget gak di saat aku lagi nakal-nakalnya, terus kamu selalu datang untuk menghentikan aku? Kayaknya karena kamu selalu melarang aku ini-itu, aku jadi kecanduan untuk melanggar aturanmu. Rasanya aku ingin terus-menerus membantahmu. Mungkin karena aku enggak beranjak dewasa dan selalu dimanja?

Dear Marvin. Untuk pertama kalinya aku jatuh cinta. Orang itu adalah sahabatmu, Fajri. Mungkin karena kami berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi yang sama, aku merasa nyaman di dekatnya. Ketika aku berkumpul bersama keluarganya, ada perasaan bahagia yang tidak aku dapatkan saat bersama Tante Mia dan Om Rico. Sebenarnya aku tau kamu adalah Guardian Angel-ku yang sebenarnya, tapi aku sangat kecewa ketika kamu menumpahkan semuanya ke Fajri. Padahal kamu orang yang baik.

Dear Marvin. Kamu dan Mama selalu bilang semua kesialanku bermula ketika Fajri masuk ke dunia kita, tapi menurutku semua kesialan ini terjadi karena aku masuk ke kehidupan kalian.Jadi, kalau ternyata operasiku gagal, tolong jangan salahkan Kak Fajri. Selama bersamanya, aku melihat semua perjuangannya untukku. Kuharap kamu bisa lebih lunak kepadanya.

Dear Marvin. Kak Fajri merupakan pria yang cerdas dan pekerja keras. Tolong cabut semua tag buruk itu dari dia dan biarkan dia memulai semuanya dari awal.

Dear Marvin. Aku selalu sayang sama kamu. Semoga kamu bisa menemukan gadis lain yang jauh lebih baik dariku, ya.

Tertanda, adik yang paling kamu sayangi.

INT. STADION BADMINTON 'NA FOUNDATION' - MORNING

(LIMA TAHUN KEMUDIAN)

Terlihat anak-anak kecil sedang berlatih badminton. Fajri sedang mengevaluasi mereka satu persatu.

FAJRI

Ayo, semuanya istirahat makan siang!

Fajri berjalan ke pinggir lapangan. Terlihat Marvin sedang duduk memerhatikannya dari tadi.

MARVIN

Jadi, si Putri udah masuk timnas?

Fajri duduk di samping Marvin.

FAJRI

Ya, minggu lalu.

Mereka tersenyum.

MARVIN

Gak nyangka ya, Ri. Akhirnya gue jadi investor dan lo punya akademi sendiri.

FAJRI

Semuanya berkat lo. (beat) Dan Nana.

Marvin tersenyum kecil.

Mereka berdua saling menatap, lalu tertawa.

MARVIN

Ayo kita janji, Ri. Kita gak akan suka sama cewek yang sama lagi. Gue gak mau kisah cinta dan persahabatan kita akan berakhir tragis.

FAJRI

Berakhir kayak Nana?

Marvin memelototinya.

FAJRI

Oke.

Dari belakang mereka, Laura datang membawa kedua bekal.

LAURA

Ayo, makan siang dulu. Gue udah masak, nih.

Spontan Fajri dan Marvin menghampiri Laura.

FAJRI DAN MARVIN

Oke, Ra!

Fajri dan Marvin saling menatap.

FAJRI

Jangan bilang kalo lo juga...?

MARVIN

Shit, lo juga?

Tiba-tiba terdengar suara teriakan Laura. Fajri dan Marvin berlari ke arahnya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar