Lebih Dari Egoku
14. Hari ke-7 (Part 2)

SCENE 38 EXT, PINGGIR JALAN, MALAM

Kanza terlihat berjalan menghindari Gio yang terus mengejarnya di belakang.

Gio : "Kanza...! Kanza...! Tunggu...!" Teriaknya dari arah belakang. Dan tak lama ia berhasil menarik salah satu lengan gadis itu.

Langkah Kanza terhenti dan kini menghadap ke arah Gio.

Kanza : "Mau apa lagi sih lo?" Wajahnya terlihat kesal.

Gio : Menatap Kanza dalam. "Gue sayang sama Lo Kanza." Mencoba menghambur ke pelukan Kanza. Namun Kanza mencoba memberontak.

Kanza : "Gio, ini enggak bener, Lo tahu, gue cuma nganggep Lo sebagai sahabat. Dan gue enggak suka cara Lo mainin perasaan temen-temen gue, Putri dan Fira." Bicara dengan nada marah.

Gio : "Ya... Harusnya kalo Lo enggak mau gue mainin mereka, Lo harusnya trima gue. Gue itu udah nunggu Lo dari lama banget, bahkan dari Lo sama Dean. Dan asal Lo tahu, gue yang bujukin Dean buat selingkuh."

Kanza : "Apa??!" Terkejut. Nafas Kanza langsung tersengal seolah kehilangan oksigen di sekitarnya. "Gue enggak nyangka Lo kayak gini, Lo itu egois tahu enggak, Lo itu sakit."

Gio : "Terserah Lo mau ngomong apa, tapi gue enggak rela aja Lo Deket sama cowok lain. Lo lagi Deket sama yang namanya Rega kan?" Bertanya dengan nada mengancam.

Kanza : "Lo mau apa? Lo jangan macem-macem." Balik mengancam.

Gio : Tersenyum sinis. "Kalo Lo mau gue enggak macem-macem. Kali ini Lo harus turutin kemauan gue."

Kanza : Membeku di tempat. Wajahnya terlihat bingung dan ketakutan. Gio tak tinggal diam. Dia segera mengambil kesempatan.

Gio : Tersenyum lembut. "Gue sayang Lo Kanza." Meraih tubuh Kanza ke dalam pelukannya. Kemudian membelai rambut gadis itu lembut.

INTER CUT

Di saat yang bersamaan, dari kejauhan, Putri dan Rega menyaksikan pemandangan itu dari balik kaca jendela mobil. Putri menutup mulutnya sendiri merasa tak percaya. Matanya pun sudah mulai berkaca-kaca.

Putri : "Pak... Sebaiknya kita pulang sekarang aja." Berkata sedikit histeris.

Rega : "Tapi...."

Putri : "Pak... Tolong, saya pingin pulang sekarang juga." Potongnya sambil menatap Rega dengan wajah marah sekaligus sedih.

Rega : Mengangguk. "Oke..." Perlahan mulai menyalakan mesin mobilnya kembali dan melaju.

INTER CUT

Kanza : Mendorong tubuh Gio sekuat tenaga. "Gue benci sama Lo. Lo sakit." Ucapnya seraya mengusap air matanya. Setelahnya berlari ke seberang jalan.

CUT TO

MAIN TILTE

Hari ke-8

FADE IN

Terlihat cahaya matahari yang perlahan makin terang di antara pepohonan.

SCENE 39 INT, KOST KANZA, PAGI

Terlihat Putri yang sedang mencuci gelas di wastafel dengan wajah cemberut.

Kanza : "Hei... Pagi." Sapanya ceria sembari menuangkan segelas air di dispenser.

Putri : Diam tak menyahut dan berjalan melewati Kanza begitu saja.

Kanza merasa ada yang aneh dnegan sahabatnya itu. Di ikutinya langkah Putri sampai ke meja makan.

Kanza : "Put... Lo lagi kenapa sih? Gue nyapa di cuekin aja. Lagi PMS Lo ya?" Selorohnya.

Putri : Tetap memlilih diam. Menarik kursi, duduk dan mulai mengolesi roti dengan margarin.

Kanza : Menarik nafas. Mulai tidak sabar. "Put, kalo ada masalah ngomong dong, jangan diem kayak gini."

Putri : Menghentikan aktivitasnya. Kini menatap Kanza dengan sorot mata tajam. "Gue itu males aja, ngomong sama orang munafik kayak Lo." Sergahnya kesal.

Kanza : Emosinya jadi sedikit tersulut. "Maksud Lo apa ngomong kayak gitu? Siapa yang munafik?"

Putri : "Oh... Jadi gue perlu jelasin juga? Iya? Lo sadar enggak sih, Lo itu serakah, gue enggak nyangka aja. Semua cowok mau Lo embat. Parah." Sahutnya sinis.

Kanza : Menggeleng tak mengerti. "Put... Pasti Lo lagi salah paham. Gue beneran enggak ngerti maksud Lo apa."

Putri : "Udah deh, enggak usah pura-pura polos. Gue semalem liat dengan mata kepala gue sendiri Lo peluk-pelukan sama Gio. Itu namanya apa kalo bukan serakah? Lo kan tahu gue suka Gio, dan Lo juga lagi Deket sama pak Rega. Tapi Lo malah kayak gitu di belakang gue. Temen macam apa lo!" Mulai kalap.

Kanza : "Put... Lo salah paham oke, gue bisa jelasin. Gue...."

Putri : " Stop! Enggak usah kebanyakan ngeles. Gue juga denger kok waktu Gio bilang sayang sama Lo. Tapi caranya enggak gini juga kali. Lo bohongin gue, Lo ketemuan diem-diem sama Gio. Lo udah bikin gue kelihatan kayak orang bego tahu enggak."

Kanza : "Sumpah Put... Gue enggak ada maksud kayak gitu."

Putri : "Cukup Kanz, gue enggak mau denger apa-apa dulu dari Lo. Gue mau sendiri dulu." Langsung berlari ke arah kamarnya.

Putri masuk ke dalam kamar dan menguncinya. Kanza menyusul. Dan mengetuk-ngetuk pintunya.

Kanza : "Put... Plies dengerin penjelasan gue dulu. Lo salah paham sama gue."

Putri : Menangis di balik pintu kamar. "Udah kanz, tinggalin gue sendiri!!" Perintahnya kalap.

Kanza : "Put...." Wajahnya terlihat sedih dan menyesal.

CUT TO

SCENE 39 INT/EXT, ATAP GEDUNG PERKANTORAN REGA

Kanza dan Rega janjian ketemuan di kantor Rega saat jam makan siang. Dan sekarang mereka sedang berbincang di atap gedung dengan berdiri bersebelahan menatap ke hamparan luas kota Jakarta yang ada di bawah sana. Dan cuaca kebetulan sedikit mendung siang itu.

Kanza : "Maaf ya, seharian kemarin saya tiba-tiba enggak ada kabar dan enggak angkat telepon maupun bales pesan kamu." Menoleh ke arah Rega dan tatapanya sedikit merasa bersalah.

Rega : Tersenyum. "Iya... Enggak apa-apa, santai aja." Kanza merasa lega dan tersenyum mendengarnya. "Dari tadi kamu kok kelihatan murung gitu. Ada masalah apa? Cerita aja sama aku, siapa tahu aku bisa bantu."

Kanza : Menggeleng pelan. "Sebenernya, saya orang yang enggak suka harus cerita masalah pribadi saya ke orang lain. Tapi..." Menjeda kalimatnya. "Tapi... Saya cuma bingung aja sekarang, tiba-tiba Putri marah sama saya dan enggak mau dengerin penjelasan saya."

Rega : "Oh... Jadi itu masalahnya, pasti gara-gara semalem."

Kanza : Menatap Rega heran. "Kok kamu tahu?"

Rega : "Ya... Karena semalem Putri maksa minta pergi sama aku buat cari kamu, dan dia liat kamu lagi pelukan sama seorang cowok. Dia langsung kelihatan sedih gitu, terus nagajak pulang." Jelas Rega dan kini Kanza paham masalahnya apa.

Kanza : "Ya... Putri salah paham, aku enggak ada hubungan apa-apa sama Gio. Perasaan aku ke Gio pure cuma sahabatan, enggak lebih."

Rega : "Tapi cowok itu suka sama kamu kan? Terus kamu enggak tega ngomongnya ke Putri. Jelas Putri marah karena kamu udah enggak jujur sama dia. Dimana-mana namanya persahabatan itu harus saling terbuka. Enggak boleh ada yang di tutup-tutupi. Tapi aku percaya sih, Putri lambat laun juga pasti akan paham dan maafin kamu, dia akan tahu kenapa kamu terpaksa negelakuin itu. Sekarang dia cuma lagi sedih aja dan butuh waktu sendiri. Jadi kamu juga harus pahami dia dan enggak harus maksa dia buat dengerin penjelasan kamu. Sabar aja. Serahin semuanya sama waktu. Nanti semuanya juga bakal baik-baik aja kok." Jelas Rega bijaksana.

Kanza : Tersenyum dan merasa terkesan. "Ternyata kamu orangnya bijaksana juga yach?"

Rega : Turut tersenyum. "Maksudnya apa nih? Sebelumnya kamu ngira aku orangnya gimana?"

Kanza : Terkekeh sendiri. "Enggak... Bukan apa-apa, lupain aja."

Rega : "Tuh kan... Kamu orangnya emang suka main rahasia-rahasiaan." Turut terkekeh. "Enggak apa-apa... Bilang aja, menurut kamu aku ini orangnya gimana?"

Kanza : Menggeleng. "Beneran nih enggak apa-apa? Nanti kamu marah lagi."

Rega : Menggeleng merasa tak keberatan.

Kanza : "Oke... Menurut aku kamu itu orangnya baik, manis, sopan, romantis, tapi..."Kanza sengaja menjeda kalimatnya agar Rega penasaran.

Rega : "Tapi apa?" Menatap Kanza penuh harap.

Kanza : "Tapi boong..." Kanza terkekeh geli sendiri.

Rega : "Huh... Dasar. Bisa juga ya kamu becanda." Mengacak pucuk kepala Kanza gemas. Lalu mereka saling tatap masih dengan tersenyum. Wajah Rega perlahan mendekat. Namun tiba-tiba gerimis turun.

Kanza langsung menengadahkan tangannya ke atas merasakan tetesan-tetesan langit yang berubah semakin besar.

Kanza : "Hujan..."

Rega : Sigap melepas jas nya dan mulai menutupi kepalanya dan kepala Kanza dengan jas tersebut. Jarak keduanya makin dekat. Mereka pun segera berlari dari sana mencari tempat untuk berteduh.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar