Lebih Dari Egoku
8. Hari ke-3 (Part 2)

SCENE 22 INT/EXT, DALAM MOBIL DAN PERJALANAN

Kanza terpaksa mengantar Rega pulang ke rumah dengan membawa mobil pria itu. Rega yang merasa sakit di bagian wajahnya, beralasan tidak bisa menyetir mobil sendiri dan meminta untuk Kanza mengantar pulang.

Rega : "Aduuhh... Ini sakit banget." Pura-pura kesakitan sembari memegangi pipinya yang tampak memar.

Kanza : Sibuk fokus menatap jalanan di depannya. "Yaudah... Gimana kalo kita ke rumah sakit aja." Ucap Kanza panik.

Rega : Buru-buru menolak. "Eh... Jangan, saya enggak apa-apa kok. Maksudnya, saya cuma pingin istirahat saja di apartement saya. Nanti biar saya sendiri saja yang kompres memarnya."

Kanza : Karena memang sifat dasarnya naif, jadi dia mempercayai saja perkataan Rega. "Oh... Oke." Menatap Rega sebentar lalu kembali fokus lagi menatap ke jalanan di hadapannya.

CUT TO

SCENE 23 INT/EXT, APARTEMENT REGA

Terlihat mobil yang di tumpangi Kanza dan Rega yang sudah mulai memasuki areal pelataran sebuah Apartement.

INTER CUT TO

Kanza dan Rega sudah ada di dalam apartement Rega.

Rega terlihat sudah duduk di sofa dengan wajah pura-pura meringis kesakitan.

Kanza baru saja keluar dari arah dapur dengan baskom berisi es batu dan satu handuk kecil di tangannya.

Kanza : "Maaf ya kalo saya lancang, saya temuin barang-barang ini di dapur, jadi saya pikir, ini bisa membantu."

Rega : "Maaf ya,saya malah jadi ngerepotin kamu, aku bisa kok ngompres sendiri memarnya."

Kanza : Menggeleng cepat. "Enggak kok, sama sekali enggak ngerepotin, kamu jadi begini kan gara-gara saya." Sahutnya sembari meletakkan beberapa es batu ke dalam handuk kecil. "Maaf... Bentar-bentar...." Tangan Kanza mulai bergerak menempelkan benda tersebut ke pipi dan sudut bibir Rega yang memar.

Rega : "Aughh..." Meringis kesakitan.

Kanza : "Maaf... Maaf, Sakit ya? Tahan sedikit ya? Kalo enggak gitu nanti lukanya makin bengkak." Sembari mencoba mengulangi hal yang sama namun kali ini lebih hati-hati.

Sedangkan Rega kembali menatap Kanza dengan instens sembari tersenyum tipis.

Kanza : "Masih sakit enggak?"

Rega : Menggeleng pelan, kemudian tangannya bergerak meraih tangan Kanza yang ada di pipinya bermaksud menghentikan aktifitas gadis itu.

Kanza menatap Rega ragu, wajah pria itu perlahan makin mendekat ke wajahnya, sebelum Kanza mulai terhanyut dan terbuai. Kanza buru-buru menyadarkan dirinya sendiri. Ia buru-buru membuka matanya kembali yang sempat ingin terpejam. Dan di saat yang bersamaan tiba-tiba ponsel Kanza yang di letakkan di meja depan sofa berdering.

Kanza segera memalingkan wajahnya tepat di saat sebelum bibir Rega benar-benar menempel di bibirnya.

Kanza : "Maaf... Ada telepon." Ujar Kanza sembari tersenyum canggung pada Rega, lalu tangannya dengan cepat meraih ponselnya yang ada di atas meja, beranjak berdiri dan menerima panggilan teleponnya.

Saat Kanza mulai bicara di teleponnya, wajah Rega terlihat kesal karena sudah kehilangan kesempatan untuk mencium bibir gadis itu.

Kanza : "Maaf... Sepertinya saya harus pergi sekarang juga." Ujar Kanza pada Rega seusai mengakhiri panggilan telephonnya.

Rega tak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa mengangguk mengiyakan, ia akhirnya membiarkan gadis itu pergi dari apartemennya yang berarti lepas dari cengkramannya.

Rega : Mengantar Kanza hingga ke pintu utama "Kamu hati-hati ya di jalan, maaf 'Aku' enggak bisa nganterin."

Kanza : Mengangkat kedua alisnya saat menyadari Rega mengganti kata yang harusnya 'saya' menjadi 'aku'. "Iya... Enggak apa-apa, kamu istirahat aja. Bye...!" Lanjutnya dengan suara ceria.

Rega menutup pintu apartemennya kembali ketika Kanza sudah berlalu. Wajahnya tersenyum sambil mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Selembar kertas kecil berisi catatan.

BCU (BIG CLOUS UP) PADA TULISAN DI KERTAS

List kegiatan Rega :

1. Setiap hari lari pagi di taman asri.

2. Makanan kesukaan bubur ayam

3.....

Nomer list selanjutnya tidak di sorot.

Rega tersenyum menatapi lembaran kertas itu.

CUT TO

SCENE 24 INT,KOST KANZA, SIANG

Kanza yang tampak baru saja sampai di kost nya. Meletakkan bungkusan warna putih di atas meja pesanan dari temannya--Putri.

Kanza : "Udah di bela-belain di beliin, malah sekarang enggak ada di kost-san tuh anak. Huft..." Kanza bergumam pada diri sembari menghela nafas berat. "Tapi untung tuh anak nelpon di saat yang tepat."

CUT TO FLASH BACK

Kanza teringat adegan saat dirinya hampir saja berciuman dengan Rega.

CUT BACK TO

Kanza : menggelengkan kepalanya sedikit kuat. "Aduuh... Mikirin apaan sih gue." Kemudian matanya seolah teringat sesuatu. Ia berjalan ke meja kerjanya dan mulai membuka laptopnya. Saat ia hendak mengetikkan sesuatu. Tiba-tiba matanya kembali terlihat seolah sedang mengingat-ingat sesuatu. Ia pun beranjak berdiri dan segera meraba-raba kantong celananya, kemudian merogohnya dan tidak menemukan yang ia cari. Ia juga berusaha mencari ke saku sweeternya, namun benda yang dia cari tetap tak ketemu. "Gue taruh dimana ya? Perasaan tadi gue kantongin. Tapi kemana? Apa mungkin jatuh pas lari pagi tadi ya?" Matanya terlihat mulai menimang-nimang.

DISOLVE TO FLASH BACK

Kanza terlihat sedang mengambil HP dari saku sweeternya dan tanpa sengaja kertas kecil dari dalam sakunya turut terjatuh. Dan saat Kanza mulai pergi dari tempatnya, seseorang terlihat sedang memungut kertas tersebut.

CUT BACK TO

Kanza : "Masa iya sih jatuh kertasnya?" Kanza menepuk jidatnya sendiri merasa menyesal. "Berati gue harus nelpon Fira buat minta salinannya lagi." Buru-buru mengeluarkan HPnya dari saku sweeter dan mulai menghubungi Fira.

Bunyi telepon (SO) : Tut... Tut ... Tut...

Kanza Cont'd : "Kemana sih ini orang, di telpon malah di matiin teleponnya, sok sibuk banget. Mending gue datengin aja ke kantornya." Beranjak berdiri dari duduknya dan hendak berjalan keluar kamar....

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Ketauan dong rencananya kanza
3 tahun 1 bulan lalu