Lebih Dari Egoku
10. Hari ke-5

MAIN TITLE

HARI KE-5

SCENE 28 INT, RESTORANT, MALAM

Kanza dan Rega sudah ada di dalam restorant dan duduk berhadap-hadapan. Kanza terlihat sedikit gugup dan canggung, sedangkan Rega selalu mengembangkan senyum mempesonanya.

Seorang pelayan pria datang menghampiri mereka.

Pelayan : "Mau pesan apa, mas, mbak?" Ujarnya ramah.

Rega : "Saya pesan seperti biasanya saja." Tersenyum. "Sirloin steak dowbel whit brown sauce dan minumnya lemon tea tanpa gula."

Pelayan : "Oke mas." Mencatat di buku kecilnya. "Kalo mbaknya?" Beralih menatap Kanza.

Kanza : Gugup, tapi buru-buru ia tutupi dengan tersenyum. "Aku... Samain aja deh pesanannya sama kayak..." Kanza menjeda kalimatnya. "Rega..." Lanjutnya dengan sedikit ragu. Rega menatapnya tersenyum.

Pelayan : "Oke... Di tunggu ya." Tersenyum kemudian berlalu.

Rega : Menatap lekat ke arah Kanza. "Kamu suka steak juga?"

Kanza : "Ya... Lumayan."

Rega : "Jawaban kamu enggak meyakinkan. Pasti kamu suka ngasih harapan yang enggak pasti ya ke cowok?"

Kanza : Kaget, tapi buru-buru menormalkan kembali ekspresinya. "Haaa... Maksudnya? Apa hubungannya?" Kanza terlihat kebingungan.

Rega : Terkekeh kecil. "Kamu itu lucu banget ya? Aku kan cuma bercanda."

Kanza : Mengangkat alis canggung. "Oh... Hehe,bacanda ya?" Memaksa turut terkekeh. Hening sesaat.

Kanza teringat kata-kata Putri saat kemarin mereka konsultasi di kamar Putri.

FLASH BACK

Putri (VO) : "Pokoknya Lo harus bisa menjadi teman yang menyenangkan untuk si playboy. Bikin dia nyaman, meski gimana seorang playboy juga manusia. Dia juga punya hati. Kalo dia merasa nyaman sama seseorang, pasti dia juga akan menetap.

Kanza (VO) : "Caranya?"

Putri : "Lo tetap harus jadi diri Lo sendiri, tapi kalo mau ikutin saran gue, Lo bisa jalin kedekatan emosional sama dia lewat obrolan yang menyenangkan."

FLASH BACK CUT TO

Kanza Cont'd : "Saya punya tebakan." Kata Kanza tiba-tiba.

Rega : "Apa... Apa?" Pura-pura antusias dan menatap ke arah Kanza.

Kanza : "Binatang apa yang namanya satu huruf aja?"

Rega : "itu sih gampang, 'G' ajah."

Kanza : "Haaa... Kok bisa tau sih?! Mendengus.

Rega : Terkekeh keci. "Sekarang giliran aku yang kasih kamu tebakan. Gimana?"

Kanza : Matanya tampak berpikir sebentar. "Boleh..." Menjawab ragu-ragu.

Rega : "Tapi kalo jawaban kamu salah, habis ini kamu harus temenin kemana pun aku mau. Gimana?"

Kanza : Menggigit bibir bawahnya ragu. "Tapi jangan ke tempat aneh-aneh ya?" Sergah Kanza dengan wajah khawatir.

Rega : Terkekeh geli. "Enggak kok, tenang aja, kamu jangan nethink gitu dong. Gini-gini aku tuh cowok baik-baik."

Kanza : "Tapi, kalo aku bisa jawab gimana?"

Rega : Tersenyum menawan. "Kamu boleh minta apapun dari aku."

Kanza : "Hem... Oke...!"

Rega : "Menurut kamu, hujan itu jatuh apa turun?"

Kanza : Matanya terlihat berpikir. "Em... Jatuh mungkin." Jawabnya ragu.

Rega : Tersenyum. "Salah, hujan itu turun, yang jatuh itu aku, di hatimu."

Kanza : Speechless. Terpaku tak bisa berkata apa-apa.

Beruntung pelayan datang menyelamatkan suasana canggung itu.

Pelayan : "Ini pesanannya, silahkan di nikmati." Sembari meletakkan makanan di atas meja.

Mata Rega dan Kanza saling melirik.

Tak lama sang pelayan berlalu.

Rega : "Kamu kalah, bearti kamu harus turutin kemauan aku. Abis ini kamu harus ikut aku ke suatu tempat. Enggak boleh nolak."

Kanza : Menelan salivanya. "Kamu serius? Kalo aku enggak mau gimana?"

Rega : "Kalo gitu kamu harus bayar denda ke aku."

Kanza : "Denda apa?" Muka polos.

Rega : Tersenyum penuh arti sembari menatap lekat Kanza. "Denda buat nemenin aku seumur hidup kamu."

Kanza : Wajahnya seketika merona. "Ada-ada aja kamu. Mana saya mau lah." Menjawab sok cuek.

Rega : Terkekeh sedikit lebar. "Haha... Ya kalo gitu pilihannya bearti kamu harus temenin aku malam ini ke suatu tempat."

Kanza : Matanya seperti terlihat ragu. Tidak menjawab.

Rega : "Tenang aja, aku enggak gigit kok." Tersenyum.

Kanza : "Ya... Saya kan enggak tahu isi kepala kamu. Lagian kita baru kenal. Saya juga enggak mau kalo di cap cewek gampangan." Sahut Kanza jujur.

Rega : Menatap terkesan. "Pemikiran kamu boleh juga, tapi kamu juga jangan mikir aku bakal macem-macem. Aku cuma mau nunjukin tempat bagus sama kamu."

Kanza : "Jaminannya apa kalo kamu enggak bakal ngapa-ngapain saya?" Sergah Kanza lagi.

Rega : Terkekeh geli. "Oke... Dari pada kita berdebat terus, gimana kalo kita makan dulu." Mengalihkan pembicaraan. Dan mulai memotong daging steak dan menyuapkannya ke dalam mulut.

Kanza mengikuti apa yang di lakukan Rega.

Rega : "Aku cuma mau ngajak ke suatu tempat, nanti kamu juga bakalan suka tempat itu, aku janji cuma sebentar aja. Pleas." Ucapnya di sela-sela makannya dengan mata memohon dan itu membuat hati Kanza sedikit melunak.

Kanza : "Tapi beneran Yach, bentar ajah. Awas loh kalo macam-macam." Ancam Kanza dan itu malah membuat Rega terkekeh.

Rega : "Kamu galak banget sih, nanti manisnya ilang loh."

Wajah Kanza lagi-lagi terlihat merona. Namun ia pura-pura memasang wajah senormal mungkin. Meraih segelas lemon tea di atas meja dan menyeruputnya sembari mengedarkan pandangan ke segala arah. Pura-pura tak mempedulikan perkataan Rega.

Rega : "Eh... Bentar deh, itu ada noda di bibir kamu." Menunjuk sudut bibirnya sendiri memberi isyarat.

Kanza : "Mana... Mana?" Kanza meraba-meraba sudut bibirnya tapi di bagian yang tidak ternoda.

Rega : Tersenyum. Kemudian meraih sorbet dan tangannya bergerak me-lap bibir Kanza lembut. Kanza terpana. "Maaf ya... Udah lancang." Lanjut Rega sopan setelah selesai dengan aksinya.

Kanza : Mengangguk canggung. "Oh... Iya, enggak apa-apa."

Kanza makin terlihat salah tingkah karena Rega tak hentinya menatapnya seraya tersenyum.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar