Lebih Dari Egoku
13. Hari ke-7

MAIN TILTE

HARI KE-7

FADE IN

Langit yang tadinya gelap, kini perlahan berubah terang kembali di atas kota Jakarta.

SCENE 34 INT, KOST KANZA, PAGI

Kanza terlihat duduk di ruang tivi dan sedang fokus dengan layar laptopnya. Sedangkan Putri terlihat baru saja keluar dari kamarnya, berjalan menuju meja makan dan menuang segelas air putih.

Putri : Berjalan ke ruang tivi dan membanting dirinya sendiri ke sofa, duduk di sebelah Kanza. "Ngerjain apaan sih, serius amat." Tegurnya.

Kanza : "Biasalah, nulis artikel, kayak enggak tau aja kerjaan gue." Sahut Kanza tanpa mengalihkan pandangannya pada layar laptop. Dan jarinya juga terlihat masih sibuk mengetik.

Putri : "Ya... Maksud gue, Lo kerajinan amat, ini kan masih pagi dan apalagi ini weekend, nyantai dikitlah..."

Kanza : Terkekeh. "Gue udah nyantai mulu kali tiap hari. Ini mumpung gue lagi mood aja. Entar siang gue pingin tidur sepuasnya."

Putri : "Eh... Btw ini kan weekend, Lo gak joging gitu di taman asri buat nemenin si buaya?"

Kanza : Langsung menghentikan aktivitasnya di layar laptop, dan kini menoleh ke arah Putri. "Hem... Kata Lo gue harus bisa tarik ulur hati tuh cowok. Jadi hari ini strategi gue adalah, pingin enggak hubungin dia seharian. Pokoknya dia enggak boleh tahu apapun tentang kabar gue hari ini."

Putri : Matanya terbelalak lebar. "Wah... Kayaknya temen gue yang mantan bucin ini sekarang ada kemajuan pesat nih." Selorohnya.

Kanza : Menautkan kedua alisnya. "Heh... Maksudnya apa nih?" Pura-pura marah.

Putri : Tertawa cekikikan. "Sekarang Lo udah mulai jago mainin perasaan cowok."

Kanza : "Dia malah ketawa... Bukannya ini juga ajaran sesat dari Lo." Sergah Kanza kesal.

Putri : "Heuh... Mana ada, ati-ati Lo nanti kena karma, bisa-bisa Lo yang bucin lagi sama tuh buaya." Ledeknya lagi.

Kanza : "Idih... Mana mungkin, dia juga jahat suka mainin cewek."

Putri : "Untung gue sukanya bukan sama buaya, tapi sama pangeran Gio yang baiiiiikkk hatiiii banget." Merasa antusias sendiri.

Kanza : Memandang gusar ke arah Putri. "Lo seyakin itu ya sama Gio?" Tanyanya ragu-ragu.

Putri : "Iyalah... Gio itu romantis banget, dan dia bilang ke gue, gue adalah cewek satu-satunya yang saat ini bisa bikin dia nyaman, aduuuh... So sweet banget enggak sih... jelas dia itu pasti orangnya setia." Masih bicara dengan nada antusias.

Kanza : Wajahnya terlihat bimbang, ia tidak tega jika harus memberi tahu kenyataan yang sebenarnya pada Putri. "Oh... Gitu ya?" Mengangguk-anggukan kepala.

Tiba-tiba slide bayangan saat Gio menyatakan perasaan padanya kemarin, juga Gio yang dua kali kepergok jalan berdua bareng Fira membayang di kepalanya.

Kanza Cont'd : "Tapi kalo misalnya Gio ternyata buaya juga gimana?" Lanjutnya dengan nada suara hati-hati.

Putri : "Heh... Maksudnya apa ngomong begitu? Kan dia temen Lo, kok Lo malah jelek-jelekin dia sih." Protesnya tak terima.

Kanza : Sedikit gelagapan. " Ya bukan gitu, kan gue cuma bilang misalnya." Berkilah.

Putri : "Ya... Ya... Enggak mungkinlah Gio kayak gitu. Dari awal gue lihat dia, dia aja setia kawan banget sama Lo, jadi mana mungkin dia orang yang suka mainin perasaan cewek. Enggak... Pokoknya pangeran Gio bukan orang yang kayak gitu. Gue yakin itu." Menyangkal dengan yakin.

Kanza (VO) : "Semoga aja dugaan Lo bener put, dan dugaan gue yang salah." Menatap iba ke arah Putri.

CUT TO

SCENE 35 INT, APARTEMENT REGA, PAGI

Terlihat Rega yang sudah siap dengan pakaian olahraga , seperti biasa, dia akan joging setiap weekend. Ia mencoba menghubungi Kanza via telpon,tapi gadis itu tak kunjung jua mengangkat panggilan teleponnya.

Merasa sedikit putus asa, ia pun mengetikkan satu pesan singkat pada Kanza.

BCU (BIG CLOSE UP)

("Hai... Kamu kemana aja? Dari semalam di hubungi enggak bisa? Aku kangen kamu.")

Setelahnya Rega pergi berjalan ke arah pintu keluar.

INTER CUT

BUNYI NOTIFIKASI PESAN DI PONSEL (SO) : "Ting...."

Kanza yang daritadi sibuk mengetik di layar laptop, kini mengalihkan perhatiannya pada ponsel. Ia melihat pesan Rega hanya dari notif by phone. Agar Rega tidak tahu kalo dia sudah membaca pesannya.

Kanza (VO) : Tersenyum sendiri. "Sebenernya gue juga kangen... Tapi...." Tiba-tiba Kanza seolah tersentak. Ia pun buru-buru menggeleng kuat. "Enggak... Enggak... Apaan sih gue ini. Gue enggak boleh ada perasaan apapun sama dia." Lanjutnya penuh tekad.

CUT TO

FADE OUT

Langit yang tadinya cerah, kini berubah gelap di atas langit kota Jakarta.

SCENE 36 INT, KOST KANZA. MALAM

Kanza terlihat mondar mandir di dalam kamarnya sambil memegangi ponsel.

Kanza : "Hubungi sekarang, atau besok aja ya?" Gumamnya bimbang pada diri sendiri.

INTER CUT

Rega juga terlihat melakukan hal yang sama, ia bangkit berdiri dari rebahannya, menilik layar ponselnya, tak ada satu pun notif dari Kanza. Wajahnya terlihat frustasi. Senyum Kanza terus membayang di benaknya. Rega memilih rebahan lagi dan menutup wajahnya sendiri dengan bantal.

INTER CUT

Kanza beralih dari posisi berdirinya menjadi duduk di tepian ranjang. Iya kembali menilik layar ponselnya. Tiba-tiba satu notif pesan masuk.

Wajahnya terlihat berpikir sebentar, setelahnya ia beranjak berdiri bergegas untuk bersiap-siap.

Kanza terlihat baru keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi. Di ruang tivi ia berpapasan dengan Putri yang sedang asik menonton.

Putri : "Cie... Yang mau malem mingguan?" Ledeknya. "Pasti sama si kadal buntung ya?" Lanjutnya sembari Terkekeh.

Kanza : Mendadak terlihat gugup dan kikuk. Lebih tepatnya, ia merasa tidak enak. "Em... Gue duluan Yach, bye." Kanza buru-buru berlalu.

Putri : "Bye... Have fun ya?!" Sahut Putri tanpa rasa curiga.

Putri cont'd : "Hemm... Gio kemana Yach, kok dia enggak bales pesan gue sama sekali." Keluhnya sambil menatapi layar ponselnya.

CUT TO

SCENE 37 INT/EXT, KOST KANZA, MALAM

Suara pintu di ketuk (SO) : Tok... Tok... Tok....

Putri : Berjingkat girang. "Jangan-jangan itu Gio, mau ngasih kejutan... Yeyyy..." Bergumam pada diri sendiri. "Ya... Tunggu bentar." Teriaknya sembari berdiri dan mulai melangkah ke pintu utama.

Putri membuka pintu perlahan, dan tidak mendapati Gio disana, melainkan sosok Rega.

Rega : Tersenyum. "Sorry ganggu, Kanzanya ada?"

Putri : Menatap Rega bingung. "Loh bukannya Kanza tadi mau pergi sama bapak ya?"

Rega : "Hah... Maksudnya?" Rega juga terlihat bingung sekarang.

Putri : "Ya... Tadi Kanza pergi, saya pikir dia mau ketemuan sama bapak." Jelasnya lagi.

Rega : Tersenyum. "Kalo dia pergi sama saya, ngapain sekarang saya ada di sini?"

Putri : Terlihat linglung. "Em... Iya juga sih, tapi sekarang Kanza nya lagi keluar...."

Rega : Berpikir sebentar. "Oh... Kalo gitu saya permisi aja deh, saya mau cari Kanza."

Putri : Wajahnya menunjukkan firasat tidak enak. "Eh... Pak, pak... Tunggu."

Rega yang sudah hendak berlalu, kini membalikkan badan menghadap ke arah Putri lagi.

Putri : "Saya boleh ikut cari Kanza enggak pak?" Bertanya ragu-ragu. "Boleh ya... ya...." Bujuknya kemudian.

Rega : Menatap ragu sebentar. Namun akhirnya mengangguk setuju.

Putri : "Oke... Kalo gitu saya ganti baju bentar, bentar aja kok enggak lama."

Rega mengangguk.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar