Lebih Dari Egoku
12. Hari ke-6

MAIN TITLE

HARI KE-6

FADE IN

Langit yang tadinya gelap, perlahan menjadi terang di atas kota Jakarta.

SCENE 30 INT, KOST KANZA, PAGI

Kanza terlihat sedang menikmati sarapan paginya di meja makan, di temani Gio yang juga sudah ada disana. Sedangkan Putri masih terlihat sibuk berdandan di kamarnya. Kedatangan Gio bermaksud untuk mengajak Putri ke kantor sama-sama.

Kanza : "Gio... Lo udah jadian ya sama Putri?" Tanya Kanza santai sembari menyuapkan potongan roti isi ke mulutnya.

Gio : Tersenyum malu seraya menggeleng pelan. "Belum..."

Kanza : "Bukannya gue mau keppo nih ya? Tapi Lo suka sama Putri?" Kini matanya memberi perhatian penuh meski mulutnya masih sibuk mengunyah makanan.

Gio : "Kenapa? Lo cemburu?" Goda Gio sembari terkekeh geli.

Kanza : Memutar bola mata malas. "Ngapain juga gue cemburu sama Lo, kita kan udah sahabatan dari kecil, dan enggak mungkin..." kalimatnya terputus karena di sela oleh Gio.

Gio : "Kanza, gimana kalo kenyataanya, selama ini gue punya perasan enggak biasa ke lo?" Menggenggam satu tangan Kanza di atas meja. Dan matanya menatap serius ke arah Kanza.

Kanza dan Gio saling menatap untuk beberapa detik.

Kanza : "Maksud Lo apa?" Menatap bingung ke arah Gio sembari berusaha melepaskan genggaman tangan Gio. Namun Gio buru-buru menggenggamnya lagi.

Gio : "Jadi, apa kurang jelas semua perhatian gue selama ini ke lo?" Masih dengan menatap lekat.

Kanza : Menggeleng bingung. "Lo ngomong apa sih, mendadak ngomong gini, becanda Lo enggak lucu deh."

Gio : Menghela nafas berat. "Coba lihat baik-baik, apa gue kelihatan lagi becanda?" Nada suaranya mulai kesal.

Kanza : Raut wajahnya terlihat semakin gusar. "Ya... Tapi kan... Kita..." Bicara terbata-bata.

Putri : "Gue... Udah rapih nih, berangkat yuk?" Tiba-tiba terdengar suara Putri yang baru saja keluar dari kamarnya.

Kanza buru-buru menarik tangannya dari genggaman Gio. Putri sudah muncul di hadapan mereka dengan wajah ceria.

Putri: "Loh... Kalian kenapa tiba-tiba diem-dieman gitu? Hem... Pasti kalian abis ngomongin gue ya?" Seloroh Putri dengan wajah cerianya.

Kanza : "Enggak kok, kita enggak lagi ngomongin Lo kok." Sahutnya dengan waja tegang.

Putri : Tertawa cekikikan. "Yaelah... Gue juga becanda kali. Kenapa muka Lo tegang gitu?"

Gio : "Put... Mending kita cabut sekarang yuk, daripada telat, Lo ada meeting pagi kan hari ini?" Tersenyum, mencoba mengalihkan perhatian.

Putri : "Ya... Tapi, gue mau sarapan dulu sebentar." Menatap ke arah Gio yang kini sudah beranjak berdiri.

Gio : "Udah tenang aja, gue selalu sedia sarapan kok di mobil, kayaknya cukup deh buat kita berdua." Tersenyum lagi.

Putri : Wajahnya sekita merona merah. "Ih... Pangeran so sweet banget sih, yaudah nanti aku yang suapin kamu Yach... Yach... Kan kamu nyetir." Berkata dengan nada antusias.

Gio : Melirik ke arah Putri sebentar. "Ya... Boleh." Berkata dengan nada selembut mungkin pada Putri.

Putri : "Yaudah... Kanza, gue cabut Yach? Bye..." Tertawa girang sembari menautkan tangannya di lengan Gio.

Kanza : "Bye..." Menatap bingung ke arah Gio sampai akhirnya keduanya benar-benar berlalu.

CUT TO

SCENE 31 INT, KOST KANZA, SIANG

Kanza terlihat sedang sibuk mengetik di layar laptopnya, di dalam kamar. Tiba-tiba ponselnya bergetar.

Bunyi Ponsel (SO) : Derrtt... Derrtt....

Kanza yang mulai terusik, segera mengalihkan pandangannya pada ponsel yang tergeletak tak jauh darinya.

(BCU) layar ponsel : Terpampang jelas nama Rega. Kanza terlihat menggeser tombol hijau.

Kanza : "Halo..." Sembari duduk memutar dan kini memunggungi meja kerjanya.

Rega : "Hei... Siang ini kamu ada waktu enggak?"

Kanza : Memutar lagi menghadap laptopnya, pekerjaannya menulis artikel sudah hampir selesai. "Ada kok... Kenapa?"

INTER CUT

Rega : Tersenyum senang. "Enggak, aku kangen aja sama kamu dan pingin ngajakin makan siang. Kamu mau enggak? Biar ku jemput Yach, ke kost'an kamu. Oke deal aku jemput sekarang." Menutup teleponnya segera sembari tersenyum puas.

INTER CUT

Kanza : "Eh... Tunggu... Saya kan belum bilang setuju."

Dan hanya di balas suara Tut... Tut... Tut....

Kanza : Mendengus kesal. "Eh... Malah main matiin aja, dasar suka seenak jidatnya aja. Ini namanya pemaksaan. Huft..."

INTER CUT

Terlihat mobil Rega yang sudah tampak terparkir di pelataran kost Kanza. Sedangkan Kanza terlihat baru selesai berdandan dan segera keluar dari kamarnya.

Rega juga baru saja terlihat keluar dari dalam mobilnya saat Kanza sudah mencapai teras kost'annya.

Rega : "Udah siap?" tanyanya sembari tersenyum dan melangkah ke arah Kanza.

Kanza : "Udah kok, yuk!" Balas tersenyum canggung.

Rega : "Oke... Yuk!" Tiba-tiba meraih tangan Kanza dan menariknya hingga ke mobil.

Kanza hanya bisa menurut dan berjalan di belakang Rega. Ia merasa genggaman tangan Rega tidak biasa.

Rega : "Oh... Ini, maaf." Ujar Rega kikuk sembari melepas genggaman tangannya di tangan Kanza. Setelah itu membukakan pintu mobil untuk gadis itu.

CUT TO

SCENE 32 INT/EXT, MALL, SIANG

MONTAGE

Kanza dan Rega terlihat sedang makan siang di restorant, setelahnya terlihat sedang jalan-jalan di tempat permainan, memainkan berbagai permainan. Wajah mereka tampak bahagia dan tertawa lepas. Hari sudah terlihat berganti malam. Mereka terlihat sedang makan malam di pinggir jalan. Lalu mereka kembali ke mobil berniat pulang.

END MONTAGE

SCENE 33 INT/EXT, DALAM MOBIL, JALANAN, MALAM.

Kanza dan Rega sudah ada di dalam mobil yang melaju. Tangan Rega bergerak menyetel musik di radio tape mobilnya untuk mengusik keheningan.

Kanza : Menyanyi mengikuti lirik lagu yang di putar di radio tape mobil Rega. "Aku yang minta maaf walau kau yang salah, aku kan menahan walau kau ingin pisah, karena kamu penting, lebih penting, dari semua yang ku punya... Jika kamu salah, aku akan lupakan, meski belum tentu kau lakukan yang sama. Karena untukku... Kamu lebih penting, dari egoku..."

Rega : "Kamu suka lagu itu?" Bertanya antusias.

Kanza : "Iya... Lumayan lah." Tersenyum.

Rega : "Kalo kamu punya cowok, kamu bakalan lakuin hal yang sama enggak kayak yang di lagu itu?"

Kanza : "Menatap Rega bingung. "Maksudnya?"

Rega : "Ya... Maksudnya, kamu mau enggak lebih milih ngalahin ego kamu demi kekasih kamu?"

Kanza : "Ya... Bagi saya, saya bisa saja sangat bertoleransi pada kesalahan pasangan saya, kecuali satu, berhianat, saya enggak bisa toleransi soal itu."

Rega : Mengangkat alis seraya tersenyum kecut. "Oh... Seperti itu..." Menjeda kalimatnya sebentar. "Semua orang pasti juga mikir juga. Terlebih lagi kaum hawa. Ya... wajar sih. Tapi asal para cewek tahu, kalo cowok udah ngerasa nyaman sama satu cewek, dia bener-bener nyaman, dia juga enggak bakalan pindah ke lain hati." Jelas Rega dengan sangat yakin.

Kanza : Mengangkat alisnya ragu. "Ya... Karena semua orang cuma punya satu hati, jadi hanya bisa di isi oleh satu hati, tapi kadang para cowok, kenapa Yach,udah tahu hatinya terisi oleh yang satu itu. Tapi tetap aja gitu, cari selingan. Buat apa?" Sindirnya.

Rega : "Hehe... Namanya juga cowok. Tapi kalo dia beneran udah cinta sama satu orang, dia juga enggak bakalan berpaling, apalagi dengan cewek yang mau berjuang bersama. Karena cewek kadang maunya, cuma di perjuangkan, egois. Padahal kalo cewek juga mau ngertiin maunya kami, memahami kami, kami juga bakalan menetap, juga setia tentunya."

Kanza : "Halah... Modus." Kanza terkekeh tak peduli.

Rega : "Kamu mau bukti?"

Kanza : "Mulai deh... Ngaco..." Dengus Kanza.

Rega : "Lagian kamu tuh kenapa sih, kayak takut banget buka hati buat aku?"

Kanza terdiam, teringat oleh kata-kata Putri...

Putri (VO) : "Kalo cowok playboy udah mulai nunjukin rasa suka, jangan buru-buru kasih lampu hijau. Lo harus bisa ulur dulu. Biar dia bener-bener penasaran sama Lo."

Kanza : "Ya... Bukan gitu, saya enggak bisa aja langsung terima-terima gitu aja orang yang baru hadir di hidup saya. Kalo nyatanya nanti saya terluka lagi gimana?"

Rega : "Oh... Jadi kamu mikir aku bakalan nyakitin kamu gitu?"

Kanza : "Ya... Ya..." Mulai kebingungan untuk menjawab. "Saya pinginnya kita berteman aja dulu. Ya... Gitu." Gugup.

Rega : "Oke... Rupanya kamu mau lihat dulu kesungguhan aku?"

Kanza : Mengangkat alis ragu. "Ya... Terserah kamu nganggepnya gimana." Kanza mengalihkan pandangan ke luar jendela. Ia menajamkan matanya ketika melihat mobil yang berhenti di sampingnya saat di lampu merah.

Kanza (VO) : "Gio..." Berkata dalam hati. Pandangannya semakin kaget ketika melihat wanita yang duduk di sebelah pria itu. "Fira...."

Sebuah slide bayangan pun langsung berkelebat di kepalanya.

FLASH BACK

Dua hari yang lalu, ketika ia usai makan siang bersama Rega dan Putri. Kanza melihat Fira memasuki restorant bersama seorang pria. Dan Kanza baru ngeh kalo pria itu mungkin saja Gio.

FLASH BACK CUT TO

Kanza (VO) cont'd : "Mereka ada hubungan apa? Terus Putri?"

Lampu berubah warna hijau. Mobil yang di tumpangi Gio dan Fira melaju lebih dulu. Kanza hanya bisa menatap linglung kepergian mobil berwarna silver tersebut.

Rega : "Hei... Kok tiba-tiba bengong, kamu lihat apa?"

Kanza : Tersentak kaget. "Enggak... Aku enggak apa-apa kok." Menggeleng seraya tersenyum tipis. Wajahnya masih terlihat gusar.

Rega mengangguk seraya tersenyum, kemudian melajukan mobilnya kembali.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar