Kuingin Dilamarmu
9. Episode 9

42. INT. KAMAR ANGGREK KELAS I - PAGI HARI 09.00.

Cast : Arianto dan Nazieb.

CU : Pintu kamar bertulisan "Kamar Anggrek Kelas I."

Est > ada dua tempat tidur dipisahkan oleh tirai. Ada meja kayu dan kipas angin kecil.

Nazieb :

(Membuka mata.) Yah, Mama dan Om Luthfi udah nikah belum? Video call mereka dong. Aku mau liat mereka nikah. (Nada merengek.)

Arianto terlihat bingung.

VO (Arianto) :

Aduh, gimana nih. Kalau gue VC terus Nazieb liat nikahan mamanya sama Luthfi batal bisa sedih berkepanjangan. Gue mesti cari alasan apa?

Arianto :

Kamu istirahat aja deh. Nanti juga kamu liat video rekaman pernikahan mereka di rumah.

Nazieb :

Nggak mau. Aku maunya nonton sekarang video call. (Merengeknya makin kenceng.)

Tiba-tiba dokter masuk. Arianto mengelus dada.

Arianto :

Nazieb diperiksa Om Dokter dulu ya. Ayah, mau keluar sebentar. Mau nelepon seseorang.

Arianto keluar dari Kamar Anggrek. Ia mengambil HP di saku jaket, lalu menekan nomor Gia.

Intercut : adegan Arianto dsn Gia saling berbicara di telepon

Gia :

Halo. (Dia baru masuk ke mobil)

Arianto :

Gimana? Lu berhasil bikin nikahan Luthfi dan Wardah gagal?

Gia :

Berhasil apanya. Gatot tau. (Sambil mengelap ingus dan air mata memakai tisu.)

Arianto :

(Kaget) Lah, kok bisa?

Gia :

Ya, bisalah. Lu sih oon, punya rencana tapi nggak mateng. Nyuruh gue pura-pura hamil anak Luthfi, nggak ngasih bukti akurat. Akhirnya gue diketawain.

Arianto :

(Menepuk jidat.) Astaga, gue lupa akan hal itu. Ya udah, lu tunggu di sana, biar gue sendiri yang membatalkan pernikahan mereka.

Arianto lari ke arah lift buat turun ke parkiran mobil. Ternyata lift sengaja dimatikan demi protokol kesehatan biar nggak dempet-dempetan dalam lift. Ia pun terpaksa lewat tangga darurat.

Di tangga darurat, ia sibuk dengan HPnya.

CU :

Chat WA dengan Alfian.

Arianto :

Oiii, Yan. Bantuin gue dong. Gue lagi butuh lu buat gagalin nikahan mantan bini gue sama adik gue.

Alfian :

Astaga, jahat banget lu mau gagalin nikahan adik sendiri.

CU : kulit pisang tangga.

Saking asyiknya chat, Arianto tidak melihat ada kulit pisang. Ia tak sengaja menginjak benda tersebut. Alhasil, terpeleset dan terguling-guling di tangga.

Back to scene 41

Luthfi merasakan HP bergetar. Ia mengambil benda tersebut. Ia menaikkan satu alis ketika melihat nomor yang memanggil itu tidak dikenal.

Wardah :

Dari siapa?

Luthfi :

Nggak tau nih.

Wardah :

Udah, angkat aja. Siapa tau penting.

Luthfi menerima panggilan.

Luthfi :

Halo, dengan siapa di mana?

Perawat (OS) :

Kami dari Arsha Hospital. Apa betul dengan Bapak Luthfi?

Luthfi :

Iya, betul. Ada apa ya? Apakah Nazieb kenapa-napa?

Perawat (OS) :

Bukan tentang Nazieb, Pak. Melainkan tentang Pak Arianto, saat ini dia sedang dirawat di UGD karena jatuh di tangga darurat.

Luthfi :

(Melotot). Serius? Oke, saya segera ke sana.

Telepon dimatikan.

Luthfi menepum supir.

Luthfi :

Pak, kita nggak jadi ke hotel. Langsung ke Arsha Hospital.

Wardah :

(Memancarkan ekspresi panik.) Loh, Nazieb kenapa-napa?

Luthfi :

(Menggenggam tangan Wardah.) Kamu tenang aja, Nazieb nggak kenapa kok. Tadi pihak rumah sakit nelepon karena ngabarin Mas Arianto jatuh di tangga darurat.

Wardah (VO) :

Jahat nggak sih kalau gue malah bersyukur?

Cut to.

43. INT. ALAM BAKA - PAGI HARI 10.00.

Cast : Arianto, Mama dan Papa.

Arianto terbangun di ruangan serba gelap.

Arianto :

Di mana gue? Pasti ada yang ngunciin gue di gudang kan? Oiii ... keluarin gue dari sini! (Berteriak)

Hening. Arianto semakin bingun. Ia mencoba mencari pintu keluar, tapi tak kunjung ditemukan.

Tiba-tiba muncul Mama dan Papanya.

Arianto :

(Bahagia melihat kedua orang tuanya ada di depan mata) Mama, Papa, Ari kangen kalian. (Ia ingin memeluk mereka, tapi ditepis oleh papanya.)

Papa :

Ari, Papa kecewa sama kamu. Papa selalu ajarkan kamu jadi lelaki bertanggung jawab, nyatanya kamu malah menelantarkan anak kandungmu sendiri demi perempuan lain. Lebih mengecewakan lagi, ketika adik kandungmu ingin membahagiakan anakmu, kamu malah ingin membatalkan pernikahan mereka. Lebih baik kamu ikut Papa dan Mama aja. Buat apa hidup di dunia, jika nggak ada gunanya lagi?

Arianto :

(Menggelengkan kepala.) Nggak mau, Ma, Pa. Ari masih ingin hidup. Karier Ari lagi bagus-bagusnya. Masih ada cicilan mobil dan rumah. Papa mau cicilan aku yang bayar Luthfi?

Mama :

Pa, jangan kayak gitu dong. Belum saatnya dia ikut kita. Kasih kesempatan dia sekali lagi.

FADE IN

FADE OUT

Cut to.

44. UGD - SIANG HARI 11.00.

Cast : Wardah, Luthfi dan Arianto.

Arianto membuka mata. Orang pertams dia lihat adalah Wardah dan Luthfi mengenakan pakaian kesehatan.

Arianto :

(Nangis.) Luthfi, Wardah, maafin gue ya selama ini gue jahat ke kalian. Gue sama Gia berusaha membatalkan pernikahan kalian padahal lu ingin membahagiakan anak gue.

Luthfi :

(Tatapan heran ke Arianto. Ia menyentuh jidat abangnya itu.) Nggak panas sih. Lu abis ketemu malaikat maut ya jadi bangun-bangun nangis kejer terus minta maaf?

Arianto :

(Mengangguk dan masih sesegukan menangis.) Iya. Tadi gue ketemu Papa Mama. Terus Papa maki-maki gue, Papa juga mau gue ikut mereka.

Luthfi :

Oh, jadi minta maafnya nggak tulus nih? Minta maafnya hanya karena nggak mau dijemput Papa Mama?

Arianto :

(Menggeleng.) Nggak, kok. Gue tulus banget minta maaf ke kalian berdua. Gue ngaku salah. Perbuatan gue emang jahat. Udah ninggalin Wardah demi perempuan lain, eh malah mau menghancurkan kebahagiaannya.

Luthfi memandang Wardah.

Luthfi :

Gimana? Kita maafin nggak nih?

Wardah :

Maafin ajalah. Nggak baik musuhan sama sodara lama-lama. Biar gimana pun dia tetep ayah kandungnya Nazieb.

Luthfi :

Tuh, mantan bini lu baik banget. Walaupun gue gedek sama lu, tapi gimana pun lu tetep kakak kandung gue. Gue nggak berhak marah sama lu. Biar Tuhan aja yang ngeazab lu.

Arianto :

Jangan bawa-bawa azab dong. Ngeri tauk. Di tempat gelap tadi aja udah serem banget apalagi sekalian diazab. Nggak lagi-lagi deh gue jahatin orang.

Luthfi dan Wardah malah tersenyum simpul.

Luthfi :

Lu udah nggak apa kan? Gue sama Wardah ke ruangan Nazieb dulu. Mau nengok keadaannya.

Wardah dan Luthfi keluar dari ruangan UGD dan berjalan menuju Kamar Anggrek yang nggak jauh dari UGD.

CU : Pintu kamar bertulisan "Kamar Anggrek Kelas I."

Est > ada dua tempat tidur dipisahkan oleh tirai. Ada meja kayu dan kipas angin kecil.

Wardah membuka pintu. Seketika melihat Nazieb lagi disuapi makan siang oleh suster.

Nazieb :

Mamaa! (Berteriak riang.)

Wardah :

(Menghampiri dan langsung memeluk Nazieb.) Kamu gimana keadaannya? Masih demam dan sakit nggak?

Nazieb :

(Menggeleng.) Udah sembuh dong berkat dirawat suster cantik. Mama dan Om Luthfi udah selesai nikahannya? Yah, nggak liat deh. Ayah nakal sih, nggak mau VC.

Wardah paham alasan Arianto melakukan itu karena tak ingin Nazieb melihat sedikit kekacauan di pernikahan.

Wardah :

Bukan gitu, Sayang. Tadi itu di masjid tempat nikahan hujan deres. Sinyal ilang-ilang jadi percuma juga VC. Nanti kamu bisa lihat rekaman video pernikahannya kok.

Luthfi :

Makanya cepet sembuh ya, biar resepsinya Nazieb bisa ikut.

Nazieb :

Siap, Om. Eh, Ayah ding. Kan udah jadi ayah baruku. Hahaha.

Montage :

Pemandangan bangunan rumah sakit secara keseluruhan, tugu Yogyakarta dan Malioboro.

Dissolve to.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar