Kuingin Dilamarmu
3. Episode 3

13. INT. RUANG TAMU RUMAH LUTHFI - MALAM HARI

Cast : Luthfi dan Arianto

Arianto menutup pintu. Ia melihat Luthfi sedang asyik menelepon. Ia penasaran Luthfi teleponan sama siapa.

Arianto mencoba menguping di belakang Luthfi. Sayang, Luthfi keburu menutup telepon.

Arianto :

Abis teleponan sama siapa lu?

Luthfi :

Mbak Wardah.

Arianto :

(Ekspresi bingung dan curiga) ngapain lu teleponan malam-malam sama Wardah?

Luthfi :

Dia minta gue datang ke acara pentas seni Spesial Hari Ayah di sekolah Nazieb.

Arianto :

Kok malah nelepon lu? Harusnya kan gue, gue bapak kandungnya Nazieb.

Luthfi :

Kan udah gue bilang, Mbak Wardah tuh butuh waktu buat ngasih tau lu ke Nazieb bahwa lu adalah bapaknya.

VO (Arianto) :

(Ekspresi serius) bener juga ya?

Arianto :

Luth, gue ikut ke sekolah Nazieb ya. Janji deh gue nggak ngomong apa-apa ke Nazieb. Gue cuma pen liat anak gue dari dekat. Nanti lu kenalin gue sebagai Om-nya juga nggak apa.

Luthfi :

(Memandang heran ke Arianto) bener nih? Awas lu ngerusak moment special Nazieb.

Arianto :

Nggak percayaan amat sih jadi orang.

DISSOLVE TO

14. INT. RUANG PIMRED - PAGI HARI

Cast : Wardah dan Sahrial

Wardah deg-degan berhadapan dengan Sahrial. Pasalnya ia mau minta izin pulang lebih awal karena menghadiri acara sekolah Nazieb.

Sahrial :

Ngapain kamu ke sini? (Menatap tajam Wardah)

Wardah :

E ... anu ... Pak

Sahrial :

Anu anu. Ngomong tuh yang jelas.

Wardah :

Saya mau minta izin ke luar. Mau ke sekolah anak saya. Dia lagi ada acara pentas seni. Saya harus hadir.

Sahrial :

(Tatapan Sahrial tambah tajam) Minta izin lagi? Ini sudah ke berapa kali kamu minta izin keluar terus?

Wardah :

(Menunduk) Maaf, Pak. Saya janji ini yang terakhir. Kalau saya izin lagi, saya siap dipecat. Boleh ya, Pak. Please. (Wardah menelungkupkan tangan)

Sahrial :

(Berpikir keras) Oke. Saya izinin. Janji ya ini yang terakhir.

Wardah :

(Mengelus dada) Alhamdulillah. Terima kasih, Pak. Saya pamit dulu.

Cut to.

15. INT. LORONG SEKOLAH NAZIEB - PAGI HARI

Cast : Wardah dan Arianto

CAMERA PAN TO

Wardah berjalan terburu-buru. Tatapan matanya ke layar HP. Ia sedang chat WA dengan Luth.

CU (layar HP. Bagian Whatsapp) :

Wardah :

Luth, kamu di mana?

Luthfi :

Aku udah di aula pertunjukkan nih. Nazieb udah mau tampil. Dia kena jatah nomor 1.

Wardah :

Oke, aku langsung ke sana ya.

Tiba-tiba ...

Bruk!

Wardah menabrak seseorang.

Wardah :

Maaf. Saya nggak sengaja. Buru-buru soalnya.

Arianto :

Loh, Wardah. Kamu baru dateng?

Wardah :

(Mendongakkan kepala. Betapa kagetnya melihat mantan suami ada di depannya) kamu ngapain ke sini?

Arianto :

Ya liat penampilan anakku lah.

Wardah :

Nggak boleh. Ntar yang ada lu bikin rusuh di acara Nazieb.

Arianto :

Suudzonan banget sih jadi orang. Gue janji nggak ngomong apa-apa di depan Nazieb. Gue cuma mau liat anak gue dari jarak dekat.

Wardah :

(Diam sambil berpikir. Merasa heran Arianto bisa kalem. Satu sisi ia nggak bisa menolak kehadiran Arianto untuk Nazieb) Ya udah deh. Ayo ke aula pertunjukkan. Awas ya kalau ngomong aneh-aneh.

Arianto :

Nggak percayaan amat sih jadi orang.

Cut to

16. INT. AULA PERTUNJUKKAN - SIANG HARI

Cast : Wardah, Arianto, Nazieb dan banyak orang.

Est->menyorot kursi yang dipenuhi wali murid, panggung megah banyak lampur serta pemain musik. Di atas panggung ada Nazieb menyentuh microfon.

Nazieb :

Kata mereka diriku selalu dimanja ...

Kata mereka diriku selalu ditimang ...

Oh Bunda ada dan tiada dirimu kan selalu ada di dalam hatiku.

Sfx : musik piano bagian Akhir.

Nazieb :

Tadinya aku mau nyanyi lagu yang judulnya Ayah, tapi karena dari bayi aku nggak pernah tau siapa ayahku. Jadi aku ganti aja lagu judulnya Bunda. Mama selalu ada buatku. Dia Mama luar biasa, bisa jadi Ibu dan Ayah sekaligus. I love you, Ma. Oh iya, Makasih juga buat Om Luthfi yang menemani Mama merawat aku dari bayi. Ngajakin main bola, antar jemput ke sekolah, ke mall, makan ice cream dan lain-lain. Bagiku, Om Luthfi ayah keduaku.

Wardah yang baru masuk ke aula, langsung menangis mendengar ucapan Nazieb. Ia lari ke panggung. Sesampai di panggung ia memeluk Nazieb erat.

Wardah :

I Love You too. Mama janji akan selalu jadi Ibu sekaligus Ayah buat Nazieb.

(Wardah nggak kuasa menahan tangisnya)

Luthfi :

(Ikut naik ke panggung memeluk Nazieb) Om Luthfi juga janji selalu siap jadi ayah kedua Nazieb.

(Camera moving ke seluruh wali murid dan beberapa guru yang ikut menangis karena Wardah, Luthfi dan Nazieb. Arianto hanya bisa diam. Ingin ikut berpelukan tapi ia sadar, tak mau merusak moment acara anak kandungnya.)

Cut to

17. RUMAH KONTRAKAN - DEPAN KAMAR NAZIEB. SORE HARI.

Cast : Wardah dan Nazieb

Wardah :

Nazieb, kamu sekarang mandi, ganti baju dan istirahat ya.

Nazieb :

(Nazieb masih mengenakan seragam dan menggendong tas enggan bergerak) Sebelum aku mandi, aku boleh minta sesuatu nggak?

Wardah :

Minta apa?

Nazieb :

Minta Papa baru. Aku juga pengen kayak temen-temen punya Papa.

Wardah :

(Kaget mendengar permintaan Nazieb) kamu kok minta gitu? Siapa yang ngajarin?

Nazieb :

Tadi sebelum pentas, aku ngobrol sama temenku dulu. Temenku itu ngasih saran aku minta Papa baru aja sama Mama.

Wardah :

(Geleng-geleng kepala. Ia heran obrolan anak sekarang aneh-aneh) Nazieb sayang, dengerin Mama ya. Punya Papa baru itu nggak semudah Nazieb pikirkan butuh waktu dan proses panjang. Kalau udah waktunya, nanti Nazieb pasti akan punya Papa. Sekarang kamu mandi dulu ya.

Nazieb mengangguk dan berjalan masuk ke kamar.

Sfx :

Ting (bunyi notifasi Whatasapp)

Wardah mengambil HP dari tas kecil warna biru dipegangnya.

CU (layar HP tampilan chat Whatsapp):

Luthfi :

Mbak, bisa keluar bentar? Ada yang mau aku omongin.

Wardah :

Oke. Bentar.

Cut to.

18. EXT. TERAS KONTRAKAN -SORE HARI

Cast : Wardah dan Luthfi.

Wardah menutup pintu agar Nazieb tak mendengar obrolannya dengan Luthfi.

Wardah :

Ada apa, Luth?

Luthfi :

Aku teringat ucapan Nazieb di atas panggung terus. Gimana kalau Mbak Wardah rujuk aja sama Mas Ari?

Wardah :

Nggak segampang itu, Luth. Hatiku masih sakit atas kelakuan kakakmu itu.

Luthfi :

Aku paham sih. Tapi apa Mbak nggak sedikit aja meluluhkan ego untuk kebahagiaan Nazieb?

Wardah :

(Mengangkat bahu) entahlah. Aku bingung. Apalagi tadi Nazieb minta papa baru.

Luthfi :

Nah, kan. Daripada Mbak Wardah nikah lagi lebih baik kembali ke Mas Ari. Nggak usah sekarang. Nanti-nanti aja. Yang jelas tolong pertimbangkan baik-baik. Demi kebahagiaan Nazieb.

Wardah :

Iya deh, nanti aku pertimbangin baik-baik ya.

Luthfi :

Ya udah, aku cuma mau bilang itu aja kok. Mau pamit pulang dulu. Assalamualaiku.

Wardah :

Waalaikumsalam.

DISSOLVE TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar