65. INT. GEDUNG KAMPUS - PAGI
Hartono (35) berjalan di lorong. Ia tergesa-gesa dan selalu memastikan bahwa ia tidak diikuti. Ia masuk ke dalam salah satu kelas.
66. INT. KELAS - PAGI
Hartono bertemu dengan Jaya (19) dan Rian (19).
HARTONO
Ia memberikan berkas kepada Jaya.
HARTONO (CONT)
Jaya menerima berkas itu.
JAYA
HARTONO
Jaya dan Rian keluar kelas.
67. EXT. JALAN RAYA - SIANG
Rian dan Jaya berdemonstrasi bersama Asep (19), Yudi (17), Budi (19) dan juga mahasiswa lainnya. Jaya yang berjalan paling depan membentangkan kain bertuliskan REFORMASI HARGA MATI.
Mereka diikuti oleh mahasiswa dari berbagai universitas di belakangnya.
Hasan (19) berbaris di brigade polisi. Terlihat bahwa dia masih siswa polisi dan bertugas menghadang mahasiswa yang datang.
JAYA
MAHASISWA
JAYA
(beat)
MAHASISWA
Tiba-tiba sebuah peluru melesat mengenai dada kiri Jaya. Jaya langsung terkapar berdarah-darah.
Suara tembakkan bersahut-sahutan. Mahasiswa menjadi ricuh dan menyelamatkan diri masing-masing. Mereka berlari tak tentu arah.
Brigade polisi, termasuk Hasan mulai mengejar para mahasiswa
Asep, Rian, Yudi, dan Budi juga berlari menyelamatkan diri. Mereka bersembunyi di sebuah ruko.
Rian melihat Jaya yang sudah meninggal terkapar di jalan.
RIAN
Rian berusaha berlari ke arah jaya tapi ditahan Asep.
ASEP
Rian mencengkram jas almamater Asep.
RIAN
(beat)
ASEP
Hasan menghampiri jasad Jaya. Hasan menyeret jasad Jaya dan meletakkannya di pinggir jalan.
BUDI
Hasan melihat ke arah Rian bersembunyi. Rian melihat Hasan, pandangan mereka bertemu.
Banyak mahasiswa yang tertangkap dan dibawa polisi.
CUT TO
68. EXT. JALAN RAYA - MALAM
Rian, Budi, Yudi, dan Asep keluar dari tempat persembunyian. Suasana sudah kondusif dan sudah tidak ada polisi yang berkeliaran.
Mereka berjalan menuju jasad Jaya.
Mereka berkaca-kaca.
YUDI
RIAN
Mereka mengangkat tubuh Jaya. Kini Budi menggendong Jaya.
Hasan datang, ia masih menggunakan pakaian pasukan anti huru hara.
Mereka terkejut dengan kedatangan Hasan.
ASEP
Hasan melihat Budi yang menggendong Jaya.
HASAN
RIAN
HASAN
FLASHBACK END
69. INT. RUMAH RIAN - RUANG TAMU - pagi
Matahari belum terbit sempurna. Rian masih tertidur di sofa dan masih memakai pakaian yang sama di SCENE 64.
Rian membuka matanya sambil terkejut.
Rian duduk sambil berpikir.
70. INT. RUMAH RIAN - RUANG TAMU - MOMENT LATER
Matahari sudah terbit sempurna.
Rian masih di posisi yang sama.
Rian mengambil handphonennya. Ia menelpon Budi.
Tuuuuut... tuuuut.... Telepon diangkat.
BUDI (O.S)
(setengah tidur)
RIAN
BUDI (O.S)
RIAN
BUDI (O.S)
(Semangat)
71. INT. RUMAH BUDI - SIANG
Rumah Budi sudah ramai dengan bapak-bapak berumur 40an. Mereka datang dan mengobrol dengan serius.
Rian masuk ke rumah itu. Budi mendatanginya.
BUDI
Rian menangguk. Budi menahan Rian.
BUDI (CONT)
(bicara pelan)
RIAN
(beat)
BUDI
(kesal)
Rian meninggalkan Budi.
Rian duduk dekat Tono dan Amin yang sedang mengobrol dengan Yudi.
RIAN
Tono dan Amin melihat Rian.
RIAN (CONT)
TONO
AMIN
72. INT. KANTOR MENTERI SUMBER ENERGI TERBARUKAN - SIANG
Hartono sedang menandatangani berkas.
Nancy mengetuk pintu.
HARTONO
Nancy masuk.
HARTONO (CONT)
NANCY
Hartono menahan pulpennya di atas berkas yang ia tanda tangani.
Hartono melanjutkan menandatangani berkas.
HARTONO
NANCY
73. EXT. KANTOR MENTERI SUMBR ENERGI TERBARUKAN - SIANG
Nancy mengentikan taxi.
Taxi datang. Nancy naik taksi dengan buru-buru.
74. INT. RUMAH BUDI - SIANG
Amin
RIAN
(beat)
Tono
Amin
Suara pintu diketuk.
Budi ke pintu.
Budi
(Ke sumber suara)
Budi membuka pintu dan melihat Nancy.
Nancy
Budi
(bingung)
Nancy masuk ke rumah.
Rian dan yang lainnya melihat Nancy.
RIan
(beat)