58. I/E. VARIOUS PLACE
Potongan video kampanye Rian tersebar luas di kalangan anak muda. Mereka membawa handphone sambil menonton potongan video Rian.
59. EXT. TAMAN KOTA - SIANG
Rian sedang blusukan ditemani Tim Sukses dan wartawan. Para pemuda berkumpul dan bersorak Sorai mendukung Rian.
Banyak yang minta foto dengan Rian.
Wartawan 4 mewawancarai seorang pemuda.
WARTAWAN 4
Kenapa kamu mendukung Mas Rian?
PEMUDA
Karena mas Rian jujur dan nggak banyak pencitraan. Beda dari capeg-caleg yang lain.
Di tempat lain, wartawan 5 sedang melaporkan berita dan berbicara dengan kamera.
WARTAWAN 5
Di samping saya saat ini ada mbak Andini yang pertama kali menyebarkan video kampanye mas Rian.
(ke Andini)
Mbak Andini, bisa dijelaskan bagaimana kronologi awalnya mbak Andini melakukan live streaming saat itu mbak?
Wartawan 5 menyerahkan microphone ke Andini
ANDINI
Hmm, jadi waktu itu saya lagi bosen di rumah, terus saya diajak bapak saya nonton kampanye di GOR. Pas saya nonton wah kok beda nih akhirnya saya live streaming.
WARTAWAN 5
Nyangka nggak kalo bakal viral kayak gini?
ANDINI
Ya nggak nyangka mbak.
WARTAWAN 5
Jadi sekarang milihnya udah pasti ya?
ANDINI
Ya pasti mbak. Saya mau wakil rakyat yang jujur apa adanya!
Terdengar di belakang Wartawan dan Andini, para anak muda meneriakkan nama Rian.
ANAK-ANAK MUDA
Rian Rian Rian
PEMUDA COWOK
Siapa wakil paling jujur?
ANAK-ANAK MUDA
Rian Anugrah!
PEMUDA COWOK
Siapa pilihan anak muda?
ANAK-ANAK MUDA
Rian Anugrah!
Para anak muda bertepuk tangan dan Rian tertawa.
WARTAWAN 5
Ya demikian Joko, situasi
60. INT. KANTOR MENTERI SUMBER ENERGI TERBARUKAN - SORE
WARTAWAN 5 (CONT)
(Di televisi)
dari kampanye Rian Anugrah, calon anggota legislatif dari dapil DKI Jakarta IV yang berhasil menarik para pemilih muda.
Hartono mematikan televisi.
Ia tersenyum dan memanggil Nancy dari telepon.
HARTONO
Nancy, suruh Rian ke kantor pusat malam ini juga.
NANCY
Baik pak.
HARTONO
Ah, iya sekalian sama pimpinan-pimpinan yang lainnya.
NANCY
Baik pak.
61. INT. BASECAMP HARUMO - MALAM
Rian menyandarkan kepalanya ke tempat duduk.
RIAN
Kenapa jadi banyak yang dukung gini sih.
YUDI
Karena Mas Rian terlalu jujur.
Budi datang dari mini bar membawa dua cangkir kopi.
BUDI
Atau rakyat butuh pemimpin yang jujur.
Budi memberikan secangkir kopi ke Rian.
BUDI (CONT)
Tapi yang ini jujurnya kebangetan.
Budi duduk.
BUDI (CONT)
Telepon si Hasan dong, udah lama nggak ngobrol sama dia.
Yudi melihat ke arah Rian yang sedang main handphone.
BUDI (CONT)
Ah, sorry.
(Beat)
Emang dia masih marah gara-gara waktu itu?
YUDI
Ya gimana nggak, udah babak belur malah suruh ngelepas geng motor.
(Beat)
Untung sebelum dilepas mereka juga ketauan pake narkoba.
BUDI
Dia masih di luar negeri?
YUDI
Masih.
RIAN
Gue pergi dulu ya.
BUDI
Kemana?
Rian berjalan
RIAN
Urusan negara.
BUDI
Banyak gaya lu.
62. INT. KANTOR PARTAI SEROJA - LANTAI 5 - MALAM
Rian keluar lift di Lantai 5. Lantai 5 sepi, tidak ada Nancy. Rian berjalan menuju ruang Hartono. Ruangan itu terbuka sedikit.
Rian berhenti dan mencuri dengar obrolan di dalam.
HARTONO (O.S)
Kita nggak usah khawatir bapak-bapak sekalian. Proyek PLTN itu bisa tetap jalan walaupun ganti presiden tahun depan.
Terdengar suara Hartono tertawa terbahak-bahak.
63. INT. KANTOR PARTAI SEROJA - RUANGAN HARTONO - MALAM
Hartono, Kuncoro (50an), William (50an), Eko (50an), Bambang (50an) duduk di sofa.
EKO
Nggak perlu khawatir lagi ya Pak Hartono.
HARTONO
Nggak, udah ilang khawatir saya.
WILLIAM
Kader muda bapak itu luar biasa pak. Bisa naikin elektabilitas partai dalam waktu satu bulan
HARTONO
Itulah yang namanya anak muda. Kreatif banget dia. Nggak pernah saya kepikiran kampanye kayak begitu. Kita yang tua-tua begini biasanya pencitraan, yang jeleknya ditutup-tutup biar nggak ketauan, eh dia malah dibuka semua kartunya.
Tertawa semua.
BAMBANG
Tapi kalau dia masuk senayan, bapak rela ngelepas dia?
HARTONO
Rela ndak rela ya harus rela. Yang penting mega proyek kita tetap jalan. Dan kalau terjadi apa-apa ya tinggal kita lempar ke dia. Kita semua cuci tangan.
(Beat)
Ngerti apa dia tentang politik, iya atau iya bapak-bapak sekalian?
Semua tertawa.
Di luar ruangan Hartono, Rian mengepalkan tangan dan kesal. Nancy datang.
Dari dalam ruangan terdengar suara pintu diketuk.
Duk duk duk.
HARTONO
Masuk
Nancy masuk diikuti Rian.
Hartono melihat Rian.
HARTONO (CONT)
Oh Mas Rian!
Hartono berdiri dan menyambut Rian
Hartono menggandeng Rian.
HARTONO (CONT)
Bapak-bapak, kenalkan ini kader muda kita. Mas Rian Anugrah!
Bapak-bapak di ruangan itu bertepuk tangan dan menyalami Rian. Rian tersenyum sambil menyalami bapak-bapak itu
Kamera keluar ruangan dan pintu tertutup rapat.
64. INT. RUMAH RIAN - MALAM
Rian masuk ke dalam rumahnya yang gelap. Lampu-lampu dimatikan.
Rian berjalan jinjit.
Lampu dekat sofa menyala. Ulfa duduk di sofa sendirian.
Rian kaget.
RIAN
Kamu ngapain sih? Bikin kaget tau nggak!
ULFA
(Serius)
Dari mana?
Rian mendekati Ulfa. Ia duduk di sebelah Ulfa.
RIAN
Dari mana lagi? Ya abis ngomongin kampanye lah.
(Beat)
Ah, capek.
Rian bersandar di pundak Ulfa.
Ulfa menepis.
ULFA
Nggak usah sender-sender.
RIAN
Iya.
Rian duduk kembali.
RIAN (CONT)
Ada apa sih? Kamu lagi kesel?
ULFA
Aku langsung ke intinya aja. Semenjak kamu nyalon, aku nggak suka kamu suka pulang malem dan jarang di rumah. Kamu tau nggak aku tuh capek. Mana kerjaan banyak di kantor, belom ngurusin Zea. Aku tuh capek!
RIAN
Ya mau gimana lagi. Lagian kan aku udah janji sama kamu bakalan kalah. Nanti kalo udah selesai juga aku balik lagi ke kantor terus...
ULFA
Terus terus! Tau nggak aku dapet cerita dari temen aku. Kemaren dia liat kamu sama cewek malem-malem berduaan.
(menyindir)
Katanya ngomongin kampanye, ternyata berduaan sama cewek.
RIAN
Itu...
ULFA
(Membentak)
Itu apa?! Pokoknya aku nggak suka! Malem ini kamu tidur diluar!
Ulfa masuk ke dalam kamar.
Rian melepaskan jaket yang ia pakai dan langsung tiduran di sofa. Ia memejamkan mata.
FLASHBACK