Imperfect Family
Daftar Bagian
1. 1. Cita-cita
ACT 1FADE IN01.EXT. LIMBO - PAGI/MALAMMUSIC TECHNO
2. 2. Stalker
09. EXT. KANTOR FALCON - DEPAN PEKARANGAN - SIANGD
3. 3. Sang Pembunuh
14. INT - RUMAH EYANG - DAPUR - MALAMTerlihat Dima
4. 4. Dunia yang Hilang
19. INT. RUMAH LUSI - RUANG TAMU - MALAMDimas seda
5. 5. Mimpi Buruk
24. INT. RUMAH EYANG - KAMAR DIMAS - MALAMTampak s
6. 6. Rumah Kosong
ACT 231. INT. RUMAH EYANG - RUANG TENGAH - PAGIAyu
7. 7. Rumah Sakit Jiwa Harapan
37. INT. RUMAH EYANG - DAPUR - MALAMTampak piring
8. 8. Makan Siang yang Menghebohkan
FADE IN41. INT. RUMAH EYANG - TERAS - SIANGDara me
9. 9. Kenyataan yang Memilukan
49. EXT. RUMAH EYANG - DEPAN PAGAR RUMAH - PAGIAyu
10. 10. Semua Tentang Kebenaran
61. INT - RUMAH SAKIT JIWA HARAPAN - RUANG PERAWAT
11. 11. Hilangnya Rasa Kepercayaan
65. INT - RUMAH SAKIT JIWA HARAPAN - RUANG PERAWAT
12. 12. Halusinasi
69. INT. RUMAH LUSI - RUANG TAMU - SIANGDevan memb
13. 13. Kobaran Api
73. INT. RUANGAN - MALAM(SFX) Suara deras hujan da
14. 14. Akal Sehat
ACT 378. INT. RUMAH SAKIT JIWA HARAPAN - RUANG PER
15. 15. Mengejar Cita dan Cinta
FADE INESTABLISH : Memperlihatkan bagian depan ged
8. 8. Makan Siang yang Menghebohkan

FADE IN

41. INT. RUMAH EYANG - TERAS - SIANG

Dara mengetuk pintu. Di sampingnya ada Lusi dan juga Yoyok yang sedang menyisir kumisnya.


DARA

(berteriak)

ASSALAMUALAIKUM, NYAK.


Yoyok berjingkat kaget mendengar suara Dara yang menggelegar. Dia langsung menyikut Dara.


YOYOK

Heh, badak bercula!
Jangan mentang-mentang badan sampean besar, cangkem sampean juga besar koyo toa!


DARA

Ihh .. sirik aje lo kumis lele. Asal lo tahu ye, gue itu pan udah kurusan. 


Yoyok mencibir sambil memperhatikan tubuh Dara yang nggak ada kurus-kurusnya. 


Dimas membuka pintu.


DIMAS

Berisik aja lo berdua.


AYU (O.S.)

Mas, temen kamu kalau udah dateng suruh langsung ke dapur aja, ya.


DIMAS

(menoleh ke belakang)

Iya, Mah.


Dimas menatap kembali Dara dan Yoyok yang lagi tersenyum senang. Lalu, menggenggam tangan Lusi.


DIMAS

Ayo, masuk, Lus.


Dimas mempersilakan Lusi masuk. Namun, langsung menghadang jalan Dara dan Yoyok ketika ingin masuk juga.


DIMAS 

Lo berdua di luar aja.
Jaga pintu!


Dimas langsung menutup pintu. Dara dan Yoyok saling berpandangan, sebelum berteriak bersamaan.


DARA & YOYOK

DIMAAASSSS!

CUT TO:


42. INT. RUMAH EYANG - DAPUR - SIANG

Kita melihat Ayu dan Cinta masih menyajikan menu makan siang ke atas meja. Namun, Dara dan Yoyok sudah lebih dulu menyantap menu yang ada dengan lahap, membuat Lusi menggelengkan kepala melihat dua sepupunya itu. 


LUSI

Kalian makannya pelan-pelan dong.
Enggak enak sama Tante Ayu.


DIMAS

Tahu, nih!
Rakus banget sih lo berdua!
Nyesel tahu enggak gue ajak lo berdua ke sini.


Cinta CLOSE : Cinta tampak melirik sekilas ke arah Dimas yang duduk di samping Lusi sambil meletakkan lauk pauk ke atas meja.


DARA

(berbicara dengan mulut penuh nasi)

Pan aye laper.
Abis masakan enyak Ayu enak banget!


Yoyok asyik makan, dia manggut-manggut dan ikut menimpali.


YOYOK

Bener. Bener.


Ayu tersenyum sambil meletakkan sayur ke atas meja. Lalu, duduk di depan Dimas.


AYU

Biarin, Mas.
Itu artinya, kan, masakan mamah enak.


YOYOK

Tuh, dengerin.


Dimas berdecak saat Dara dan Yoyok mengejeknya. Mereka semua pun menikmati santap makan siangnya.

CUT TO:


43. EXT. RUMAH EYANG - TERAS - SORE

Dara, Yoyok, dan Lusi keluar rumah. Ayu dan Dimas mengekori.


LUSI

Terima kasih, ya, Tante buat makan siangnya.


DARA

Sumpeh ye nyak, makanannye enak banget.
Apalagi semur jengkolnya, waahh—


YOYOK

(cepat-cepat menutup hidung)

Astagfirullahal azim..
Heh, Dara!
Itu mulut apa kubangan, kenapa mulut sampean yo mambu tenan?


DARA

Enak aje lo ye bilang mulut aye kayak kubangan?
Lah nih kumis lo cocok tuh buat nyapu kubangan.
Nih, ye lo rasain nih!


Dara dengan sengaja mengembuskan napasnya ke arah wajah Yoyok. Membuat Yoyok merasa pusing dengan baunya, lalu memilih kabur. Dara pun mengejarnya.


DIMAS

Begitu tuh mah kelakuan mereka berdua.
Beranteeeem terus, enggak pernah akur.


AYU

(tersenyum)

Mas, kamu anter Lusi sampe rumahnya, kan?


DIMAS

(mengangguk)

Iya, mah.
Tadi Dimas udah pesen taksi online.


Cinta datang.


CINTA

Ayo, Mas.
Gue ikut, ya? (tersenyum genit)


DIMAS

(menggeleng)

Enggak ada! Lo di rumah aja.


Cinta tampak memberenggut. Kita melihat taksi datang dan berhenti di depan pagar rumah. Cinta tersenyum saat sebuah ide muncul.


CINTA

Tuh, taksinya udah dateng.
Gue duluan, ya, Mas. Bye.


Cinta langsung berlari sambil melambaikan tangan ke arah Dimas, kemudian masuk ke dalam taksi. 


DIMAS

Heh, Ta—


AYU

Udah biarin aja Cinta ikut kamu, Mas.
Lagian Lusi juga enggak keberatan, kan?


Lusi mengangguk dan tersenyum.


LUSI

Iya, Tante. 


DIMAS

Ya udah, Mah.
Dimas anter Lusi dulu, ya.


Dimas mencium tangan Ayu.


INSERT : Di dalam taksi, Cinta tersenyum senang melihat hal itu.


AYU

Hati-hati di jalan.
Nanti cepet pulang, ya, Mas.
Mamah mau minta tolong kamu bantuin mamah buat bikin pisang goreng pesenan.


DIMAS

(mengangguk)

Iya, Mah.

(more)


DIMAS (CONT’D)

Ayo, Lus.


LUSI

Aku pulang dulu, ya, Tan…


Lusi mengangkat tangan kanan hendak mencium tangan Ayu, tetapi tangan kanan Ayu malah memegang kepala.


AYU

Astagfirullah, Mamah lupa matiin kompor!


Ayu pun segera masuk ke dalam. Sementara Lusi hanya tersenyum kecil saat tangannya masih mengambang di udara. 

CUT TO:


44. INT. TAKSI - MOVING - SORE

Dara, Yoyok, Dimas, dan Lusi tampak desak-desakkan di kursi belakang mobil. Kita melihat Yoyok yang tak bisa diam di dekat kaca jendela.


DARA

(ke Yoyok)

Heh, kumis lele!
Kenapa lo kagak bisa diem banget sih? 


YOYOK

Aku ndak bisa napas. 

(more)


Yoyok engap-engapan dijepit oleh Dara dan kaca jendela.


YOYOK (CONT’D)

(ke Dara)

Badan sampean ini loh.
Makan tempat!
Seharusnya sampean duduk di atas.


Dara jadi ngebayangin …


INSERT : Dara duduk di atas taksi dengan tubuh yang diikat ke kursi. Dara berteriak kencang sepanjang taksi melaju, karena takut terjatuh.


Dara menggeleng, lalu memukul bahu Yoyok.


DARA

Enak aje lo ye salahin badan perfek aye!
Nih, harusnya lo salahin si Dimas. (menunjuk Dimas di sebelahnya)

(more)


DARA (CONT’D)

(ke Dimas)

Lagian lo, Mas.
Ngapain sih lo pake ajak tuh cewek segala? (melirik ke Cinta yang duduk di depan)

Kan jadi sempit begini!


DIMAS

Bawel banget lo!
Bisa sanaan dikit enggak sih? 


Dimas tampak tak nyaman berada di samping Dara. Begitu pula Lusi yang berada di samping kanan Dimas, dekat jendela mobil.


Supir taksi CLOSE: Supir taksi melihat ke arah belakang melalui kaca spion depan mobil.


CINTA

(menyengir tak enak)

Maaf, ya, Pak.
Mereka memang sedikit aneh.

CUT TO:


45. INT. RUMAH EYANG - DAPUR - MALAM

Ayu terlihat sedang memasukkan kardus ke dalam plastik. Setelah itu memberikannya kepada Dimas dan Cinta


AYU

Mas, kamu bareng Cinta anterin pesenan ini ke rumahnya Mbak Happy, ya.
Temen mamah.
Kamu tahu, kan, rumahnya?


DIMAS

Iya, Dimas tahu.


CINTA

Ayo, Mas.

CUT TO:


46. EXT. RUMAH EYANG - TERAS - MALAM

Dimas tampak hendak menaiki motornya, tetapi dicegah oleh Cinta.


CINTA

Mas, kita jalan kaki aja.
Lagian rumah Mbak Happy, kan, deket.


Dimas pun mengangguk.


INSERT : Di dalam, Ayu mengintip dari balik tirai, dia tersenyum senang melihat kedekatan Cinta dan Dimas.

CUT TO:


47. EXT. JALANAN (TIDAK TERLALU RAMAI) - MALAM

Dimas dan Cinta berjalan beriringan di tepi jalan.


CINTA

(tersenyum senang)

Gue seneng deh, Mas.
Sekarang lo sama nyokap lo udah baikan. 


DIMAS

Kan itu semua berkat nasihat dari lo.

(menoleh ke Cinta)

Gue enggak tahu, gue bakal jadi apa kalau enggak ada lo di deket gue.

(beat)

Thank’s, ya, Ta. 


Tampak wajah Cinta yang merona saat Dimas menatapnya. Tapi, buru-buru kembali menatap ke depan dan mengangguk.


CINTA

Pokoknya, gue berharap banget kalau hubungan lo sama nyokap lo bakal terus deket kayak gini.
Karena keinginan gue sebelum out dari rumah lo, gue kepengen lihat lo sama nyokap lo deket.


DIMAS

(mengerutkan kening)

Emangnya lo mau out dari rumah gue?


CINTA

(mengangguk)

Kan, bentar lagi masa koas gue selesai.
Abis itu, gue mau lanjutin kuliah lagi di Singapur.

(beat)

Lo tahu enggak sih, Mas?
Impian gue tuh kepengen banget suatu saat nanti dapet gelar Doctor.


Dimas mengangguk, tetapi kita melihat wajahnya yang tampak kecewa. Hening sesaat, sebelum Cinta kembali mencairkan suasana.


CINTA

By the way, novel lo itu isinya tentang apa, sih?


DIMAS

Kepo!


Cinta memberenggut kesal.


CINTA

Ih, gue kan sahabat lo, masa lo enggak mau kasih tahu gue, sih!


DIMAS

Emang gue enggak mau kasih tahu lo!
Hahaha…


CINTA

(memukul-mukul bahu Dimas)

Iiihh, Dimaaas.


Dimas tertawa dan langsung menggenggam tangan Cinta untuk menghentikan aksi pukul cewek itu. Dimas sih biasa saja, tapi Cinta malah tertegun dan jadi salah tingkah sendiri saat Dimas menggenggam tangannya itu. Cinta langsung buru-buru melepasnya.


DIMAS

Nanti lo juga tahu kok. 


CINTA

Kapan?


DIMAS

Nanti.
Kalau udah tamat.
Hahaha…


CINTA

Dimaaass!


Cinta tampak kesal dan kembali memukuli bahu Dimas. Sedangkan Dimas malah tertawa sambil mengejek Cinta.

CUT TO:


48. EXT. RUMAH MBAK HAPPY - TERAS - MALAM

Cinta tampak memberikan bungkusan yang dibawa ke Mbak Happy.

MBAK HAPPY

Makasih, ya.
Ini uangnya.


Mbak Happy memberikan uang yang diterima oleh Cinta.


CINTA

Sama-sama, Mbak.
Kalau gitu saya langsung pamit.


MBAK HAPPY

(mengangguk)

Iya.
Eh, tapi tunggu deh!


Mbak Happy mencegah Cinta dan Dimas yang akan pergi. Lalu, memperhatikan Cinta dan Dimas bergantian.


MBAK HAPPY (CONT’D)

Mbak perhatiin kalian berdua tuh cocok banget tau.
Kenapa kalian enggak jadian aja, sih?


Mendengar itu, Cinta jadi kikuk. Apalagi, Dimas yang sedang memperhatikannya.


DIMAS

(tertawa)

Ngada-ngada nih Mbak Happy.
Cinta mana mau sama saya, Mbak.
Mbak kan tahu sendiri kalau Cinta itu calon dokter.
Lah, saya? Cuma penulis novel aja.


Mendengar itu, Cinta tersenyum kecut.


CINTA (V.O.)

Asal lo tahu, Mas.
Siapa pun lo, gue tetep sayang sama lo.


Dimas menoleh ke Cinta.


DIMAS

Iya, kan, Ta?


Cinta tampak gugup dan tersenyum dipaksakan.


CINTA

I-iya.

(beat)

Ayo, Mas, kita pulang.
Nanti kemaleman.


Cinta dan Dimas pun beranjak pergi.


MBAK HAPPY

Salam buat ibu kamu, ya, Mas.


Mbak Happy terlihat tersenyum sambil melambaikan tangan. Namun, perlahan senyumnya redup saat Dimas dan Cinta telah menjauh.


MBAK HAPPY

(menggeleng)

Kasihan Ayu.
Mau sampai kapan hidupnya penuh kebohongan kayak gini.


Mbak Happy mendesah pelan dan masuk ke dalam.


CUT TO:


7. 7. Rumah Sakit Jiwa Harapan
8
9. 9. Kenyataan yang Memilukan
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar