18. Bayang-bayang Jingga.

INT. MOBIL ARIF - MOMENTS LATER

Nala menyetir mobil.

Radio 105.8 FM menyiarkan lagu Truly - Lionel Richie.

Girl, tell me only this That I have your heart for always.

And you want me by your side.

Whispering the words I’ll always love you.

NALA

Aneh gak sih kalo posisi kita

sekarang mantan?

Arif melihat Nala.

ARIF

Lo Bukan mantan gua.

NALA

Temen?

ARIF

Hantu.

Nala tertawa.

NALA

(bercanda)

Did I scaree You?

ARIF

You haunted me. For the rest of my

life.

(beat)

Which I don’t mind.

Nala tersenyum.

NALA

Beda alam dong?

Arif hanya tersenyum.

Nala menyuri-nyuri pandang melihat Arif. Arif terlihat sudah mencapai batasnya. Muka Arif lesu.

ARIF

Lagu apa ini?

NALA

"Truly". Lionel Richie. Favorit

gua

(beat)

Enak gak?

ARIF

Uhm. (setuju)

Nala kembali fokus ke jalan.

NALA

Tidur Rif. Lo gak perlu lagi

nemenin gua. Istirahat sana.

Mata Arif naik turun. Dia berusaha tetap sadar. Berusaha sadar. Berusaha. Sampai akhirnya dia tertidur. Lelap.

EXT. KANTOR - ROOF TOP - DAY

Diatas Roof top tidak ada seorang pun. Yang tersisa hanyalah sepuntung rokok yang tergeletak di lantai. Tinggal setengah dan masih tersulut. Pelan-pelan, api dari rokok itu padam sehingga berhenti mengeluarkan asap.

Lagu Truly - Lionel Richie terus terdengar.

EXT. WARJEP PINGGIR JALAN - NIGHT

Warjep sudah ingin tutup. Tidak ada pelanggan. Terlihat satu meja makan yang belum dibersihkan. Meja yang sama saat Arif dan Nala makan.

Salah satu pelayan mendatangi meja itu. Pelayan mengangkat semua piring, sumpit, sendok, dan garpu.

Pelayan kembali ke meja itu, mengelap sisa debu, minyak, dan kotoran apapun yang tertinggal hingga bersih mengkilat.

INT. APARTEMEN NALA - KAMAR NALA - BALKON- DAY

Kamar Nala berantakan seperti biasanya. Tidak ada seorang pun di dalamnya. Horden kamar Nala diterpa oleh angin, begitu juga jemuran yang belum kering di balkon. Bergoyang-goyang. Seperti melambaikan tangan.

INT. RUMAH ARIF - RUANG TENGAH -MORNING - PAST

Lantai ruang tengah masih basah.

Sofa masih terletak di atas meja.

INT. RUMAH ARIF - KAMAR TIDUR - MORNING - PAST

Lantai kamar tidur masih basah.

Matras kasur tersender di tembok ditopang oleh 2 kursi dapur.

INT. RUMAH ARIF - DPAUR - MORNING - PAST

Lantai dapur masih basah,

Kulkas masih ditopang oleh 2 kursi dapur.

Lagu masih mengiringi.

INT. RUMAH ARIF - RUANG TENGAH - MORNING - PAST

Tanaman Nala masih terlihat segar berada di atas meja TV.

Arif sedang menyerok sisa-sisa lumpur yang tergenang air, sebelum nantinya mengendap. Menyeroknya keluar ke arah pintu depan.

Dari refleksi air di lantai, terlihat refleksi Arif semakin melebur bersamaan dengan air yang dia dorong keluar rumah.

INT. WADUK GAJAH MUNGKUR - MOBIL ARIF - MORNING (SUBUH)

Langit-langit berwarna jingga. Arif membuka matanya perlahan-lahan. Dia melihat Nala sedang menaruh lengannya di pagar pembatas waduk. Baju dan rambutnya diterpa angin yang kencang dan dingin.

EXT. WADUK GAJAH MUNGKUR - MOMENTS LATER

Arif menghampiri Nala yang menyejukan dirinya. Menunggu datangnya mentari pagi di ujung waduk.

Lagu Truly - Lionel Richie berhenti.

ARIF

Nala.

Nala berbalik. Tersenyum ke arah Arif.

NALA

Rise and shine.

Arif terlihat sedih mendengarnya. Dia tidak menjawab.

NALA

Sholat gih. Bentar lagi matahari

terbit.

ARIF

Lo gak sholat?

NALA

Gua udah.

Hening.

ARIF

Gak dingin apa?

NALA

Ini kampung halaman gua Rif. Bentar

lagi. Bentar lagi gua pulang.

Arif terlihat sedih. Menundukan kepalanya.

Arif berbalik, hendak mencari masjid.

NALA (O.S)

Arif.

Arif berbalik menghadap Nala.

NALA (CONT’D)

Mungkin cuma sesaat tapi gua have

fun kok.

(beat)

Makasih ya.

Arif melihat Nala yang punggungnya di latar belakangi oleh pemandangan yang indah.

ARIF

Makasih Nala.

NALA

Buat?

ARIF (O.S)

Semuanya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar