2. Kabar Duka

INT. APARTEMEN ARIF - LORONG - NIGHT

Arif dipapah Nala menuju kamarnya. Jalan mereka sempoyongan karena Arif lumayan berat.

Nala dan Arif sampai di depan pintu kamar Arif. Nala

mengecek kantung celana Arif untuk kunci.

INT. APARTEMEN ARIF - KAMAR ARIF - NIGHT

Pintu terbuka. Nala dan Arif memasuki ruangan. Nala berusaha menyalakan tombol lampu sambil mempapah Arif.

Jendela kamar Arif semua tertutup. Kamarnya Bersih dan rapih.

Nala membanting Arif dan tas tentengnya ke kasur, lalu mengelap dahinya yang berkeringat.

Nala menutup dan mengunci pintu sambil melemaskan bahunya.

Nala mengambil gelas di dapur dan mengisinya di dispenser.

Dia Meneguk habis gelas itu sambil memperhatikan Arif.

Nala mengecek kulkas dan mengambil UC9000.

Nala berusaha membuka UC9000 sambil berjalan ke kamar mandi. Nala masuk kamar mandi, menutup pintu. Lupa. Dia balik mengambil tasnya di kasur dan menutup pintu lagi. Terdengar suara keran air terbuka.

INT. APARTEMEN ARIF - KAMAR ARIF/KAMAR MANDI - NIGHT

Gelas Uc9000 yang sudah habis tergeletak di wastafel.

Nala berusaha untuk melepas kontaks lensnya. Nala memijat matanya tapi kontak lensnya susah lepas.

INT. APARTEMEN ARIF - KAMAR ARIF - NIGHT

Arif bermuka masam. Dia menggeliat di kasur.

Nala, sudah memakai kacamata, mengintip dari pintu kamar mandi tingkah laku Arif. Lalu Nala mengalihkan pandangannya kearah jendela dan horden kamar yang tertutup rapat.

DI BALKON: Nala membuka horden, diikuti dengan pintu balkon. Udara dingin menggetarkan kamar. Nala melihat pemandangan kota Jakarta yang diselimuti kabut malam. Namun, Ekspresi Nala berkata bahwa ada yang kurang.

Nala merokok di balkon sebentar. Jemuran Arif berdansa dengan riang di sampingnya. Nala menghembuskan asap rokok.

INT. APARTEMEN ARIF - KAMAR ARIF - MOMENTS LATER

Nala bersiap pergi. Semua jendela dan horden tertutup rapat. Arif tertidur lelap dikasur dengan selimut. Sebelum pergikeluar, Nala mengambil remot AC, mengatur temperatur agar kamar tidak terlalu dingin. Nala berbalik sekali lagi ke arah Arif.

NALA

Jangan lupa dikunci pintunya.

Nala menutup pintu kamar. Langkah Nala terdengar mulai menjauh. Layaknya hantu, Nala pergi tanpa meninggalkan jejak.

DI KAMAR MANDI: Kecuali gelas UC9000 di wastafel kamar mandi yang lupa dibuang.

INT. APARTEMEN NALA - KAMAR NALA - MOMENTS LATER.

Nala membuka pintu kamarnya, lalu menyalakan lampu. Kamar Nala berantakan dengan barang-barang, baju, beha, celana dalam berserakan dimana-mana. Jendela dan horden Nala terbuka lebar, terkesan mengundang.

Nala menutup pintu. Nala melempar tas ke lantai. Lalu, dia melompat ke kasur dan menatap atap kamar dengan posisi telentang. Matanya berat. Terdengar suara membentak di kamar sebelah. KDRT. Namun, ekpresi Nala kosong. Dia sudah terbiasa dengan situasi tetangganya.

I/E. APARTEMEN NALA- KAMAR NALA - THE NEXT DAY

Nala tertidur. Mukanya disinari oleh cahaya matahari pagi. Nala belum mengganti baju dan belum mandi.

Alarm Nala berdering. Nala reflek langsung matiin. Terlihat lock screen foto Nala dan Dimas (30), pacarnya.

Terdengar suara ketokan pintu. Nala tidak merespon.

Handphone Nala berdering ringtone panggilan. Mata Nala terbuka pelan-pelan. Nala mulai memakai kacamata. Berlagak malas, dia menjawab panggilan.

NALA

Halo Dim?

ARIF

Dim? Ini Arif!

Mata Nala terbelalak.

NALA

Eh?! Arif?

ARIF

Iya. Gua udah di depan nih. Boleh

masuk gak?

NALA

Lo ngapain kesini?! Kamar Gua kapal

pecah! Aduh.

Nala mondar-mandir mengganti baju sambil memegang hp.

Arif mematikan panggilan.

NALA

Halo? Halo Rif?

Arif berbicara dibalik pintu.

ARIF

Nal?

(beat)

Gua mau bayar hutang buat kemarin.

NALA

Hutang apaan?

ARIF

Lo nganterin gua pulang kan?

NALA

Jangan kegeeran dah.

ARIF

Bullshit! Gua tau jelas bau rokok

lo. Buka pintunya.

Nala membuka pintu kamarnya sedikit, memperlihatkan wajahnya.

NALA

Mau apa lo?

ARIF

Gua mau neraktir lo sarapan.

NALA

Itu aja kan?

Nala menatap Arif tajam. Muka Arif datar.

NALA

Tunggu sebentar.

Nala menutup pintu.

EXT. NASI KUNING PINGGIR JALAN - MORNING

Suasana pagi kota Jakarta yang dingin dan gaduh. Mobil dan motor beroperasi dimana-mana.

Nala dan Arif sarapan di tenda nasi kuning pinggir jalan.

Ukurannya tidak terlalu besar. Hanya ada 4 kursi untuk pelanggan.

TUKANG NASI KUNING

Udah lama gak keliatan mba. Sehat?

NALA

(menelan makan)

Sehat Pak alhamdullilah. Bapak

sehat?

TUKANG NASI KUNING

Sehat Mba.

(beat)

itu pacarnya?

Nala dan Arif saling bertatap bingung dengan mulut penuh.

ARIF

(menelan makanan)

Sahabat Pak. Rekan Kerja.

NALA

(Batuk)

Apaan sih Pak!

Tukang nasi kuning menseruput teh hangatnya, lalu mengelap tangannya.

TUKANG NASI KUNING

Abis biasanya kalau kesini Mba Nala

lesu terus. Sekarang senyum-senyum

pikir bapak pacarnya.

NALA

(malu)

Udah ah Pak!

Handphone Nala berdering dikantung. Nala menghiraukan.

ARIF

Gak dijawab tuh?

NALA

(makan)

Biarin aja barangkali si Dimas.

Bete gua.

ARIF

(makan)

kalo kasusnya kayak gua lagi

gimana?

Dengan cepat Nala mengambil hp-nya. Dia melihat nama "IBU" di layarnya.

NALA

Halo Bu?

Tukang Nasi kuning dan Arif memperhatikan Nala.

NALA

Innalillahi..

Wajah Nala berubah pucat seketika. Suaranya rapuh.

NALA

Iya Bu.

Arif makin khawatir.

NALA

Iya Bu. Iya.

Tukang nasi kuning langsung inisiatif membuat teh hangat untuk Nala.

NALA

Waalaikumsalam.

TUKANG NASI KUNING

(menyodorkan teh)

Ini Mba

NALA

Makasih Mas.

Nala berkontemplasi dengan teh hangat ditangannya dan nasi kuning di pangkuannya.

Tukang Nasi kuning memalingkan pandangannya, tidak sanggup, lalu mengelap dahinya dengan lap.

NALA

Sorry banget ya Rif gua tau lo mau

ngehibur gua.

ARIF

Nal?

Nala menengok ke arah Arif.

NALA

Kemarin malam , Nenek gua

meninggal.

ARIF

Innalilahi..

Nala menunduk ke bawah sambil menggenggam teh hangatnya.

NALA

Rif. Kayaknya hari ini gua mau

sendirian dulu.

Arif terdiam. Dia lalu lanjut makan.

I/E. APARTEMEN NALA- KAMAR NALA- MORNING

Arif dan Nala berada di depan pintu kamar.

ARIF

Lo serius gak papah Nal?

NALA

Santai aja! Gua kan cewek strong.

Ekspresi Arif tidak enak.

NALA (CONT’D)

Udah ah. Gua malah yang sedih liat

ekspresi lo begitu.

ARIF

Yaudah kalo gitu. Assalamualaikum.

NALA

Waalaikumsalam.

Arif berjalan menuju lorong apartemen hingga akhirnya hilang dari pandangan Nala.

Nala menutup pintu kamar dan bersender disana. Lututnya menekuk. Tanganya menutup muka. Air matanya mengalir. Nala berusaha menutupinya, tetapi suara tangisnya meluap. Nala berusaha mengelap air matanya, tetapi tidak kunjung reda. Terdengar suara langkah kaki berlari menuju arah kamar.

Dibalik pintu Arif berdiri dengan napas terengah-engah.

ARIF (O.S)

Nal. Gua tau ini bukan urusan gua,

tapi..

NALA

Pergi Rif! Pergi! Jangan

deket-deket sama gua!

ARIF

Gua gak bisa ninggalin lo gitu aja.

Apalagi sekarang.

Nala terus menangis.

ARIF

Lo bilang lo gak kuat liat ekpresi

gua kan? Gua juga sama.

Arif menyodorkan kepalanya di pintu. Nala frustasi menangis.

RIF (CONT’D)

Paling gak.

(menarik napas)

Paling gak biarin gua berdiri

diambang pintu lo Nal.

NALA

Gak!

Arif tidak menjawab.

NALA (CONT’D)

Benci.

(beat)

Benci gua ama lo Rif...

Isak tangis Nala berlanjut. Arif mendengarkan di balik pintu.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar