10. Euphoria

INT. APARTEMEN NALA - KAMAR NALA - KAMAR MANDI NIGHT - PAST

Arif hanya memakai celana. Arif mengaca di kaca wastafel, berusaha mengecek berapa banyak luka cakar yang dia terima setelah berhubungan seks dengan Nala.

ARIF

4. 5. 6.

Arif melihat luka gigit di bagian leher yang parah.

ARIF (CONT’D)

(menyetuh luka)

Aduduh.

Nala masuk ke kamar mandi. Memakai baju seadanya.

ARIF (CONT’D)

Nal! Coba liat bekas luka gigit di

leherku!

NALA

(mengecek)

Lebay ah.

(menyentuh luka)

Waduh ini bisa ilang gak ya?

ARIF

Kan? Berdarah gak?

Nala menghisap luka di leher Arif.

NALA

(mengecap mulut)

Masih berdarah.

ARIF

GILA KAMU!

NALA

Salah kamu sendiri main gigit

duluan kan aku reflek.

Arif berusaha melihat dua kali luka lehernya di kaca.

NALA (CONT’D)

Udah. udah. Pasti sembuh kok. Kamu

keluar dulu dong, perut ku mules.

ARIF

Bakal Infeksi gak nih?

NALA

Keluar dulu cepet!

Arif keluar kamar mandi.

INT. APARTEMEN NALA - KAMAR NALA - NIGHT - PAST

Arif membuka kulkas. Dia melihat tumpukan UC 9000 dan buah-buahan. Dia belakang itu semua, Arif melihat mangkuk. Arif mengambil mangkuk itu. Arif menemukan bubur cendil.

DI DAPUR: Arif mengambil sendok.

DI KAMAR: Arif duduk sila di kasur yang berantakan, masih bau, dan belum dibersihkan. Arif mencicipi bubur cendil. Dari kamar mandi terdengar suara Nala berusaha mengeluarkan isi perutnya.

ARIF

Berojol.

I/E. APARTEMEN NALA - KAMAR NALA - MOMENTS LATER - PAST

Nala keluar dari kamar mandi sudah memakai kacamata.

NALA

Huh? Itu bubur ku bukan?

ARIF

Iya. Aku Cobain.

Nala malu.

NALA

Ehh. Anu. Itu aku baru mulai

bikin-bikin lagi.

ARIF

Ini apaan sih?

Nala terdiam sejenak.

NALA

Bubur cendil. Enak gak?

ARIF

Ini dari ketan ya? Bedanya ama

bubur ketan?

NALA

Bubur ketan pakai ketan item.

ARIF

Sumsum?

NALA

Beras.

ARIF.

Biji salak?

NALA

Sebutin aja semua. Itu pakai ubi.

Bubur cendil pakai ketan putih.

(beat)

Enak gak?

ARIF

Gua abisin ya.

NALA

Gak pakai santen kamu suka ?

ARIF

Aku bahkan gak tau ini pakai

santen.

NALA

(tersenyum)

Lain kali kubikinin deh.

ARIF

Nih? Kamu mau gak? Abis loh.

NINA

Jangan diabisin! Sisain buat aku.

Perutku masih mules.

Nala mengambil rokok dekat kasur. Nala menghampiri balkon.

DI BALKON: Nala menutup pintu balkon. Dia lalu mencetek puntung rokok. Nala menghembuskan asapnya ke langit-langit malam. Arif hanya menatapnya dari dalam kamar.

EXT. APARTEMEN NALA - KAMAR NALA - BALKON - MOMENTS LATER PAST

Arif menghampiri Nala yang masih merokok. Arif menutup pintu

balkon. Lalu dia menaruh tanganya di pagar balkon, mengikuti Nala.

NALA

Kamu bukannya gak suka asap rokok?

ARIF

Gak ada bedanya di dalam atau di

luar.

Nala lanjut merokok.

Keduanya menikmati permainan cahaya Kota Jakarta yang tak kunjung suntuk.

NALA

Giliran kita selse. Kamar sebelah

tenang tenan.

ARIF

Kapan lagi aku ML teriak-teriak

begitu.

Nala tertawa.

NALA

Hari ini padahal palaku pusing

banget loh.

(beat)

Laporan keuanganku bermasalah,

nenekku penyakitnya makin parah,

adekku masih belum dapet kerja,

mantanku yang terakhir sok-sok

ngancam. Gaje parahh ah.

Nala lanjut merokok. Arif tidak menjawab.

NALA (CONT’D)

Hebatnya kamu bisa ngebuat aku

ngelupain itu semua. Bahkan

tetanggaku yang berisik pula.

(tertawa)

Makasih ya.

ARIF

Aku gak ngebantu apa-apa.

NALA

Oh! Kamu ngebantu banget. Biasanya

itu tugasnya rokok ini nih!

ARIF

Rokok?

NALA

Sebelumnya alkohol. Cuma Kamu

ngelarang aku kan? Tapi dari awal

aku emang lebih ngeklek ama rokok.

Arif mengambil rokok Nala.

ARIF

Ada obatnya atau gimana?

Nala tertawa.

NALA

Euphoria.

(beat)

Kondisi dimana seseorang merasakan

kebahagian berlebihan. Kadang sampe

lupa sekitarnya.

ARIF

Jadi Euphoria kamu tuh ngerokok

malem-malem diatas balkon?

NALA

Iya. Kamu?

Arif terdiam. Berpikir.

ARIF

Mungkin pas Aku ngeliat cewek

rambut pendek.

NALA

Ah iya! Tadi di bioskop Kamu teriak

kegirangan pas tokoh ceweknya

potong rambut kan?

ARIF

Dimana-mana kalo gak panjang,

kepangan, jilbapan.

(beat)

Aku gak bisa ngejelasin sih

rasanya. Cuma ya begitu.

Nala mengambil rokoknya balik dari tangan Arif.

NALA

Euphoria itu fix.

Nala lanjut merokok, menatap pemandangan.

ARIF

Ajarin ngerokok dong.

Nala menghadap ke Arif. Menatap kaget.

NALA

(memberi puntung rokok dan

lighter)

Nih coba.

Arif mencetek puntung rokok. Menghirupnya, lalu batuk-batuk.

Matanya perih.

Nala tertawa.

NALA (CONT’D)

Pelan-pelan. Nanti juga kebiasa.

ARIF

(menghirup)

Gak enak.

NALA

Kamu.. mau aku potong rambut?

ARIF (O.S)

Jangan.

(beat)

Nanti aku bisa lupa diri.

NALA

Huh? Sampe mabuk gitu?

ARIF

Kalo kamu beneran potong? Mungkin.

Muka Nala bingung.

NALA

Nyampe segitunya ya?

Arif berhenti merokok.

ARIF

Gak cocok aku sama mint.

Nala tersenyum. Dia telah menyiapkan sesuatu.

Nala memberi batang rokok lain ke Arif.

ARIF (CONT’D)

Rasa apa?

NALA

Itu kamu yang nentuin. Jangan

dihirup sekarang.

Arif melihat tulisan forget me not di ujung puntungnya.

NALA (CONT’D)

Itu hadiah buat setiap orang yang

jadi pacarku.

ARIF

Hadiah?

NALA

Kalo kamu nanti udah siap buat

ngelupain aku, hirup sampai abis

ya.

Arif hendak membuang puntung itu.

NALA (CONT’D)

(panik)

Eh! Jangan dibuang. Itu berharga

banget buatku.

Arif melihat rokoknya sekali lagi, tulisannya forget me not.

ARIF

Sok romantis ah.

Nala agak malu. Arif menaruhnya dalam kantung.

ARIF (CONT’D)

Bukan mint kan?

NALA

Santai aja kok.

Langit malam Jakarta membawa asap rokok Nala membumbung tinggi.

NALA (CONT’D) (O.S)

Yang itu rasanya manis.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar