4. Balas Budi

INT. APARTEMEN NALA - KAMAR NALA - MORNING

DI KAMAR MANDI: Nala membasuh muka di wastafel. Mengelap sisa tangisnya. Lalu dia mengambil sikat gigi dan mengoleskan odol. Nala keluar dari kamar mandi dengan baju seadanya sambil menyikat gigi.

DI KAMAR: Arif sedang mengganti seprai bantal Nala. Terlihat dia sudah membereskan kasur dan merebahkan selimut.

ARIF

Kamar lo berantakan. Gak serek gua

ngeliatnya.

Nala sibuk menyikat gigi dan menggaruk perutnya sambil menyaksikan Arif bekerja. Arif sudah selesai mengganti seprai bantal dan menebahnya.

ARIF (CONT’D)

(menyodorkan guling)

Tolongin.

Nala mengigit sikatnya. Arif memegang guling di ujungnya dan Nala di ujung satunya. Berusaha mengganti baru seprai guling.

Arif mengambil guling yang telah diganti seprainya, lalu ditebahkan menggunakan sapu lidi.

NALA

(Balik menyikat gigi)

Kenapa lo ngeliat gua kayak gitu?

ARIF

(sambil menebah)

Gak kebiasa aja gua ngeliat rambut

lo pendek abis mandi. Biasanya

dililit handuk.

NALA

Gak cocok ya?

ARIF

(masih menebah)

Abis dikeringin rontok kemana-mana.

NALA

(menaikan suara)

Gak cocok kan?

ARIF

(menaruh guling)

Disapu pada nyangkut semua.

NALA

Rif?!

ARIF

Kenapa lo nannya gitu?

NALA

Tau ah.

DI DAPUR: Nala kumur-kumur di wastafel. Menaru sikat sembarangan. Dia lalu mengisi semprotan tanamannya dengan air wastafel. Arif mengambil sapu disampingnya.

DI KAMAR: Nala memegang semprotan. Nala melompat dari debu sapuan Arif, lalu menghampiri balkon.

DI BALKON: Nala menyirami 4 tanaman hiasnya. Sejenak, Nala terbawa suasana bersih-bersih kamar. Nala menggumam reff lagu bayang-bayang Jingga - Kiki Maria. Terdengar suara pintu terbuka, lalu tertutup. Nala membalikkan badan.

Arif menghilang.

NALA

(kembali menyiram)

Kalo gak suka bilang aja..

Nala menaruh semprotan. Nala mengambil baju-baju kotor yang

berserakan di kamar. Menumpuknya ke satu ember. Lalu

membopongnya ke kamar mandi.

DI KAMAR MANDI: Nala menyampur deterjen ke dalam ember dan

menguceknya. Pintu kamar terbuka, Terlihat Arif telah balik

dari membuang sampah.

ARIF

Sekalian gua pel ya.

NALA

Uhm. (setuju)

ARIF

Embernya.

Nala memberikan ember yang tergeletak di kamar mandi. Arif menerima.

NALA

Ambilin Hp gua Rif. Tolong.

Arif mengambil hp Nala di kasur.

Arif menepuk pundak Nala dengan hp. Nala menerima.

DI DAPUR: Arif menuangkan wipol ke ember, mencelupkan kain pel, lalu memerasnya.

Terdengar suara opening lagu galau asmara - Malyda dan Fariz RM dari kamar mandi.

Badan Arif dan Nala bergerak mengikuti mengikuti irama lagu.

Irama ini mengiringi Arif mengepel dan Nala mengucek baju.

INT. APARTEMEN NALA- KAMAR NALA - MOMENTS LATER.

Kamar sudah bersih. Nala menggantung pakaian dalam yang baru dicuci di balkon. Arif duduk sila di kasur sambil makan bubur cendil.

ARIF

Masih sama aja rasanya.

NALA

Iyalah, kan gua yang bikin.

Nala fokus menggantung pakaian basah.

NALA (CONT’D)

Masih enak gak?

ARIF

Gua nambah ya.

NALA

Lo tuh ketagihan bubur cendil dari

siapa sih..

Arif berjalan ke kulkas. Banyak UC9000.

ARIF

Menurut lo?

Nala tertawa kecil.

ARIF (CONT’D) (O.S)

Lo belajar bikin bubur dari siapa

Nal?

Nala terdiam sejenak.

NALA

Dari nenek gua.

Arif menatap ke arah Nala. Terdiam.

ARIF

Sorry.

NALA

Gak. Gak papah kok.

(beat)

Dulu gua ama adek gua suka banget

makan bubur pas kecil.

Arif berjalan ke kasur.

NALA (CONT’D)

Sempet gua nagih ke rumah nenek

cuma buat bikin bubur aja. Lucu ya?

(beat)

Nenek selalu minta nambah, tapi

sedikit-sedikit.

(beat)

Gak kayak lo.

Arif tertawa kecil.

ARIF

Gua ngingetin lo ama nenek ya?

Nala tersenyum menatap Arif. Keduanya dipisahkan oleh pintu kaca di balkon.

Nala menghampiri Arif.

NALA

Rif. lo tau alzheimer gak?

ARIF

Itu penyakit bukan?

NALA

Penyakit otak.

(beat)

Sampe akhir, nenek gua gak tahu

siapa dia ataupun keluarganya.

Arif tercenggang. Nala duduk di kasur.

NALA (CONT’D)

Pada akhirnya pengidap alzheimer

lupa bagaimana caranya bernapas

terus meninggal.

Nala menghadap ke Arif.

NALA (CONT’D)

Kadang Gua ngerasa bersalah

berpikir kalo wanita di hadapan gua

bukan nenek gua lagi.

(beat)

Kalau lo gak diinget seseorang,

sama aja gak sih kayak lo gak

pernah ada di hidupnya?

Arif memalingkan pandangan. Dia fokus menyantap buburnya.

NALA (CONT’D)

Tapi ternyata. Walau masih sakit.

Dia masih suka bubur buatan gua.

Hebat ya?

Hening.

NALA

Sekarang gua ngerasa gak berdaya

setelah kepergiannya. Cuma gua gak

bisa pergi gitu aja.

ARIF

Jadwal lo penuh?

Nala mengangguk.

ARIF (CONT’D)

Ada rencana gak buat ngejenguk

makamnya?

NALA

Kalo bisa secepet mungkin.

(beat)

Gak enak gua kerja begini. Emosi

campur aduk.

ARIF

Minta Dimas aja.

Nala menggeleng.

Arif menatap langit-langit kamar sambil menghela napas.

ARIF

Gagal gua neraktir lo tadi.

NALA

(beranjak dari kasur)

Udah gak usah dipikirin.

Nala hendak menuju balkon. Arif menarik baju Nala.

ARIF

Gimana kalo lo kasih gua satu

kesempatan sekali lagi buat bayar

hutang?

NALA

Huh?

ARIF

Kapan lo mulai bisa pergi-pergi?

NALA

3 minggu minimal. Emang kenapa?

ARIF

Tanggal segitu gua ada urusan

tambang di Tuban. Lo mau ikut gak?

NALA

Lo mau nganterin gua ke

Pacitan?!

Arif menarik Nala hingga duduk di kasur. Nala tertarik ke kasur.

ARIF

Ya. Abis itu gua bakal pergi

jauh-jauh dari hidup lo.

NALA

Lo ngomong apa sih?!

ARIF

Gua gak bisa ngelupain lo.

NALA

Lupa tinggal lupa, gak usah dibawa

ribet!

ARIF

Gak semua orang begitu.

Nala melirik bubur cendil. Inget neneknya. Nala terdiam.

NALA

Lo tuh kesurupan apa sih?

Arif terdiam.

Nala beranjak dari kasur.

Nala menggaruk-garuk kepalanya.

NALA

(menghela napas)

Kasih gua waktu buat mikir.

Sebentar.

Nala serius berpikir. Hening.

ARIF

(menyodorkan bubur)

Ganjel perut nih.

Nala menatap Arif penuh tanya. Bingung, ia menerima

buburnya. Kembali duduk di kasur.

NALA

Lo tuh anomali tau gak.

(memakan bubur)

Gak habis pikir gua.

ARIF

Jangan diabisin.

Nala mencubit keras lengan Arif.

ARIF (CONT’D)

Aduduh! Anjir! Sakit tahu!

NALA

Nyebelin tau gak.

Nala gak tahu harus kesel atau seneng sama Arif.

Keduanya duduk di atas kasur Nala. Diterpa matahari pagi.

Kamar Nala terlihat bersih.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar