Dunia Paralel
10. Seq 10

93. EXT. JALANAN KOTA - NIGHT

Musan dan Vanya kembali melintasi jalanan kota yang sepi. Musan mengintip Vanya melalui spion motornya, Vaya balas menatapnya lalu mereka berdua tersenyum. Tak lama kemudian gerimis kecil mulai turun. Musan dan Vanya menepi sebentar di minimarket.

Sementara Vanya menunggu di luar, kita melihat Musan sedang membayar di kasir minimarket. Tak lama kemudian Musan kelauar, mengambil air mineral dari kantong plastik, membukanya, lalu memberikannya ke vanya.

MUSAN
Sori ya malah hujan
VANYA
Bukan salahmu kali

Saat Vanya sedang minum, Musan kembali mengeluarkan tissue dari kantong plastik, lalu mengelap wajah dan rambut Vanya yang basah. Sontak Vanya tersipu dan tertawa kecil

VANYA
Sini sini aku bisa sendiri.

Vanya mengambil tissue dari Musan, lalu mengeringkan wajahya.

VANYA
Aku jadi inget waktu kamu nyulik aku malem malem terusn ngajak ke minimarket.
MUSAN
(tersenyum)
Tapi sekarang aku nggak beli, takut pilek
VANYA
Dipikir-pikir dulu kita nggak pernah jalan ya?
MUSAN
Iya ya? malah baru sekarang
VANYA
Iya kann

Tak lama kemudian hujan mulai reda, tinggal gerimis kecil. Musan melepas jaketnya, lalu memberikannya ke Vanya. Vanya tampak heran

MUSAN
Pake aja, basah dikit tapi anti air kok.
VANYA
Kamu?
MUSAN
Pake aja, mau lanjut kan?

Vanya tersenyum, lalu mengangguk

94. INT. PUNTHUK SETUMBU - LOKET TIKET - NIGHT

Karena masih hujan dan belum buka, Musan dan Vanya di singgah di basecamp, dudul di sebuah kursi kecil di ruang tamu. Vanya  tampak tertidur, menyelimuti dirinya dengan jaket Musan. Sementara Musan menunggu sendiri, tampak kedinginan.

Kemudian penjaga basecamp menghampiri mereka sambil membawa dua gelas teh hangat. Suasana tampak sunyi

PENJAGA BASECAMP
Teh anget?
MUSAN
Makasih Pak

Musan mengambil gelas teh, lalu menyeruputnya perlahan

PENJAGA BASECAMP
Dari mana?
MUSAN
Jogja
PENJAGA BASECAMP
Ohh Jogja

Vanya merubah posisi tidurnya, kini bersandar pada Musan.

MUSAN
Maaf temen saya kecapean
PENJAGA BASECAMP
Nggak papa, biar istirahat aja

Musan tersenyum mali

PENJAGA BASECAMP
Kalau hujannya berhenti, biasanya di atas bagus, kabutnya hilang.

95. EXT. PUNTHUK SETUMBU - TANGGA PENDAKIAN - DAWN

Musan dan Vanya menapaki anak tangga. Musan di depan, sementara Vanya agak mengikutinya di belakang.

MUSAN
Masih kuat?
VANYA
Kuatlah
MUSAN
Mau istirahat dulu?
VANYA
Kamu lupa kalo dulu nilai olahragaku paling bagus?

Vanya masih tampak kesulitan, Musan mengulurkan tangannya, Vanya menatapnya sebentar lalu mereka berdua bergandengan tangan sambil mendaki ke puncak.

96. EXT. PUNTHUK SETUMBU - PUNCAK - DAWN

Langit masih gelap, Puncak masih sepi. Musan dan Vanya duduk sambil menunggu matahari terbit.

MUSAN
Tau AADC kan?
VANYA
Tau, kenapa?
MUSAN
(menunjuk gereja ayam di kejauhan)
Kalo Rangga Cinta mainnya ke sana
VANYA
Sejak kapan kamu suka nonton film romantis?

Musan tertawa kecil, angin berhembus lembut, lalu matahari mulai terbit.

MUSAN
Van...
VANYA
Hmm?
MUSAN
Dari dulu, aku selalu mikir kalau hubungan kita cuma sebatas cinta monyet biasa, nggak ada yang perlu diseriusin

Vanya menatap Musan heran.

MUSAN
Tapi setelah kupikir lagi, ternyata aku salah. Kamu tau? Sampai sekarangpun perasaan itu nggak pernah hilang. Aku masih suka sama kamu.
VANYA
(kaget)
San? Kamu nggak lagi bercanda kan?

Musan mengeluarkan jam tangan kayu dari dalam tas selempangnya, lalu memasangkan jam tersebut pada tangan Vanya.

MUSAN
Hadiah ulang tahun, harusnya sih minggu depan, tapi kamu udah nggak di sini.

Vanya menatap wajah Musan, lalu Musan tersenyum. Vanya yang masih terkejut mulai tertawa lirih lalu memeluk Musan. Bertepatan dengan itu matahari mulai terbit.

97. EXT. JALANAN - DAY

SFX: Invisible relationship

Musan dan Vanya menelusuri jalanan pulang menuju Jogja. Jalanan tampak lenggang. Vanya melingkarkan tangannya memeluk Musan, tampak tertidur. Musan mengintip Vanya melalui spion, lalu tersenyum

98. INT. KAMPUS - KELAS - DAY

Suasana kelas sangat tenang, tampak serius mengerjakan ujian di kelas. Sementara Musan melamun dan melempar pandangannya ke luar jendela. Di luar hujan turun dengan lembut.

99. INT. KERETA - DAY

Vanya duduk di kereta, di kursi dekat jendela. Vanya melihat jam tangan kayu yang diberikan Musan. Tampak melamun dan memandang keluar jendela, lalu tersenyum. Hujan juga turun dengan lembut.

100. EXT. KAFETARIA - DAY

Musan bertemu dengan Damar, Tika, dan Winda di kafe. Mereka tampak tersenyum, lalu mengobrol dan tertawa.

101. INT. APARTEMEN MUSAN - NIGHT

Musan dan Vanya sedang melakukan video call melalui komputernya. Mereka tampak tersenyum sambil melambaikan tangan. Vanya menunjukan kucingnya pada Musan lalu mereka berdua tertawa.

102. EXT. TAMAN - DAY

Damar tampak mengatur kameranya. Lalu setelah siap dia berlari menuju teman-temannya. Tampak Musan, Damar, Vanya, Winda, dan Tika berkumpul untuk merayakan wisuda Musan. 

DAMAR
Satu, dua, ti-

Musan dan Vanya saling melirik, keduanya tersenyum, lalu terdengar suara kamera.

TEXT: Fin


FADE TO BLACK


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar