Dunia Paralel
5. Seq 4

29. INT. SMP HARAPAN - LAB BIOLOGI - DAY

Tampak anak anak kelas X-IPA 1 sedang melakukan praktikum di laboratorium biologi. Mereka tampak serius mengamati sesuatu menggunakan mikroskop. 

Di tengah-tengah praktikum, kita melihat Vanya dan Musan yang duduk berseberangan diam-diam saling mencuri pandang satu sama lain. Saat pandangan mereka bertemu, Vanya tersenyum simpul sementara Musan langsung membuang muka karaena tersipu malu.

Tika yang duduk di samping Vanya dan Damar yang duduk di samping Musan menyadari kalau Vanya dan Musan saling menatap. Mereka berdua tampak heran dengan kelakuan temannya.

DAMAR
(berbisik)
Habis jadian sama Vanya, ya?
MUSAN
(agak berteriak)
Hah?

Seisi laboratorium menengok ke arah Musan, lalu tampak Vanya menahan tawa.

MUSAN
(ke guru biologi)
Maaf, Bu.

Tampak Damar juga menahan tawa.

MUSAN
(kesal, berbisik ke Damar)
Puas?
DAMAR
Salah sendiri.

Musan kembali fokus mengamati sesuatu menggunakan mikroskop, sementara Damar menulis sesuatu di kertas. Sambil fokus melakukan kegiatan masing-masing, Musan dan Damar berbicara dengan suara pelan agar tidak mengganggu yang lain.

MUSAN
Mar
DAMAR
Hmm?
MUSAN
Tau info part time nggak? 
DAMAR
Part time buat?
MUSAN
Kalau ada gue mau daftar
DAMAR
Kenapa nggak jadi Tutor? Kan pala lo encer tuh, dulu abangku sempet ngajar anak SD. 
MUSAN
Yang lain deh, nggak bisa ngadepin anak kecil.
DAMAR
(berhenti menulis, menatap Musan)
Tau Winda nggak? Anak IPA 3.

Musan menggeleng

DAMAR (CONT'D)
Bokapnya punya toko buku, katanya sih lagi cari orang. Kalo mau ntar gue bilangin.

30. INT. TOKO BUKU WINDA - DAY

Kita melihat Musan berjalan mengikuti Winda menuju meja kasir yang terletak di dekat pintu masuk.

MUSAN
(takjub)
Ini koleksi semua?
WINDA
Kebanyakan sih gitu, sebagiannya lagi sumbangan.

Musan masih mengikuti Winda berjalan menuju meja kasir yang ada di dekat pintu depan.

WINDA
Udah ngerti kan?
MUSAN
Pokoknya cuma perlu duduk di sini, kalau ada yang beli tinggal terima uangnya, terus masukin ke laci. Kalau ada yang tanya judul buku, tinggal cek pake komputer ini
(memegang monitor di meja kasir)
Bener, kan?
WINDA
(tersenyum)
Bener kok. Buka jam empat, tutup jam sembilan. Lo cukup kerja hari selasa, kamis, sama kadang pas libur kalau butuh. Bisa?

Musan mengangguk


LATER


Jam menunjukan pukul lima sore. Musan dan Winda duduk di depan meja kasir. Winda sibuk mengetikan sesuatu menggunakan laptopnya, sementara Musan asik membaca buku.

MUSAN
Emang biasanya sepi?
WINDA
Ya gitu, kadang sehari cuma dua-tiga orang yang dateng. Pokoknya santai.

Winda kembali sibuk mengetik sesuatu di laptopnya.

MUSAN
Ngerjain apa? 
WINDA
Nulis film
MUSAN
Film?
WINDA
Film pendek ala-ala gitulah. Gue ikut ekskul film. Makanya pas gue ada kegiatan lo yang jaga toko.
MUSAN
Emang di sekolah kita ada yang begituan?
WINDA
Adalah, lo nggak tau?

Musan menggeleng

WINDA
Terus lo ikut apa?
MUSAN
Nggak ikut apa-apa
WINDA
Bagus deh, mending nggak usah. Ntar kalo lo sibuk nggak ada yang jaga toko lagi.

31. EXT. SMA HARAPAN - LAPANGAN

Musan dan Damar duduk di pinggir lapangan, melihat murid perempuan di kelasnya yang sedang bersiap-siap lari 100 meter. Vanya tampak sedang meregangkan kakinya.

DAMAR
Ehem-ehem... Denger-denger ada yang mulai kerja nih, kalo udah gajian bisa kali traktir makan.
MUSAN
Peritungan amat, baru juga mulai.

Damar tertawa. Tak lama setelah itu guru olahraga memberi aba-aba dan murid-murid perempuan mulai berlari. Vanya tampak berlari paling kencang, dan finish di urutan pertama.

DAMAR
Buset, si Vanya kenceng juga ya. 

Musan cuma menatap ke lapangan, tidak menanggapi.

DAMAR
San, serius San. Lo ama Vanya pacaran nggak sih?
MUSAN
Enggak kok
DAMAR
Terus?
MUSAN
Kok terus? Ya temenan biasa.
DAMAR
Tapi mesra kan?
MUSAN
Palalu mesra

Damar tertawa puas setelah menggoda Musan.

MUSAN
Tapi Mar
DAMAR
Apa?
MUSAN
Serius ini
DAMAR
Iya apaan?
MUSAN
Soal kerjaan, jangan bilang Vanya ya.
DAMAR
(menatap Musan heran)
Kenapa gitu?
Musan tidak membalas, hanya menatap Vanya dari kejauhan

EXT. SMA HARAPAN - GERBANG DEPAN - DAY

Sepulang sekolah Musan berjalan menuju gerbang, Winda tiba-tiba memanggil. 

WINDA
Musan!

Musan menoleh. Winda yang setengah berlari berhasil menyusul Musan dan berdiri di sampingnya.

MUSAN
Kenapa win?
WINDA
(menyerahkan kunci ke Musan)
Ini kunci duplikat. Sama gue mau minta tolong 

Tak jauh di belakang, kita melihat Vanya yang sedang berjalan tiba-tiba berehenti saat melihat Musan dan Winda sedang berbincang.

WINDA
Besok minggu lo bisa jaga toko nggak? Gue ada urusan ekskul.
MUSAN
(berpikir sejenak)
Minggu ya?
WINDA
(memelas)
Gimana? Bisa kan? Kalo libur bayarannya nambah kok

Musan belum menjawab, hanya menatap Winda yang tampak memelas.

32. INT. BIS - DAY

Musan dan Vanya duduk bersebelahan di bis. Vanya duduk di samping jendela, asik memandang keluar.

MUSAN
(mencondongkan tubuhnya ke Vanya)
Kata Damar larimu kenceng banget
VANYA
(bangga)
Iyalah, jelas
MUSAN
Kalau dibandingin masih cepetan aku sih
VANYA
Yeee dasar

Musan tertawa lirih

33. EXT - JALANAN PERUMAHAN - DAY

Musan dan Vanya berjalan bersama menyusuri jalan perumahan.

VANYA
Menurutmu kutub utara kayak apa?
MUSAN
Aku nggak pernah ke kutub utara
VANYA
Pertanyaannya bukan kamu pernah ke sana apa enggak!
MUSAN
(berpikir sejenak)
Dingin, jauh di utara, warnanya putih, banyak es batu. Ada pinguin sama beruang kutub
VANYA
Kalau kutub selatan?
MUSAN
Sama, tapi di selatan
VANYA
Padahal nggak ada beruang di kutub selatan
MUSAN
Emang iya?
VANYA
Kirain kamu pinter
MUSAN
Ohh...

Vanya dan Musan lanjut berjalan

VANYA
Lagi ada yang kamu pikirin ya?
MUSAN
Aku mau ngomong tapi jangan marah
VANYA
(menatap Musan)
Apa?
MUSAN
Kayaknya besok minggu kita nggak bisa jalan deh, kalo diundur gimana?
VANYA
Kenapa?
MUSAN
(bingung cara menjelaskan ke Vanya)
Ada urusan mendadak
VANYA
Tumben amat kamu sibuk. Urusan apa?
MUSAN
Adalah, urusan keluarga.

Vanya menatap Musan ragu

34. INT. TOKO BUKU WINDA - DAY

Musan duduk di belakang meja kasir, menatap ponselnya, melihat pesan teks dari Vanya yang berisi “Kamu beneran sibuk ya?”

Toko Buku tampak sepi, selain Musan hanya ada bapak-bapak tua (Pak Santoso) yang tampak sibuk menelusuri setiap rak buku. Tak lama kemudian, Pak Santoso menghampiri Musan sambil membawa sebuah buku.

Musan mengambil buku, memproses pembelian, meletakan buku ke kantong plastik, lalu menyerahkannya ke Pak Santoso.

MUSAN
Totalnya jadi 60.000
PAK SANTOSO
Winda kemana?
MUSAN
Oh, Winda baru ada urusan. Bapak kenal Winda?
PAK SANTOSO
Ya jelas kenal orang saya sering ke sini. Udah berapa lama kerja di sini?
MUSAN
Baru sebulan Pak
PAK SANTOSO
Situ pacarnya ya?
MUSAN
(agak kaget)
Eh, Bukan Pak. Cuma temen. Kebetulan satu sekolah.
PAK SANTOSO
Halah, dulu saya sama istri saya juga temenan. Mana satu sekolah lagi.

Musan tersenyum terpaksa. Pak Santoso juga ikut tersenyum. 

PAK SANTOSO
Tadi berapa totalnya?
MUSAN
60.000 Pak


LATER


Jam di dinding menunjukan pukul tujuh malam. Musan masih berdiri sendirian di belakang meja kasir. Tak lama kemudian, Winda membuka pintu dan langsung menghampiri Musan.

WINDA
Sori san pulangku kemaleman
MUSAN
Nggak papa
WINDA
Belom makan kan?

35. EXT. WARUNG PINGGIR JALAN - NIGHT

Kita melihat Musan dan Winda duduk dan makan berdua di warung pinggir jalan.

MUSAN
Gimana syuting?
WINDA
Lancar... tapi ya gitu, nggak punya basic acting, jadi seadanya.
MUSAN
Udah selesai?
WINDA
Belum lah, seperempatnya aja belum ada.
MUSAN
Ohh...
WINDA
Nanti kalau udah jadi anak-anak mau nonton bareng, mau ikut?
MUSAN
Emang boleh?
WINDA
Boleh, nanti gue undang. Btw toko gimana? ada yang beli?
MUSAN
Ada satu, bapak-bapak, nanyain lo
WINDA
(heran)
Bapak-bapak?
MUSAN
Agak tua, gemuk, kacamataan, rambutnya botak depan. Kenal lo katanya
WINDA
Ngomong yang aneh-aneh nggak?
MUSAN
Lo kenal?
WINDA
Kenallah orang dia bokap gue
MUSAN
(kaget)
Hah?
WINDA
Lain kali nggak usah diladenin, emang rada aneh orangnya.

36. EXT. SMA HARAPAN - LAPANGAN - DAY

Kita melihat anak kelas X-IPA 1 duduk di pinggir lapangan, melihat anak perempuan sedang bermain basket.

DAMAR
San, kemarin lo habis jalan sama Winda ya?
MUSAN
Cuma kerja, jaga toko.
DAMAR
Nggak lebih?
MUSAN
Maksud lo?
DAMAR
Makan bareng?
MUSAN
Ya... habis itu makan, kenapa?
DAMAR
Kacau san, pokoknya kacau
MUSAN
Kacau kenapa?
DAMAR
Kemarin nih... 

37. EXT. WARUNG MARTABAK - NIGHT - FLASHBACK

Dari seberang jalan, kita melihat Damar dan Tika sedang membeli martabak. Kemudian, Tika melihat Musan dan Winda sedang makan dan mengobrol berdua.

TIKA
(mengernyitkan dahi)
Mar mar, itu Musan nggak sih?
DAMAR
Musan? Mana?
TIKA
(menyuruh Damar melihat ke seberang jalan)
Ituuu

Damar melihat ke seberang jalan, lalu melihat Musan dan Winda sedang makan bersama. Tika tampak sebal dan terkejut, sementara itu Damar tampak kikuk takut Tika salah paham.

DAMAR
Bukan ah, salah orang lo
TIKA
Ih, lo minus ya?. Gue hafal banget bentukan dia. Kalo nggak percaya mending kita samperin deh.
DAMAR
Terus kalau Musan emang kenapa?
TIKA
Kok kenapa? Ya brengsek lah! Udah batalin jalan sama Vanya, eh malah berduaan sama cewek lain.
DAMAR
Nggak gitu juga kali, Tik
TIKA
Lo nggak lagi ngebelain Musan kan?
DAMAR
Yaaaa enggak
TIKA
Kita samperin aja deh biar jelas

Tika hendak pergi tapi Damar menarik tangannya dan mencegahnya.

DAMAR
Tik tik, jangan ah, Nggak enak bikin rusuh.
TIKA
Kenapa? lo pasti nyembunyiin sesuatu kan Mar?

Damar cuma diam, bingung, dan kikuk

TIKA
Terserah lo deh, sebel gue kalau ada yang main-main sama Vanya. Gue balik sendri aja. 

Tika pergi meninggalkan Damar, lalu tukang martabak memberikan sebungkus pesanan martabak ke Damar.

38. EXT. SMA HARAPAN - LAPANGAN - DAY

Damar dan Musan masih duduk di pinggir lapangan, melihat anak perempuan bermain basket.

MUSAN
(semangat, penasaran)
Lo jalan sama Tika? Udah jadian?
DAMAR
(malu-malu)
Iya, hehe.
MUSAN
Dari kapan?
DAMAR
Baru seminggu sih.
MUSAN
Siapa yang nembak?
DAMAR
Buset dengerin dulu, yang tadi lebih penting.

Tampak Vanya sedang mendribble bola.

MUSAN
Emang kenapa kalo makan bareng Winda?
DAMAR
Lu bego apa polos sih? Nih ya, Lu batalin janji jalan sama Vanya, tapi malah makan sama cewek lain. Ngerti, kan?

Musan tampak termenung, lalu menoleh sekilas ke arah Vanya yang sedang mendribble bola. Vanya melempar bola ke arah ring dan bola masuk. Anak-anak tampak bersorak.

39. I/E. BIS - DAY

Sepulang sekolah, Musan dan Vanya duduk bersebelahan di Bis. Sepanjang perjalanan Musan berusaha mengobrol dengan Vanya, tapi Vanya tak peduli.

MUSAN
Van...
(beat)
Lagi marah, ya?
VANYA
(judes, bete)
Menurutmu?

Karena tidak ingin mengobrol dan bersebelahan dengan Musan, Vanya yang duduk di dekat jendela memutuskan untuk pindah ke kursi kosong yang ada di depannya. Melihat tingkah Vanya, Musan menghela nafasnya.

40. EXT. RUMAH VANYA - GERBANG DEPAN - DAY

Sesampainya di depan rumah, Vanya berniat untuk langsung masuk dan meninggalkan Musan. Namun, Musan yang berdiri di luar pagar memanggilnya.

MUSAN
Vanya, kamu kenapa sih? Kalo aku salah bilang dong.

Vanya masih berjalan meninggalkan Musan.

MUSAN
Gara-gara Winda, ya?

Mendengar perkataan Musan, Vanya langsung berhenti lalu menatap Musan dengan raut wajah menahan kesal.

VANYA
Udah sadar sekarang?

41. INT. RUMAH VANYA - DAY

Kita melihat Tante Ratna mengintip Vanya dan Musan yang tampak bersitegang dari balik jendela.

42. EXT. DEPAN RUMAH VANYA - DAY

Vanya dan Musan masih berdebat.

MUSAN
Ya ampun Van, aku sama Winda tu cuma temen
VANYA
Ya kita dulunya juga temen, sekarangpun juga cuma temen.
MUSAN
Van...
VANYA
Sekarang jelasin, kenapa, kamu bilang ada urusan keluarga, tapi malah jalan bareng sama si Winda. Kenapa?
MUSAN
Aku sama Winda nggak jalan bareng
VANYA
(sewot)
Terus? Makan bareng? jajan bareng? Berduaan malem-malem?

Musan tampak diam dan bingung, tidak tahu bagaimana cara menjelaskan situasinya ke Vanya.

VANYA
Terserah lah, emang akunya yang bodo terlalu ngarepin kamu.

Vanya yang makin bete memutuskan untuk meninggalkan Musan dan masuk ke dalam rumah.

43. INT. RUMAH VANYA - DAY

Vanya masuk ke dalam rumah, lalu melepas sepatunya dengan wajah bersungut.

TANTE RATNA
Itu siapa Van? Musan ya?

Vanya tidak peduli dengan perkataan Ibunya, selesai melepas sepatu langsung pergi ke dalam.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar