Dunia Paralel
3. Seq 2

10. EXT. HALTE DEPAN PERUMAHAN - DAY

Musan sedang duduk menunggu bis di halte depan perumahan, dari situ dia melihat Vanya sedikit berlari ke arah Halte. Musan melihat ke arah jam tangannya, pukul 6:50. Tepat setelah itu bis tiba dan berhenti di halte. 

11. I/E. BIS - DAY

Sambil naik ke bus, Musan berbicara pada kernet bus.

MUSAN
Bentar bang, di sebrang ada yang mau naik
KERNET BUS
(berteriak)
Tahan tahan!

Musan duduk di kursi samping jendela. Tak berselang lama datang Vanya dengan nafas terengah-engah duduk di samping Musan. Setelah itu Bis mulai berjalan.

Vanya merogoh air minum dari dalam tasnya, lalu meneguknya sedikit dan berusaha mengatur nafas. Musan melirik ke arah Vanya.

VANYA
(ketus, sadar kalau Musan memperhatikannya)
Kenapa?
MUSAN
Tumben siang
VANYA
Terus?
MUSAN
Ya nggak papa, tumben aja.

Musan membuang muka dan menatap keluar jendela. Setelah itu kernet bis datang unutuk menarik ongkos Vanya dan Musan. Vanya mengecek ke dalam saku, tapi dia tidak menemukan uang sakunya. Vanya yang sedikit panik mengecek ke dalam tasnya, tapi dia juga tidak menemukan apa-apa.

VANYA
Aduh bang, utang dulu dong, ketinggalan nih uangnya.

Kernet bis tampak bingung, lalu Musan tiba-tiba menyerahkan sejumlah uang ke arah kernet bis.

MUSAN
Dua bang

Kernet bus menerima uang Musan, lalu pergi. Vanya tampak terkejut.

VANYA
(kaget)
Kok gitu?
MUSAN
Daripada ngutang sama abangnya?


12. INT. SMA HARAPAN - KELAS - DAY

Musan dan Vanya berdiri di depan meja guru, Bu Dewi tampak kesal dan heran.

BU DEWI
Sekarang malah kalian berdua yang telat.
VANYA
Maaf Bu. Tadi bisnya mogok. 
MUSAN
(kaget, bingung)
Mogok?

Vanya diam-diam menginjak kaki Musan, Musan meringis kesakitan.

MUSAN
Aduh, apaan sih.
BU DEWI
Udah-udah, kali ini Ibu Maafin. Tapi Musan, kamu ini udah telat berapa kali? Pokoknya ini peringatan terakhir.
MUSAN
Iya Bu.
BU DEWI
Yasudah, sekarang kalian berdua bantu ketua kelas ambil buku paket di perpus.

13. INT. SMA HARAPAN - PERPUSTAKAAN - DAY

Vanya, Musan, dan ketua kelas sedang berdiri di depan meja petugas perpustakaan sambil membawa tumpukan buku paket.

VANYA
Kalian duluan aja.

Musan dan ketua kelas pergi meninggalkan perpustakaan.

VANYA
(berbicara ke pertugas perpustakaan)
Totalnya jadi tiga puluh ya pak

14. EXT. SMA HARAPAN - DEPAN PERPUSTAKAAN - DAY

Di depan pintu perpustakaan, Musan menyuruh ketua kelas untuk meninggalkan mereka dan kembali duluan ke kelas.

MUSAN
Duluan aja.

Ketua kelas akhirnya pergi, meninggalkan Musan yang menunggu Vanya di depan pintu perpustakaan. Tak berselang lama kita melihat Vanya keluar dari perpustakaan. Vanya tampak heran karena Musan masih ada di sana.

VANYA
Ngapain masih di sini?

15. EXT. SMA HARAPAN - KORIDOR - DAY

Di lapangan tampak beberapa murid sedang mengikuti pelajaran olah raga basket. Sementara itu, Tampak Musan dan Vanya berjalan berdua menyusuri koridor sekolah yang sepi.

VANYA
Uangmu besok kuganti
MUSAN
Nggak usah
VANYA
Kok nggak usah?

Musan tidak menjawab, terus berjalan. Selama beberapa saat Musan dan Vanya hanya berjalan tanpa saling bicara satu sama lain.

VANYA
Makasih
MUSAN
Heem
VANYA
Udah dapet kelompok? buat tugas presentasi
MUSAN
(Sekilas melirik Vanya)
Baru berdua sama Damar... Kamu?
VANYA
Sama, baru sama Tika.
MUSAN
Oh... 
(beat)
Mau gabung?
VANYA
(Menatap Musan)
Boleh... 

Vanya dan Musan kembali berjalan selama beberapa saat.

VANYA
Terus?
MUSAN
Apa?
VANYA
Nomor hpmu?

Musan menatap Vanya, agak terkejut.

VANYA
Nggak usah kaget kali. Buat bahas tugas kok. Biar gampang ngerjainnya.
MUSAN
Emang sekarang kamu bisa ngambil hp?
VANYA
(menyadari tangannya penuh buku paket)
Ya nggak sekarang juga.
MUSAN
Nomor hpmu aja.
VANYA
Emang kamu bisa ngambil hp?
MUSAN
Hpku di tas
VANYA
Terus?
MUSAN
Sebutin aja, aku inget.
VANYA
(heran)
Kosong lapan lima
MUSAN
Heem
VANYA
Tiga tiga tujuh
MUSAN
Heem
VANYA
Beneran inget?
MUSAN
Kosong lapan lima tiga tiga tujuh
VANYA
(Tertawa kecil)
Dua delapan tiga
MUSAN
Beneran nggak nih?
VANYA
Beneraan...
Musan dan Vanya sama-sama tertawa lirih.
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar