Dunia Maya
6. ibu terbunuh

29. INT. RUANG MAKAN RUMAH JURAGAN SASTRO — MALAM

Juragan Sastro mengusap mulutnya dengan tissu, begitupun Bagas. Sementara Ibu,Intan dan Maya masih menikmati buah buahan yang ada dimeja makan. 

Cahaya di semua ruangan terlihat sedikit redup karena hanya diterangi beberapa lampu minyak yang menempel didinding dan beberapa lilin yang ada diatas meja.

JURAGAN SASTRO

Kalian teruskan dulu, bapak mau merokok diruang tengah. 

Juragan Sastro bangkit berdiri

JURAGAN SASTRO (CONT’D)

Entah sampai kapan lampunya akan mati seperti ini.

BASKORO

Nggak apa-apa pak, jadi kelihatan lebih hangat dan romantis, sesuai dengan tema acaranya malam ini.

Semuanya tersenyum dan membenarkan ucapan Baskoro. Juragan Sastro menepuk pundak Baskoro dan memberi isyarat agar dia ikut dan menemaninya ke ruang tengah. Baskoro pun mengikuti bapaknya meninggalkan meja makan. 

IBU SULASTRI

(Sambil makan buah)

Jadi bagaimana kuliahmu? dengar dengar kamu sudah memiliki group band?

Maya memelototi Intan dengan canda, sementara Intan hanya tersenyum sambil makan buah jeruk.

MAYA

Ya... sekedar menyalurkan hobi bu.. sekaligus mengaplikasikan ilmu yang diajarkan di kampus.

IBU SULASTRI

Lho.. Kalau sudah diniati ya harus serius, kalau semua hal dilakukan dengan serius dan sungguh-sungguh pasti akan berhasil.

MAYA

Iya bu..

IBU SULASTRI

Termasuk dalam menjalin hubungan dengan seseorang, kalau sudah yakin cocok ya dijalani dengan sungguh-sungguh juga.

MAYA

Maksud ibu?..

Ibu Sulastri tersenyum sambil melihat Intan, Maya yang terkejut dengan ucapan ibunya juga ikut menatap kakak iparnya. Intan melihat keduanya bergantian dan tertawa sambil menggerakkan kedua telapak tangannya tanda bahwa bukan dia yang bercerita tentang pacar Maya.

INTAN

(berdiri sambil tertawa)

Bukan,..bukan mbak yang cerita May? sumpah... pasti mas Bagas yang cerita ke ibu, kalau masalah ini, mbak tidak ikut- ikut, sudah ya mbak mau nemani bapak.  

Intan tertawa sambil meninggalkan mereka berdua, Maya cemberut kesal dan sedikit malu, sementara ibu Sulastri tersenyum melihat kelakuan mereka berdua.

IBU SULASTRI

(Menggoda maya)

Jadi benar salah seorang dari group bandmu adalah pacarmu? ganteng nggak?

MAYA

(Masih malu)

Ibu ngomong apaan sih?

IBU SULASTRI

(Tersenyum)

Ibu juga pernah seumuranmu.. Kalau memang dia laki-laki yang baik, tanggung jawab, dan sayang sama kamu, ya.. Apa salahnya menjalin hubungan yang serius. Cuma pesan ibu tetap jaga diri dan jalin hubungan yang sehat. kalian bisa saling belajar memahami karakter masing masing. ya kalau liburan ajak dan kenalkan dia pada kami. 

Maya tersentak. Dia ingat telah menyuruh dhani dan teman-teman menjemput dia malam ini. maya mengambil ponsel dari saku celananya.

IBU SULASTRI (CONT’D)

Ada apa may?

MAYA

Maya baru ingat, tadi waktu maya masih marah di kamar, Maya menelepon Dhani dan teman lainya kesini untuk menjemput Maya.

IBU SULASTRI

Wah.. ya kebetulan. biarkan nanti mereka makan-makan dan sekalian menginap disini.

Maya tersenyum gembira, dia segera menghubungi ponsel Dhani tapi tidak ada nada sambung. Dia coba sekali lagi tapi tetap tidak ada nada sambung.

MAYA

Sepertinya layanan ponsel juga ikut mati bu.

IBU SULASTRI

Ya sudah, kita tunggu. kondisi jalanan malam hari memang sepi, tapi dalam kondisi hujan seperti ini, mobil gak bisa cepat-cepat, bahaya. Semoga mereka selamat sampai disini.

MAYA

Iya bu, amin.

IBU SULASTRI

Kalau begitu biar piring kotornya diberesin Ayu dulu, dan makananya biar tetap dimeja ini. 

Maya mengangguk. Ibu Sulastri mulai memanggil Ayu

IBU SULASTRI (CONT’D)

(sedikit kencang)

Ayu... Ayu...

MAYA

Maaf bu, tadi waktu hujan bukanya Ayu keluar rumah?

IBU SULASTRI

(terkejut)

Apa?! Keluar rumah? aneh, Mau kemana malam-malam hujan begini dia keluar? Nggak biasanya dia seperti ini. Coba kamu lihat dikamarnya, siapa tahu dia tertidur.

Maya segera menuju ke kamar Ayu, sementara ibu Sulastri menumpuk piring kotor sendiri. Tak lama kemudian Maya kembali.

MAYA

Ayu nggak ada dikamarnya bu, pintu kamarnya terbuka dan nampak berantakan.

IBU SULASTRI

kemana anak itu?!, sudah tahu lagi banyak tamu kok malah keluar.

MAYA

Apa biasanya kalau malam sering keluar bu?

IBU SULASTRI

Nggak pernah, ya baru kali ini, nggak pamit lagi. Kalau bapakmu tahu bisa marah..,Ya sudah biar ibu saja yang membawa piring kotornya ke dapur.

MAYA

Sini Maya bantu bu.

Ibu Sulastri dibantu Maya menumpuk piring dan gelas kotor, kemudian langsung membawanya ke dapur. Ibu Sulastri membawa lampu minyak sebagai penerangan.


30. INT. DAPUR RUMAH JURAGAN SASTRO — MALAM

Suasana dapur gelap, Maya dan ibu memasuki dapur. Ibu Sulastri menuju ketempat cuci piring dan menaruh piring dan gelas kotor ditempat cuci piring. 

Sementara lampu minyaknya dia gantungkan di tembok yang ada pakunya.

IBU SULASTRI

(mengambil lap dan menyerahkan ke Maya)

Sudah taruh situ saja, biar ibu yang nyuci. Kamu lap saja mejanya dan sapu lantainya.

MAYA

(menerima lap dari ibunya)

Iya bu..

Maya pergi meninggalkan ibunya didapur seorang diri. ibu Sulastri menghidupkan kran westafel. Tiba tiba dari arah belakang Maya memeluk dan menyandarkan kepalanya di punggung ibunya, ibu sulastri terkejut sebentar dan tersenyum ketika tahu anaknya yang memeluk. 

MAYA (CONT’D)

Terima kasih bu atas semua dukungan dan kasih sayang ibu selama ini... Maya sayang ibu..

IBU SULASTRI

(memegang tangan Maya yang melingkar di perut)

Sama-sama,Ibu juga mengucapkan terima kasih karena selama ini sudah menjadi anak ibu yang baik, ibu sayang kalian semua. Sudah sana bersihkan mejanya, keburu mereka datang.

Maya tersenyum bahagia lalu mencium pipi ibunya dan langsung bergegas pergi. Ibu Sulastri tersenyum melihat perilaku anaknya. Dia melanjutkan pekerjaanya membersihkan piring. suasana hening, sayup sayup masih terdengar suara gemuruh lirih. 

Cahaya lampu minyak sedikit bergoyang, bersamaan dengan itu terdengar suara benda kecil yang jatuh. Ibu Sulastri membalikkan badan ke sumber suara tapi tak melihat sesuatu karena kondisi agak gelap.

IBU SULASTRI (CONT’D)

Ayu... kaukah itu yu?...

Suasana hening tanpa ada jawaban. Ibu Sulastri perlahan berbalik lagi melanjutkan pekerjaanya. Tak berselang lama terdengar suara langkah kaki mengendap dari belakang. ibu sulastri terasa kalau ada seseorang dibelakangnya, dia menyangka itu maya.

IBU SULASTRI (CONT’D)

(sambil terus mencuci)

Ada apalagi May?... Ibu tahu kamu dibelakang mau mengagetkan ibu lagi kan?

Ditunggu tidak ada jawaban. Ibu Sulastri merasa ada yang aneh,bulu kuduknya mulai berdiri. 

dia mematikan air kran perlahan, dan tiba tiba sebuah tali tambang berbentuk laso jatuh dari atas tepat melingkar dilehernya. 

Belum sempat sadar apa yang terjadi, tali tambang tersebut tertarik keatas melilit lehernya dengan kencang hingga tubuh ibu Sulastri ikut terangkat dan kakinya menggantung. Ibu Sulastri meronta ronta dan berusaha melepas ikatan yang ada dilehernya, kakinya menendang nendang dan mengenai gelas yang ada di tempat cucian hingga akhirnya gelas tersebut jatuh. 

CUT TO:


31. INT. RUANG MAKAN RUMAH JURAGAN SASTRO — MALAM

Suara gelas pecah terdengar hingga dimeja makan. Maya yang sedang menyapu langsung berhenti, sementara Intan muncul dari ruang tengah.

INTAN

Suara pecah apa dik?

MAYA

Entahlah mbak, suaranya dari dapur. Sepertinya ibu memecahkan sesuatu. biar Maya yang periksa, mbak Intan disini saja.

Maya pergi memeriksa sambil membawa sebuah lilin. dia berjalan perlahan memanggil nama ibunya sambil mempertahankan agar api lilin tidak padam.

MAYA (CONT’D)

Ibu,.. Ibu nggak apa-apa? Bu,..

Tak ada jawaban, Maya terus berjalan menuju dapur.


32. INT. DAPUR RUMAH JURAGAN SASTRO — MALAM

Keadaan dapur sepi dan gelap. Lampu minyak yang tergantung di dinding mati. Maya terus memanggil nama ibunya tapi tetap tidak ada jawaban. 

Maya berjalan sambil mengarahkan cahaya lilin kedepan menuju tempat lampu minyak yang tergantung. saat mau mengambil lampu tiba-tiba kakinya menginjak pecahan gelas yang berserakan dibawah tapi tidak sampai melukainya. 

Maya melangkah dengan hati-hati dan mengambil lampu minyak yang tergantung dan menyalakan dengan bantuan lilin yang dipegangnya. Maya menggantung kembali lampu minyaknya. 

Ruang dapur sedikit lebih terang, hingga pada saat yang bersamaan terlihat pula tubuh ibunya yang menggantung diatas. Maya histeris, lilin yang dipegang dilepas dan dia berteriak sambil menutup kedua telinganya.

MAYA

(teriak histeris)

Ibuuu!!... Ibuuu!...

Baskoro muncul disusul Intan dan juragan Sastro. Mereka semua tersentak,panik, dan bingung melihat kejadian tragis tersebut.  

BASKORO

(bingung dan panik)

Ibu!... maya?...

Baskoro bergegas merangkul Maya yang menangis shok dan mengajaknya menjauh. Sementara Intan menangis bingung di samping juragan Sastro yang diam tak bisa berkata apa-apa.

INTAN

(menangis)

Pak... kenapa ibu pak?..

Intan memeluk mertuanya yang tak kuat melihat kejadian itu.

JURAGAN SASTRO

(menenangkan diri)

Bas... bawa adikmu pergi dari sini.. Kita harus segera minta bantuan.

BASKORO

(menangis dan emosi)

Tapi pak, kita harus segera menolong dan membawa ibu ke ruamh sakit, kita harus menurunkan tubuhnya, Bas nggak mau meninggalkan ibu dalam kondisi seperti ini,

JURAGAN SASTRO

(menenangkan baskoro)

Bas!.. Dengar bapak !..,

Baskoro terdiam dan menatap wajah bapaknya.

JURAGAN SASTRO (CONT’D)

(mengatur nafas)

Bas, dengar... ibumu sudah mati,

BASKORO

Nggak mungkin, nggak mungkin ibu mati seperti itu, Bas nggak percaya ibu bunuh diri..

JURAGAN SASTRO

Bas, lihat! Lihat baik-baik.. Ibumu bukan bunuh diri, tidak mungkin dia bisa memanjat setinggi itu, pasti ada seseorang yang sengaja menggantung ibumu.

Baskoro dan yang lain tersentak sadar, mereka saling melihat sekeliling.

BASKORO

(bicara pelan)

Berarti pembunuhnya masih berkeliaran dirumah ini?

JURAGAN SASTRO

(mengangguk dan bicara pelan)

Cepat kita hubungi polisi.

Baskoro mencari sesuatu dan melihat pisau di dekat rak piring. Dia melepas pelukan maya dan mengambil pisau tersebut untuk berjaga jaga. 

Saat itu juga tiba-tiba pintu dapur terbuka karena hembusan angin yang kuat dari luar. Mereka semua langsung waspada dengan semua kemungkinan yang akan terjadi. 

Baskoro mengambil lampu minyak yang menempel di dinding dan memberanikan diri memeriksa. 

MAYA

Hati hati mas,ada gelas pecah dibawah.

Baskoro berjalan hati-hati mendekati pintu, dia mengacungkan pisau kearah luar dan melihat tidak ada seorang pun disana, dia kemudian menutup dan mengunci pintu dapur. Baskoro mendekati bapaknya.

BASKORO

Pintu dapur tadi tidak terkunci, Kita harus memeriksa semua pintu dan menguncinya.

Juragan Sastro mengangguk setuju, Intan mendekati suaminya dan merangkul lengan kirinya, sementara Maya merangkul lengan bapaknya. Mereka bersama -sama meninggalkan dapur dengan waspada.


33. INT. RUANG KELUARGA RUMAH JURAGAN SASTRO — MALAM

Mereka sampai di ruang keluarga. Baskoro menyuruh intan agar segera menelepon polisi.

BASKORO

Ma... kamu hubungi polisi sekarang juga. Mas mau memeriksa pintu samping.

Intan langsung mengambil ponselnya yang ada di atas meja disamping ponsel Baskoro, sementara Baskoro pergi memeriksa pintu samping.

JURAGAN SASTRO

(Bicara ke Maya)

Maya, kamu temani mbakmu, bapak mau memeriksa pintu depan.

Maya melepas lengan bapaknya dan berdiri disamping Intan, sementara intan terus berusaha menelepon polisi tapi tidak ada nada sambung.

INTAN

(sedikit panik)

Kok nggak bisa tersambung May,.. Coba pakai ponselmu..

MAYA

(mengeluarkan ponsel dari sakunya)

Sepertinya dari tadi ada gangguan sinyal mbak. bentar Maya coba lagi..

Maya mencoba menghubungi nomor 112 tapi tetap tidak ada layanan. Juragan Sastro kembali dari ruang tamu, begitu juga Baskoro muncul dari ruang tengah.

BASKORO

Bagaimana? Sudah dihubungi?..

INTAN

Nggak bisa mas... sinyalnya gangguan semua..

Baskoro meletakkan pisau dan mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja, dia memeriksa sinyal ponselnya.

BASKORO

Benar tidak ada sinyal sama sekali.

JURAGAN SASTRO

(melihat telepon rumah)

Oh iya, coba telepon rumah itu!

Baskoro langsung menuju ketempat telepon rumah yang ada diatas buffet disamping televisi. Dia mengangkat gagangnya dan menekan nomor 112. 

Baskoro bingung, tidak ada suara apapun ditelepon itu, dia memeriksa pesawat teleponnya dan mengangkatnya, ternyata kabel telepon itu terputus tepat dikonektornya.

BASKORO

(membanting pesawat telepon)

Sialan!!... Ada yang sengaja memotong kabel teleponnya... 

MAYA

(bergaya dingin dan tenang)

Berarti orang yang membunuh ibu adalah orang dalam.

Semuanya melihat kearah maya.

BASKORO

(sedikit emosi)

Apa maksudmu May? Kamu menuduh salah satu diantara kita yang membunuh ibu?!

MAYA

Bukan, bukan kita, tapi si Ayu!

JURAGAN SASTRO

Ayu?... Iya,ada benarnya juga kata-kata adikmu, dari tadi bapak juga tidak melihat keberadaanya.

MAYA

Iya,... sejak awal melihatnya,maya sudah curiga ada sesuatu yang aneh pada diri Ayu, dan ketika ibu menyuruh maya mencari dia, ternyata sudah tidak ada dikamarnya?

Saat semuanya terdiam mendengar cerita Maya, tiba-tiba terdengar ada seseorang yang menggedor dan berusaha membuka pintu depan. Baskoro memberi isyarat agar semuanya diam dan tenang. 

Dia mengambil lagi pisau yang dia letakkan di meja. mereka bersama-sama menuju ruang tamu.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar