Dunia Maya
3. jamuan makan

21. INT. LORONG RUANGAN DEPAN KAMAR INTAN — PETANG

Maya yang selesai mandi dengan kondisi handuk yang tersampir dibahunya melihat ibunya yang sedang bahagia menerima kado dari intan. Dia berhenti dan memperhatikan dari balik pintu kamar Intan yang terbuka sedikit. 

IBU SULASTRI (V.O.)

Waaah... ini indah sekali nduk.. Apa nggak mahal kamu membelikan kado seperti ini buat ibu?

INTAN (V.O.)

Kebetulan mas Bagas ada kelebihan rezeki bu..

IBU SULASTRI (V.O.)

Wes.. Tak doakan mudah-mudahan usaha suamimu tambah lancar..

INTAN (V.O.)

Amiin.. Sini intan bantu memakaikan.

Maya melihat Intan berdiri lalu mempersilahkan ibunya duduk dan membantu memakaikan kalung dileher ibunya. 

ibu Sulastri tersenyum didepan cermin sambil memegang bandul mutiaranya. 

Maya tertegun sesaat, lalu berjalan pergi menuju teras samping rumah.


22. I/E. TERAS HALAMAN SAMPING RUMAH JURAGAN SASTRO — PETANG

Maya berdiri di teras samping. Sepasang kursi dari kayu menghiasi ruangan ini. Sesekali dia mengusap rambut pendeknya yang belum kering dengan handuk. 

Dia melihat kearah langit yang semakin mendung. Terpaan angin yang sesekali kencang membuat beberapa pohon terlihat bergoyang.

Maya mengeluarkan sebungkus rokok dan menyalakan sebatang. Dia menikmati beberapa hisapan saat matanya tertuju pada sosok pak Dasim yang berjalan mendekatinya dengan terseok karena kaki kirinya yang cacat. 

Pak Dasim menatap maya dengan tajam sambil terus mendekat. Maya sedikit takut dan mundur perlahan hingga tiba-tiba dia menabrak Baskoro yang ternyata sudah berdiri dibelakangnya. Sambil terkejut dia memarahi Boskoro.

MAYA

Mas!, Sudah dua kali ini kamu mengagetkan Maya.

BASKORO

(tersenyum dan mengusap rambutnya dengan handuk)

Lho.. Kamu yang nabrak kok mas yang disalahkan.

Maya tidak melanjutkan perdebatan dengan kakaknya. Dia melihat kearah pak Dasim lagi yang sudah ada dihadapan mereka berdua. Maya merapatkan tubuhnya kesamping Baskoro dan memegang lengannya. Baskoro menyapa pak Dasim.

BASKORO (CONT’D)

Selamat sore pak Dasim? Bagaimana kabarnya? Sehat?...

Pak Dasim tersenyum sambil menganggukkan kepala.

PAK DASIM

Sehat tanpa kekurangan apapun nak Bas...

BASKORO

Syukurlah..

PAK DASIM

(Menunjuk kearah maya)

Ini nak Maya?

Maya hanya mengangguk sambil berusaha tersenyum.

PAK DASIM (CONT’D)

Kapan kalian datang?

BASKORO

Ini tadi baru datang.

PAK DASIM

(Mengangguk-anggukkan kepala)

Jadi ngumpul satu keluarga

BASKORO

Iya, .. Bapak mau kemana?

PAK DASIM

Mau pulang, tadi bapak lihat ada wanita diteras sambil merokok, bapak penasaran, eee ternyata nak Maya,lama bapak nggak lihat nak Maya.. pangling bapak karena penampilannya berubah. Maklum matanya sudah mata tua, hee.. heee...hee, ya sudah bapak pamit dulu, sudah mau hujan.

BASKORO

Iya pak, hati-hati dijalan.

Pak Dasim tersenyum aneh kearah Maya dan meninggalkan mereka. Walaupun jalannya terseok tapi langkah kakinya sangat cepat. 

MAYA

(Menghisap rokoknya)

Maya heran dengan orang tua itu.

BASKORO

Siapa?, Pak Dasim?.. Memang kenapa?

MAYA

Coba mas pikir,Selama dia bekerja disini, tak satupun dari kita yang tahu keberadaan rumah dan keluarga dia yang sebenarnya.

BASKORO

(Berfikir sebentar)

Ya benar juga sih,..Kalau kata bapak, rumah pak Dasim ada ditengah hutan. Tapi bapak sendiri juga tidak tahu letak pastinya.Beliau orangnya memang suka menyendiri, mangkanya tidak ada seorangpun bahkan warga desa ini yang tahu tentang kehidupan keluarganya. warga tahunya Beliau bekerja disini sebagai orang kepercayaan bapak.

MAYA

Lalu istri dan anaknya?

BASKORO

Setahu mas, Beliau tidak punya anak. Sedangkan istrinya ada yang bilang sudah meninggal, ada yang bilang masih hidup tapi sakit lumpuh dan hanya bisa berbaring dikamar.

Suara gemuruh awan mendung mulai terdengar. Tiupan angin dan udara dingin mulai mengganggu mereka. Tampak Bagas dan Maya memutuskan untuk masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. 


23. INT. RUANG MAKAN RUMAH JURAGAN SASTRO — MALAM

Suara guntur terdengar sayup dari dalam ruangan ini. Meja makan berukuran besar dengan enam set kursi tampak penuh dengan berbagai hidangan. 

Sebuah lukisan mirip nyi roro kidul berukuran besar terpampang didinding. 

Ayu membawa beberapa nampan berisi buah buahan dari dapur dan menyerahkan pada ibu Sulastri dan langsung kembali lagi ke dapur. Ibu Sulastri menerima dan menata nampan tersebut. 

Dia malam ini mengenakan kebaya moderen. Beberapa perhiasan cincin dan gelang emas tampak melingkar di jari dan tangannya. Sebuah kalung emas berbandul mutiara pemberian intan pun dipakainya. 

Sementara Intan menata sendok dan piring layaknya disebuah jamuan, dia mengenakan dress brokat pesta berwarna putih dengan asesoris perhiasan pemberian suaminya.

IBU SULASTRI

(Memperhatikan Intan)

Kamu terlihat cantik malam ini nduk?

INTAN

(Tersenyum)

Terima kasih bu, ibu juga terlihat anggun.

IBU SULASTRI

Oh iya, mana adikmu Maya? Dari tadi ibu nggak lihat? apa masih ada dikamarnya?

INTAN

Intan tadi melihat sudah keluar kamar menuju ke teras samping bu..

IBU SULASTRI

(Agak terkejut?)

Ke teras? Mau hujan begini kok ada diluar?

Ayu muncul lagi dengan membawa hidangan penutup dan memberikan ke ibu sulastri.


24. INT. RUANG KELUARGA RUMAH JURAGAN SASTRO — MALAM

Satu set sofa besar dengan meja kecil berada ditengah ruangan ini. Beberapa foto keluarga menghiasi tembok dan meja buffet. sebuah tv berukuran besar tepat menghadap sofa. disamping tv tampak telepon rumah model lama.

Baskoro duduk dilantai beralaskan karpet sambil membuka laptopnya yang ada diatas meja kecil. Dia membuat sketsa perumahan untuk perusahaanya dilaptop tersebut. 

Tak lama kemudian muncul juragan Sastro dari kamarnya yang letaknya berhadapan dengan ruang keluarga. juragan Sastro mendekati Baskoro dan melihat apa yang sedang dikerjakan oleh putranya tersebut.

JURAGAN SASTRO

Sedang mengerjakan apa kamu?

BASKORO

(Tetap fokus pada laptop)

Ini pak, lagi menyelesaikan sketsa perumahan yang akan mulai kita launching minggu depan.

Juragan Sastro berdiri dibelakang bahu baskoro dan sedikit menunduk memperhatikan sebentar detail denah tersebut.

JURAGAN SASTRO

(Dengan polos)

Gambarnya kok seperti kuburan massal?

Baskoro terkejut dan mendongakkan kepalanya kearah bapaknya yang berdiri tepat dibelakang bahunya. juragan Sastro melihat wajah anaknya sambil tersenyum. 

JURAGAN SASTRO (CONT’D)

Bapak bercanda... ayo sudah matikan, kita makan dulu.. Keburu dingin makananya.

Juragan Sastro meninggalkan Baskoro menuju ruang makan, sedangkan Baskoro penasaran dengan kata-kata bapaknya tadi, dia mendekatkan matanya ke arah layar laptop dan menjauhkan lagi,hingga akhirnya dia menutup laptopnya.


25. EXT. TERAS HALAMAN SAMPING RUMAH JURAGAN SASTRO — MALAM

Maya duduk dikursi teras, ia mengenakan kemeja lengan panjang warna putih yang digulung bagian lengannya hingga siku, dipadukan dengan celana jeans biru. 

Tiupan angin membuyarkan asap rokok yang dia hembuskan. Pandangannya kosong menatap kegelapan malam. Cahaya kilat yang sesekali menyambar membuat terang sekejap teras halaman. Suara gemuruh guntur tak membuyarkan lamunanya.

Ibu Sulastri muncul dari dalam dan berdiri sejenak di disamping pintu sambil memperhatikan Maya. Dia kemudian mendekat dan duduk disamping anaknya. pandangan Maya tetap lurus kedepan dan tenggelam dalam lamunanya.

IBU SULASTRI

(Melihat rokok ditangan maya)

Sudah tidak sayangkah dengan kesehatanmu nak?

Maya tersadar dari lamunannya dan mencoba menjawab pertanyaan ibunya? dia meliahat ibunya memperhatikan rokok yang dia pegang.

MAYA

(Mengangkat rokoknya)

Oh..ini?

IBU SULASTRI

Sejak kapan kamu mulai merokok?! Kalau kamu seperti ini terus, kamu bisa mati karena barang itu.

Maya melempar sisa rokoknya ke halaman teras.

IBU SULASTRI (CONT’D)

Ibu sudah tahu perihal kuliahmu.

Maya terkejut dan menatap wajah ibunya, berbarengan dengan datangnya cahaya kilat dan suara gemuruh guntur.

MAYA

Ibu tidak setuju kan dengan pilihan maya?

IBU SULASTRI

(Tersenyum)

May.. Kamu sudah besar, sudah saatnya bisa memilih dan memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Apapun pilihan yang kamu putuskan, selama itu positif, dan kamu senang menjalaninya, akan ibu dukung.

Maya duduk bersimpuh di kaki ibunya, dia memeluk dan menyandarkan kepalanya di pangkuan ibunya. Ibu Sulastri membelai kepala maya dengan kasih sayang.

MAYA

Terima kasih bu, dirumah ini hanya ibu yang bisa memahami maya.

IBU SULASTRI

Lho.. Kan selama ini masmu Baskoro sama mbak Intan tidak pernah melarangmu kuliah dimanapun? itu artinya mereka berdua juga mendukungmu kan? 

MAYA

Tapi bagaimana dengan bapak?

Ayu muncul dari dalam rumah

AYU

Maaf, bu.. Sudah ditunggu bapak dimeja makan.

Ibu sulastri menganggukkan kepala. Ayu pun kembali masuk kedalam rumah. kilatan cahaya menyambar lagi disertai guntur.

IBU SULASTRI

Ayo, kita masuk dulu dan makan bersama, nanti kita bicarakan dengan bapakmu baik-baik.

Maya dan ibu Sulastri berdiri masuk kedalam rumah dan menutup pintu teras.


26. INT. RUANG MAKAN RUMAH JURAGAN SASTRO — MALAM

Ibu Sulastri menggandeng maya menuju ke meja makan. Terlihat juragan Sastro, Baskoro dan Intan sudah duduk didepan meja makan. 

Baskoro duduk bersebelahan dengan Intan di sisi panjang meja, sementara juragan Sastro duduk sendiri disisi lebar meja. Ibu Sulastri mengajak maya duduk bersebelahan disisi panjang meja berhadapan dengan Baskoro dan Intan. 

Suasana hening sejenak, Baskoro mengambil gelas yang sudah terisi air sirup merah.

BASKORO

(mengangkat gelas)

Bapak dan ibu yang kami cintai... malam ini adalah malam perayaan ulang tahun pernikahan ke 30 kalian berdua. Perkenankan anak-anakmu ini mengucapkan selamat hari jadi pernikahan, semoga bapak dan ibu selalu diberi panjang umur, kesehatan dan kedamaian selalu. Amin.. mari bersulang...

Semua orang mengambil gelas masing-masing yang sudah terisi air sirup merah dan ikut mengangkat gelas kemudian bersulang dan meminum bersama-sama termasuk juga maya.

JURAGAN SASTRO

(Melihat baskoro)

Terima kasih anak-anakku atas doa dan kehadiran kalian semua pada hari ini. Satu sisi bapak bangga dan senang pada anak bapak yang penurut, yang sekarang sudah mandiri, sudah sukses, yang suatu saat akan melanjutkan usaha perkebunan bapak. 

Mengambil gelas dan meminumnya sedikit

JURAGAN SASTRO (CONT’D)

(Melihat maya)

Tapi disisi lain bapak juga kecewa pada anak bapak yang susah diatur dan perilakunya sedikit kurang ajar. 

IBU SULASTRI

(Menyelah)

Pak!,... Sudah pak!

JURAGAN SASTRO

(Sedikit emosi)

Diam bu!... Biarkan bapak selesai bicara!

Suasana yang semula senang menjadi tegang. Baskoro dan maya saling pandang kemudian menundukkan kepala dan tak berani bicara. 

INSERT

Sementara dari balik kaca sebuah ruangan terlihat sosok Ayu yang mengintip pertengkaran itu dan terlihat senyuman tipis dari bibirnya.

IBU SULASTRI (O.S.)

Pak! mbok ya nanti saja kita bicarakan baik-baik.

JURAGAN SASTRO (O.S.)

Anak ini sudah tidak bisa diajak bicara secara baik-baik bu!, selama ini bapak sudah mencoba untuk bersabar, tapi sekarang bapak tidak bisa menahan unek-unek bapak.

Ayu beranjak pergi meninggalkan ruangan tersebut

BACK TO:

JURAGAN SASTRO (CONT’D)

maya, mau jadi apa kamu kuliah seni musik, hah? mau jadi pengamen? kau jangan mimpi bisa jadi penyanyi, atau artis seperti di tv-tv itu. kamu itu pintar, harusnya kamu bisa kuliah di kedokteran kek, hukum kek, apalah pokoknya yang bisa menjamin masa depanmu!. sudah, bapak nggak mau tahu, pokoknya kamu harus berhenti dan keluar dari kampus itu. Bapak ingin...

Maya langsung berdiri dan pergi meninggalkan mereka menuju kamarnya.

IBU SULASTRI

(Berusaha mencegah)

Maya.. Tunggu nak, maya...

Maya tidak memperdulikan panggilan ibunya. Ibu Sulastri berdiri berusaha menyusul tapi dicegah suaminya.

JURAGAN SASTRO

Bu, sudah bu!... biarkan dia!.

Ibu Sulastri memandang suaminya sambil berdiri

JURAGAN SASTRO (CONT’D)

ini semua salah ibu yang terlalu memanjakan dia.

IBU SULASTRI

Lho kok sekarang jadi ibu yang disalahkan, ya bapak itu yang salah!, nggak ngerti apa kemauan anak!.

Juragan Sastro terdiam. Ibu Sulastri mencoba menenangkan diri. Dia melihat Baskoro dan Intan yang dari tadi tertunduk diam. Ibu sulastri kembali duduk.

JURAGAN SASTRO

Ya,Sudah-sudah..sekarang kita makan dulu. biarkan adikmu tenang dulu, nanti bapak yang akan bicara baik-baik sama dia. bukan begitu bu?

Ibu Sulastri menatap mata suaminya yang tajam. Dia mengangguk dan berusaha tersenyum. Dia paham bahwa suaminya berusaha menjaga perasaan Intan dan Baskoro.

IBU SULASTRI

(memaksa tersenyum)

Iya, kita makan saja dulu,nanti terburu dingin...

Ibu Sulastri memandang suaminya lagi. juragan Sastro tersenyum gembira seolah tidak pernah terjadi apa-apa

JURAGAN SASTRO

(tersenyum gembira)

Ayo bas.. Ambil nasinya,ayo.. nak Intan ayo makan yang banyak biar sehat bayinya. Ayo bu, kita makan dulu.

Mereka melanjutkan acara makan malam tanpa maya. 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar