Dapur, Sumur, Kasur
16. 16

FADE IN :

71. EXT. TEPI SUNGAI – DUSK

Di petang hari Rossie dan Lastri duduk santai di atas gundukan batu di tepi sungai. Mereka menikmati suasana sore sambil merendam kakinya ke air. Suasana sungai di sore hari juga ramai, ada banyak anak-anak yang bermain dan mandi sungai. Beberapa ibu-ibu tengah membilas pakaian mereka lalu dimasukkan ke keranjang. Beberapa orang lainnya yang melewati sungai menyapa Lastri dan Rossie, mereka membalas sapaan tersenyum dengan ramah dan senyuman. Rossie memasukkan tangan ke dalam air, lalu menaikkan tanganya ke atas hingga mereka kecipratan. Lastri membalas menciprat Rossie. Lalu mereka berhenti dan memain-mainkan air dengan kakinya.

Rossie

Gue seneng banget!!

Gue serasa libur panjang disini.

Lastri tersenyum bahagia.

Rossie

Kalau dihitung-hitung dari pertama gue nyampe sini sampe sekarang, kayanya hampir sebulan ya gue disini.

Lastri

Iya,Lama ya lo disini.

Hmmm... By the way, kenapa sih nggak nginep di rumah gue aja?

Rossie

Iya, kenapa ya?

Hmm...

Males ah gue. Ntar dijodoh-jodohin lagi sama pak lek lo, hahaha.

Lastri sedikit jengkel. Ia menyipratkan air ke Rossie. Rossie melindungi dirinya dengan menahan dengan tangannya.

Rossie

Las!! Las..Gue basah ntar!

Lastri

Lagian lo resek!

Rossie

Sorry, sorry, bercanda doang gue mah.

Jangan marah, dong!

Lastri

Nggak! Gue mau marah!

(pura-pura cemberut)

Rossie

Ya, ngambek aja!

Mirip.

Lastri

Mirip apa?

Rossie

Mirip mantannya Rangga, hahaha.

 Lastri menyipratkan air lagi pada Rossie dengan tangannya.

Lastri

Rasain, nih... lo Rasain!

Rossie

Udah, Las! Ampun gue, ampun!

Lastri berhenti.

Rossie

Sorry, sorry..

Eh, tapi lo tau ngga sih, kalau waktu itu Rangga sempet nyariin lo.

Lo tau, dia ke rumah!

Lastri

(terbelalak)

Trus lo gimana?!

Diapa-apain nggak sama dia?!

Rossie

Didorong gue ke pintu, hampir di cekik gue.

Tapi untung ada mas Adit.

Jadi dia yang nolongin gue.

Lastri

(mengernyit)

Gue tuh sebenarnya bingung sih.

 Adit sama Rangga itu punya hubungan apa.

Mereka itu saling benci, tapi bencinya itu kaya ada sesuatu gitu,

lo ngerti nggak?!

Rossie

(mengangguk)

Dan lo tau Rangga dimana sekarang?

Lastri

Enggak.

Rossie sejenak terdiam. Ia menghela napas.

Rossie

Penjara.

Lastri menoleh ke Rossie. Ia syok.

Lastri

Hah?!

Rossie

(mengangguk)

Iya penjara, baru aja kemarin.

DISSOLVE TO/FLASH BACK TO SCENE :

39. INT. CAFE - DAY

Rossie meneguk minumannya. Rangga juga ikut menyeruput secangkir kopi miliknya. Keduanya meletakkan kembali gelasnya masing-masing di atas meja.

Rossie

Jadi rencana selanjutnya apa, mas?

Aditya

Gue juga akan memperkarakan masalah ini ke ranah hukum. Gue akan jeblosin Rangga ke penjara.

Rossie

Lo ada hubungan apa sih mas sama Rangga?

Aditya

Bisa dibilang gue omnya rangga. Gue adik ibunya Rangga, Fenny. Selisih usia gue sama Rangga lumayan deket, jadi nggak cocok aja kalo gue dipanggil omnya.

Dari kecil gue sama Rangga kaya kakak adek, deket banget. Sampe akhirnya kita saling membenci gara-gara perselingkuhan papanya Rangga.

Rangga salah paham. Dia ngira mamanya pergi ninggalin dia, padahal karena nggak sanggup sama perlakukan papanya. Nggak lama setelah itu Fenny meninggal karena kecelakaan.

Gue benci Pradipta dan Rangga benci sama Fenny. Sejak saat itu, Rangga juga jadi berubah, persis kaya papanya, suka main perempuan, kasar, obsesif.

Makanya gue nyuruh Lastri resign.

Rossie

(mengangguk-angguk)

Kalau Anggi, Anggi itu siapa?

Dia yang ngerusak rumah tangga Papa rangga sama ibunya?

Aditya

(menggeleng)

Gue nggak tahu pasti dia penyebabnya atau bukan, tapi dia salah satunya. Mama papanya Rangga sering bertengkar karena masalah ini. Pradipta bermain sama banyak perempuan.

Dan Anggi yang berhasil ngebuat Pradipta nggak bisa berpaling ke wanita lain.

Tapi brengseknya, Anggi juga ngincer anaknya. Dan hebatnya lagi, dia bisa bermain seaman itu.

Rossie

             (mengangguk)

Jadi tujuan lo itu nggak semata-mata untuk nolongin Lastri?

Aditya

(menghela napas)

Gue cuma mau ngasih pelajaran sama Rangga dan Pradipta, kesalahan mereka itu sama.

CUT BACK TO :

71. EXT. TEPI SUNGAI - DAY

Lastri menggangguk- angguk.

Lastri

Jadi Adit nggak dateng pas acara pameran waktu itu gara-gara itu?

Rossie

(Mengangguk)

Hm.. Iya.

Lastri

(mengintrogasi)

Hmmm... Jadi lo bohong sama gue pas gue nanya Adit kemana?!

Rossie

(matanya terbelalak)

Ya... hehe..

(menggaruk-garuk kepalanya)

Gue mau ngasih tau lo, tapi dia udah ultimatum gue duluan!

(berbisik)

Lo jangan ngasih tau dia ya soal ini semua.

Lastri

Santai aja kali, mau gue ngasih tau dia pun nggak jadi masalah, kan?

Rossie

Yaaa... lo jangan gitu, dong!

Ntar gue dipecat gimana?

(cemberut)

Lastri

(menyenggol)

Hahaha... serius amat lo!

Ntar gue bilang deh sama dia jangan pecat lo, ya, ya?!

Senyum dong! Jangan cemberut!

(mencubit pipi Rossie)

Rossie

Iya udah, uda jangan cubit-cubit gue.

(mengelus-elus pipinya)

Nih, gue senyum.

(tersenyum)

Lastri

(Mengacungkan dua jempol)

 Nah, gitu dong!

 (menengadah)

(menghela napas)

Trus Adit kapan balik?

Aditya

Las...

Aditya muncul. Lastri menoleh ke arah suara. Aditya tersenyum padanya, Lastri membalas senyuman itu. Rossi sedikit bertepuk tangan dan senyum-senyum melihat Aditya dan Lastri.

Rossie

Cie cie cie....

Lastri

Apaan sih, lo?!

Lastri bangun lalu melangkah menuju Aditya, Rossie mengikutinya di belakang.

Lastri

Nyampe juga lo. Gue kira nggak balik lagi ninggalin Rossie sendirian.

Aditya

Haha, ya kali gue tinggalin dia, laporan semuanya sama dia.

Nih, buat lo.

(menyerahkan sebuah amplop)

Tadi gue udah ke rumah, tapi kata mbah kalian disini.

Lastri menerima amplop. Ia bingung.

Lastri

Apa nih?

Aditya tak menjawab, ia hanya mengangkat pundaknya. Lastri membuka amplop tersebut. Ia takjub.

Lastri

Wow!!

Beasiswa?!

Aditya mengangguk. Ia memegang pundak Lastri.

Aditya

Lo berhasil. Selamat ya.

(tersenyum)

Lastri begitu bahagia. Ia reflek memeluk Aditya. Aditya sedikit kaget, tapi tersenyum. Rossie juga terbelalak dan senang melihatnya, ia bertepuk tangan kecil.

Lastri

Gue mau bilang makasih, makasih banget karena lo udah banyak banget bantuin gue.

Aditya meletakkan tangannya di punggung Lastri.

Aditya

Iya, sama-sama. Gue akan lakuin apa aja buat lo.

Tiba-tiba Lastri tersadar. Ia melepaskan dekapannya dengan Aditya. Lastri jadi salah tingkah.

Lastri

Sorry, sorry gue nggak sengaja!

(menggaruk-garuk kepala)

Yaudah, ayo pulang.

Lastri melangkah pergi lebih dulu, ia malu. Di belakangnya Aditya dan Rossie mengikuti. Rossie mengejarnya.

Rossie

Tungguin, gue!!

Lastri tak menghiraukannya. Ia terus melangkah, sementara Rossie mengejarnya dari Belakang. Aditya berjalan dengan santai, ia hanya bisa tersenyum. Langit senja semakin merah, suara alunan orang mengaji mulai terdengar samar. Mereka mempercepat langkahnya.

CUT TO :

72. INT. KAMAR LASTRI - NIGHT

Lastri duduk di kasurnya sambil tersenyum memandangi amplop coklat. Ia membuka dan melihat kembali isi kertas putih yang berisi Beasiswa S2 untuknya. Sebuah panggilan telepon memecah kesunyian. Lastri mengambil gawai. Sebuah nomor tanpa nama masuk. Ia mengangkatnya.

Lastri

Halo?

Tidak ada jawaban

Lastri

Ya, halo?

Ini dengan siapa ya?

Ada yang bisa saya bantu?

.....

Halo?!

Anggi (V.O)

Lass....

Lastri mengernyit.

CUT TO :

73. I./E. BIS/ TERMINAL BIS - NIGHT

Anggi duduk di salah satu kursi bis di dekat jendela. Ia sedang menelepon.

Anggi

Ini gue Anggi.

Hhmm....

Gue mau minta maaf. Ya terdengar nggak etis memang.

Tapi gue beneran mau minta maaf ke lo, dan... sorry banget...

CUT TO :

74.      INT. KAMAR LASTRI – NIGHT

Lastri duduk di ranjangnya. Ia mendengarkan seseorang berbicara melalui panggilan telepon.

Anggi (V.O)

Gue bener-bener nyesel udah jahat sama lo.

Gue harap lo nggak dendam sama gue.

Lastri

(mengangguk)

Iya, gue maafin..

(Tuut....)

Panggilan terputus. Anggi mematikan teleponnya. Lastri heran.

Lastri

Aneh, kok dimatiin?

Gue kan belum selesai ngomong.

(menaikkan pundaknya)

Tapi yaudah, deh.

Lastri meletakkan gawainya di atas meja, lalu ia merebahkan diri di ranjangnya sambil memeluk dokumen kelulusan beasiswa tersebut. Ia memejamkan mata. Pintu kamarnya terbuka. Lastri membuka matanya. Lasmini masuk, ia mendekat. Lastri mencoba bangun, lalu duduk. Lasmini duduk di sebelah Lastri.

Lasmini

Kamu mau tidur, ya?

Lastri

Enggak, mbak. Cuma rebahan aja.

Kenapa, mbak?

Lasmini

Di luar ada pak lek, dia mau ngomong.

Lastri

Mau ngomong apa?

(curiga)

Lasmini

Enggak tahu,

Eh, tapi kamu jangan takut. Ini bukan urusan jodoh-jodohan, kok.

Lastri

Ooohh..

Oke, yaudah yuk, mbak.

Lastri turun dari ranjangnya dan bergegas berjalan. Lasmini menarik tangan Lastri, ia bangun dari duduknya. Lastri bingung.

Lastri

Mbak? Kenapa?

Lasmini memeluk Lastri.

CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar