Dapur, Sumur, Kasur
7. 7

FADE IN :

30.     INT. RUANGAN KERJA ADITYA – THE NEXT DAY

Lastri masuk ke ruangan Aditya. Ia menyerahkan berkas-berkas kepada Aditya. Aditya menyuruh Lastri untuk duduk. Aditya membuka satu persatu berkas yang diberikan Lastri.

Aditya

(membaca berkas)

Jadi lo nggak punya tujuan untuk menikah?

(melirik Lastri)

Lastri

(menggeleng)

Untuk sekarang enggak.

Aditya

(menatap Lastri)

Trauma?

Lastri

(menggeleng)

Nggak juga.

Aditya

Terus kenapa?

(menandatangani berkas)

Lastri

Yaa.. gue Nggak siap aja kalo sekarang. Gue masih pengen ngejer tujuan gue itu, dan gue harus bisa patahin kebiasaan kawin muda yang ada di desa gue itu.

Aditya

Caranya?

(membuka berkas yang baru)

Lastri

(berpikir)

Mmm.. gue ingat satu kutipan yang masih gue sampe sekarang, pria ketika mempunyai banyak uang akan mencari wanita, tapi wanita ketika ia memiliki banyak uang ia tidak membutuhkan pria.

Aditya

(menutup berkasnya)

Waw!! !

Trus, lo mau ngelakuin apa?

(mengambil berkas yang lain)

Lastri

Gue pengen bantu perekonomian ibu-ibu disana, rencananya gue pengen bikin satu usaha gitu yang bisa mereka kerjain dan sesuai dengan kemampuan mereka yang memang banyak kekurangan. Trus gue juga bakal support usaha itu.... dari segi distribusinya, promosinya, pokoknya semua-semuanyalah.

Aditya

Trus, baru lo nikah?

Lastri

(menggeleng)

Enggak, gue mau S2. Dari dulu itu gue pengen banget ngajar dan jadi dosen. Ketemu mahasiswa itu selalu asyik tau nggak, sih?

Aditya

Kalo lo S2 dan kemudian mengajar, usaha lo di desa lo itu gimana?

Lastri

Kaderisasi, mungkin...

Aditya

(mengangguk-angguk)

Jadi lo nggak nikah?

Lastri

(menghela napas)

Nikah.

Aditya

Kapan?

Lastri

Nanti... waktu gue uda bener-bener siap,

gue mampu dalam hal apapun.

Apalagi setelah kejadian gue sama Rangga, jadi gue kaya harus lebih selektif lagi buat nyari pasangan.

(mengernyit)

Lo kenapa nanya-nanya nikah ke gue?

Lo suka sama gue?

Aditya

(terbelalak)

Gede ya nyali lo bilang itu ke atasan lo?!

Lastri

Bercanda, bercandaa..

Abisnya lo sedetil itu nanya ke gue.

Aditya

hahaha ge...er!

Gue Cuma pengen tau aja purpose hidup lo apaan. Bagus dong, gue sebagai kepala staff peduli sama lo.

Yaudah, lo ambil ni, udah beres.

(menyerahkan semua dokumen)

Lastri mengambil dokumen-dokumen yang diberikan Aditya.

Lastri

Oke, gue permisi dulu, ya.

Aditya

Tolong ke pantry dong, bilang ke OB gue mau kopi.

Lastri

Oke-oke. Gue keluar ya.

Lastri keluar dari ruangan Aditya sambil membawa berkas-berkasnya. Tiba-tiba Aditya tersenyum sendiri.

Aditya

Gue suka sama dia?

(tersenyum,lalu menggeleng-geleng)

CUT TO :

31.     INT. PANTRY – DAY

Lastri tiba di pantry. Ia mendapati seorang Office Boy yang sedang meletakkan tiga gelas kopi di atas nampan. Lastri mendekat ke Office Boy yang berada di dapur pantry. Office Boy tersebut menoleh ke arah Lastri. Lastri tersenyum.

Lastri

(menunjuk ke arah kopi)

Mas, itu kopi untuk siapa ya?

Office Boy

Ini untuk tamu, mbak. Saya mau ngantar sekarang.

Mbak mau kopi?

Lastri

(menggeleng)

Nggak, kok. Bukan untuk saya. Untuk pak Adit.

Office Boy

Oooh.. kalau gitu saya antarkan kopi yang ini dulu ya, bu. Karena tamu sudah menunggu.

Mbak tunggu sini sebentar, ya.

Lastri

(menggangguk)

Nggak pa-pa, mas. Saya tungguin.

Office Boy

Permisi, mbak.

Office Boy itu pergi meninggalkan Lastri. Lastri duduk di sofa pantry untuk menunggu. Lama menunggu, tapi Office Boy itu tidak kunjung kembali. Lastri memutuskan membuat sendiri kopinya. Ia bangun dari sofa dan berjalan menuju meja dapur.

Lastri

Dimana ya kopinya?

Lastri membuka beberapa toples yang ada di atas meja.

Lastri

Ini dia.

Lastri membuka tutup toples kopi tersebut. Ia mengambil sebuah cangkir dan tatakannya. Lastri menuangkan beberapa sendok bubuk kopi ke dalam cangkir,  tak lupa ia menambahkan sedikit gula.

Lastri mengambil termos dan menuangkan air panas. Lastri mengambil sendok dan mengaduk-ngaduknya dengan perlahan. Pintu tertutup tiba-tiba, dentumannya terdengar keras di telinga Lastri. Ia berbalik. Lastri terkejut, Rangga ada di hadapannya dengan tatapan tajam dan senyum jahatnya. Lastri sedikit takut, karena hanya mereka berdua di dalam pantry. Ia mencoba untuk pura-pura tidak takut.

Lastri

Rangga, lo ngapain tutup pintunya?

Gue mau nganterin kopi ke pak Adit.

(menunjukkan cangkir kopinya)

CUT TO :

32.     INT. RUANGAN KERJA ADITYA – DAY

Aditya menutup lembaran kerjanya, lalu bersandar di kursinya. Kemudian, Aditya bangun dari kursi dan melangkah mondar-mandir di ruangannya, sesekali ia mengintip ke luar. Ia melihat jam tangannya.

Aditya

Kok lama banget, sih?

Aditya melangkah ke meja kerjanya dan mengambil gawainya. Aditya mengusap layar dan mencari kontak Lastri. Ia menelponnya.

CUT BACK TO :

31. INT. PANTRY - DAY

Rangga berjalan menuju ke Lastri. Tiba-tiba gawainya berbunyi. Lastri meletakkan kopinya dan meraih gawainya, tapi ia kalah cepat dengan Rangga. Rangga mematikan panggilan tersebut.

Lastri

  Rangga!

CUT BACK TO :

32. INT. RUANGAN ADITYA - DAY

Aditya mengernyitkan dahinya ketika panggilannya dibatalkan Lastri. Ia merasa ada yang aneh.

Aditya

 Nggak beres, nih!

Aditya memasukkan gawai ke saku celana lalu keluar dari ruangannya.

CUT BACK TO :

31. INT. PANTRY – DAY

Rangga meletakkan gawai Lastri dan berjalan mendekati Lastri. Lastri sedikit ketakutan, ia berjalan mundur. Rangga menahan Lastri. Lastri tak bisa bergerak, Rangga mengunci langkah Lastri. Lastri bertahan pada tepi meja dapur.

Lastri

Rangga mau lo apa?!

Rangga

(tersenyum dengan jahat)

Gue mau bales perbuatan lo!

Karena lo udah berani macem-macem sama gue.

Lo berani-beraninya bilang ke orang itu kalau lo putus dari gue.

(mencengkram lengan kanan Lastri)

Gue belum mutusin lo!

(memekik)  

Beloom!!!!

Pekikan Rangga ke telinga Lastri sangat menakutkan. Lastri menunduk dengan menutup telinga. Lastri berusaha melepaskan cegkraman Rangga. Namun tenaganya tidak sekuat Rangga.

Lastri

Rangga, lepasin gue!!

Lo nggak bisa gini sama gue!

Lepasin... Rangga!

(mencoba melepaskan tangan Rangga)

Rangga

Nggak!!!

Rangga mendekatkan tatapannya yang penuh kebencian ke Lastri. Lastri menunduk. Rangga mendekatkan mulutnya ke telinga Lastri. Ia berbisik. Tangannya masih mencengkram tangan Lastri.

Rangga

Gue nggak akan lepasin, lo.

Gue akan bikin lo nggak akan bisa lepas dari gue, lo tau?!

Lastri

Gue bakal teriak!

(mengancam)

Rangga

Teriak aja!

Lo mau tampar gue sekalian, tampar!!

(berbisik ke telinga)

Ga akan ada yang bisa dengerin lo disini.

Rangga tertawa lalu menatap mata Lastri.

Rangga

Ini akibatnya karena lo udah macem-macem sama gue!

Rangga semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Lastri.

Rangga

Lo tau, makin deket gini,lo makin cantik aja. Bikin gue pengen cepet-cepet ngabisin lo.

(tersenyum lagi dengan licik)

Rangga membelai area pipi hingga dagu lastri dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya masih mencengkram tangan kanan Lastri. Lastri ketakutan. Tangan kirinya perlahan meraba sesuatu yang ada di atas meja dapur. Lastri menyentuh sesuatu, secangkir kopi yang masih panas. Perlahan ia mengambilnya, lalu menyiramkannya ke wajah Rangga. Rangga melepaskan cengkramannya. Wajahnya kepanasan. Ia memegang area wajahnya yang terasa panas.

Rangga

Lastrriiiii!!!!

Lastri berlari ke arah pintu. Ia mengutak-atik kunci di pintu    tapi tak bisa terbuka. Lastri menggedor-gedor pintu dengan keras dan berteriak minta tolong.

Lastri

Tolong!! Tolong!!!!! Tolong!!!

Lastri terus menggedor-gedor pintu pantry. Rangga berjalan ke arah Lastri dengan perasaan yang sangat marah. Ia menarik Lastri dan menyandarkannya ke dinding. Rangga menampar Lastri sampai ia terjatuh. Rangga membangunkan kembali Lastri dan menyandarkannya kembali ke dinding. Tangan kanan Rangga memegang leher Lastri, ia sedikit mencekik leher Lastri yang membuat wanita itu susah berbicara. Kedua tangan Lastri berusaha melepaskan tangan Rangga yang mencengkramnya.

Lastri

Rang...ga.., sss...saaak.kiit!

Rang...ga!!!

Le..pasin gu..e!

Sa..kkiit!!

Suara Lastri tercekik. Ia sangat merasa kesakitan, tapi Rangga tanpa ampun enggan melepaskan Lastri.

Rangga

Bilang sama gue sekarang kalau lo mau balikan sama gue,atau masa depan lo berakhir disini!

Lastri menggeleng, Rangga mengeraskan cekikannya.

CUT TO :

33. INT. DEPAN PINTU PANTRY - DAY

Office Boy menggedor-gedor pintu yang terkunci dari dalam Pantry. Ia menggoyang-goyangkan knop pintu, tapi tidak bisa.

Office Boy

Mbak, Mbak Lastri! Mbak masih di dalam, mbak?

Tiba-tiba Aditya datang dengan wajah yang panik.

Aditya

Kenapa, mas?

Office Boy

Pintunya nggak bisa dibuka, pak!

Saya takut mbak Lastri masih di dalam.

Aditya kaget.

Aditya

(mengedor pintu)

Lass!! Las!

Yang lain kemana?!

Office Boy

Yang lain lagi di atas, pak.

Sedang beres-beres, jadi saya yang berjaga di pantry, tapi tadi ada yang minta di antarkan kopi ke atas. Jadi saya ke atas dan mbak Lastri nunggu disini.

Aditya

Minggir kamu! Saya coba dobrak.

Office Boy itu minggir dan menjauh dari pintu. Aditya mendobrak pintu beberapa kali, tapi ia gagal. Aditya memegang gagang pintu dan mendekatkan kepalanya ke pintu. Ia menghela napas. Aditya menggedor-gedor pintu. Ia sedikit berteriak agar Lastri mendengar suaranya.

Aditya

Las!!! Lastri!!!! Lass!!

Kamu masih di dalam, kan?!

Lass!!! Jawab!! Kamu masih di dalam?!!

Lass!!

CUT BACK TO :

31. INT. PANTRY - DAY

Aditya (O.S)

Lass!!!! Las!!! Lastri!!!! Lass!!

Kamu masih di dalam?!

Las!!

Lastri dan Rangga mendengarkan suara Aditya walau samar-samar. Rangga melepaskan cekikannya.

Rangga

Lo sama gue belum selesai, Ingat!

Rangga pergi dan keluar dari jendela Pantry yang cukup besar untuk dilompati. Lastri tersungkur di balik pintu. Ia lemas dan tak punya tenaga untuk berteriak. Ia masih ketakutan.

Pintu terbuka, Aditya berhasil mendobraknya. Aditya dan Office Boy masuk ke dalam. Aditya syok melihat Lastri yang terkulai tak berdaya.

Aditya

Astaga! Las!!

Aditya mengangkat dan membopong Lastri lalu merebahkanya di atas sofa yang ada di Pantry.

Aditya

Mas, air, mas...

Office Boy yang sedang bersama Aditya mengambilkan segelas air putih dan diberikan kepada Aditya.

Aditya

Kamu minum dulu, ya.

Lastri hanya bisa menggangguk. Ia mengangkat kepalanya sedikit lalu meneguk air yang diberikan Aditya. Sementara itu, Office Boy tersebut mencoba membersihkan tumpahan kopi yang mengenai lantai. Saat sedang mengepel, ia melihat sebuah bolpoint berwarna hitam terjatuh. Ia memberikannya pada Aditya.

Office Boy

         Saya menemukan ini, pak!

Aditya mengambilnya. Ia melihat-lihat bolpoint itu, dan ia menemukan nama Rangga tertulis di bolpoint. Aditya mengepalkan tangannya. Ia kesal. Aditya memasukkan bolpoint itu ke saku kemejanya.

Lastri

Dit, gue pulang aja, ya..

Lastri berucap dengan lemah, ia sama sekali tak bertenaga.

                                 

Aditya

Iya, gue anter ya.

Lastri

(menggeleng)

Hape gue disitu.

(menunjuk ke arah meja dapur)

Gue mau telepon Rossie aja.

Aditya mengambil dan menyerahkannya pada Lastri. Lastri mengetikkan pesan ke Rossie. Aditya menatap wajah Lastri dengan rasa kasihan dan khawatir.

Aditya

Gimana kalo lo Resign aja?

Lastri menatap Aditya dengan tatapan tak percaya.

FADE OUT :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar