Dapur, Sumur, Kasur
1. 1

1.     INT. RUANG AULA – DAY

Acara wisuda sedang berlangsung dengan khidmat. Rektor, Dekan, civitas akademika, para hadirin dan wisudawan mengikuti rangkaian acara dengan tertib dan teratur. Tibalah pada saat Master of Ceremony membacakan nama lulusan terbaik di kampus tahun ini.

Master Of Ceremony

Acara selanjutnya, Penyerahan cenderamata kepada lulusan terbaik tahun ini.

Lastri Prameswari, yang merupakan putri dari ibu Ratna Sari Dewi.

Lastri menempuh pendidikan selama tiga tahun delapan bulan dan meraih Indeks

Prestasi Kumulatif tiga koma sembilan puluh empat. Kepada Lastri kami persilakan untuk

naik ke panggung didampingi oleh ibunda tercinta. 

Suasana tiba-tiba hening, tidak ada kemunculan Lastri berjalan mengitari ruang sekitar aula. Sebagian hadirin mulai celingak-celinguk dan bertanya siapakah dan dimanakah Lastri berada.

Master Of Ceremony

Kami ulangi, kepada saudari Lastri Prameswari untuk segera naik ke atas panggung

dan didampingi orangtua tercinta untuk penyerahan cenderamata.

Suasana sekitar masih hening, Lastri tak juga muncul. Lastri duduk di sudut aula tengah asyik melamun hingga tak mendengar namanya dipanggil. Rossie yang berada di sampingnya berusaha menyadarkannya dari lamunan.

Rossie

(Menyenggol Lastri)

 Woi!

Suaranya berbisik namun masih terdengar oleh beberapa wisudawan yang duduk di dekat mereka. Rossie menjadi perhatian orang-orang di sekitarnya. Namun ia tidak menghiraukannya dan berusaha menyadarkan Lastri. Lastri tersadar saat Rossie mencubit tipis lengannya.

Lastri

 Au!!

(menggosok lengan yang terasa sakit)

Menyadari suaranya sedikit keras Lastri menutup mulutnya. Beberapa orang yang duduk di dekatnya memperhatikannya, wajah orang-orang itu tampak kesal tapi juga kebingungan.

Lastri

(berbisik)

 Lo apaan sih nyubit-nyubit gue?!

Rossie

(berbisik)

Eh bujug! Nama lo dipanggil, dari tadi udah!

(menunjuk wajahnya)

Muka gue udah malu diliatin orang-orang.

Lo bangun sana!

Lastri

(mendengar)

Master of Ceremony (V.O)

Kami ulangi, Kepada Lastri Prameswari diharapkan segera naik ke atas panggung

untuk penyerahan cenderamata dan didampingi oleh ibunda tercinta.

  Lastri

(matanya terbelalak)

Eh, iya itu nama gue dipanggil lagi!

(memukul jidatnya)

Aduh, mampus gue!

Rossie

Yaudah, buruan!

Lastri bangkit dari duduknya dan berjalan menuju panggung. Ia melihat disana ibunya, sudah menunggu. Lastri tidak bisa berjalan dengan cepat karena rok kebaya yang ia kenakan agak sempit. Ia memperlambat langkahnya sedikit. Sambil melebarkan senyum kepada para hadirin Lastri terus melangkah sampai ia tiba di atas panggung. Ibunya melihat gelagat aneh putrinya.

Bu Ratna

(Menggelengkan kepala)

 Kamu kenapa lama tadi? Malu tau ibu.

Lastri

(Tersenyum)

Hehe.. maaf, bu.

Lastri dan ibunya berjalan ke arah Podium. Disana Rektor dan para civitas akademika sudah menanti kehadirannya. Rektor berdiri dari duduknya saat Lastri dan ibunya sudah mendekat. Rektor menyerahkan cenderamata berupa plakat penghargaan kepada Lastri.

Rektor

Selamat ya, jangan banyak melamun.

Lastri

(tersipu malu)

Baik, Pak. Terima Kasih.

Setelah menerima penghargaan dari Rektor dan bersalaman dengan para civitas akademika, Lastri dan ibunya turun dari panggung dan kembali ke tempat duduk masing-masing. Perhelatan acara wisuda berlangsung dengan baik sampai acara selesai.

FADE OUT :

FADE IN :

2.     EXT. HALAMAN LUAR GEDUNG AULA – DAY - CONTINOUS

Para wisudawan keluar dari gedung aula dengan tertib. Mereka menyambut kelulusan dengan sukacita dan rasa gembira. Suasana di luar gedung tampak ramai dan meriah. Ada keluarga, sanak saudara bahkan banyak teman yang datang untuk ikut merayakan kelulusan para wisudawan. Tidak hanya itu, ada pedagang jajanan, penjual bunga dan penjual aksesoris wisuda sampai fotografer lepas berseliweran di sekitaran gedung. Tak lupa papan ucapan selamat dan sukses juga bertengger di tiap sudut semakin menambah semarak perhelatan wisuda. Lastri dan Rossie juga merasakan hal tersebut. Mereka kedatangan beberapa teman untuk mengucapkan selamat secara langsung dan mereka juga mendapatkan beberapa kado dan buket bunga. Sepulang teman-temannya, Lastri dan Rossie melangkah menuju tempat di ujung sudut gedung yang tak begitu ramai dengan hiruk-pikuk manusia. Mereka berhenti sejenak, lalu menghela napas. Keduanya saling bertatapan lalu berteriak riang.

Lastri dan Rossie

 Aaaaaaa!!!!! Akhirnya kita lulus!!

(Saling berangkulan)

Euforia mereka sedikit mengusik keadaan sekitar, sehingga menarik perhatian orang-orang yang berlalu lalang. Menyadari hal itu, mereka berhenti dan melepaskan rangkulan.

Rossie

Lo tau nggak sih, gue itu seneng banget karena kita bisa lulus bareng kaya yang kita cita-

citain dulu. Dan ini semua nggak akan terjadi kalo lo nggak bantuin gue.

Kurang bahagia apa hidup gue, punya temen sepinter dan sebaik elo!

Sayang deh gue sama lo.

(menggandeng tangan Lastri)

Lastri

Gue juga sayang sama lo!

(membalas gandengan)

Tapi lo lebay, deh!

(melepaskan gandengan)

Lo lulus bukan karena gue, tapi karena usaha lo sendiri yang mau susah seneng bareng-

bareng gue. Lo juga baik sama gue, selama ini lo jagain gue, jadi temen yang baik buat

gue,ngasih gue tempat tinggal, ngasih gue makan, antar jemput gue, pokoknya lo de best

lah buat gue!

Rossie

 (menyangkal)

Itu mah lo yang lebay! Nambah-nambahin.

Lastri

(mengernyit)

Siapa yang nambah-nambahin?!

Kenyataan kok!

Gini deh, Gue tinggal di rumah siapa?!

Rossie

Rumah gue, trus?

Lastri

Yang nganter jemput gue siapa?!

Rossie

Iye, iye, gue. Nape sih?!

Lastri

Jadi bener, kan. Lo itu baik banget sama gue.

Rossie

Lah, itu mah mau gue doang! Gue nggak mau ngapa-ngapain sendirian.

Makanya gue ajakin lo tinggal sama gue.

 Lastri

(Mengangguk-angguk)

Hmm....Iya juga ya.

Rossie

Iyee! jadi siapa yang lebay sekarang?

Lastri

Hhmm... Lo! Hahaha!

Rossie

(memanyunkan bibirnya)

Bujug lo! Ah, yaudah yuk pulang, gerah gue seharian pake kebaya sempit begini.

Susah ternyata ye jadi cantik begini!

Baru wisudaan uda pegel-pegel gue, apalagi nikahan.

Lastri

(menggeleng sambil tersenyum)

Nikah sama siapa lo?

Rossie

Ehh..enggak sih, hahaha. Canda gue!

Kali-kali gue nikah, gitu maksud gue.

Yaudah yuk!

(menarik tangan Lastri)

Lastri

(menahan Rossie)

Eh, Ros, gue kayanya ga pulang sama lo deh!

Rossie

Kenapa?

Lastri

Gue mau pulang sama keluarga gue dulu, mereka kan lagi pada disini.

Jadi kita mau nyari makan gitu di deket-deket sini.

Gapapa kan? Atau lo mau ikut?

Rossie

(menggeleng)

Eh, enggak deh! Ganggu suasana gue ntar!

Lagian udah gerah banget gue, mau langsung ganti baju aja.

Trus mana keluarga lo?

Lastri

Tadi sih katanya nunggu deket-deket sini, mana ya?

(celingak-celinguk)

Itu dia!

(menunjuk)

Rossie

Oh iya, itu dia! Samperin sana!

Lastri

Oke, kalau gitu gue duluan, ya. Bye!

(melambaikan tangan lalu pergi)

Rossie

         Bye!

(melambaikan tangan)

 Lastri

(Berbalik)

Eh, tunggu!

Rossie

Ape lagi?!

Lastri tersenyum sumringah lalu menyerahkan kado-kado dan hadiah bunga pada Rossie.

 Lastri

Bawain ini pulang sekalian, dong! Hehe..

   Rossie

 Yaelah, yaudah sini-sini.

Rossie mengambil buah tangan yang ada pada Lastri.

         Lastri

(mencubit pipi Rossie)

Iihh.. so sweet banget, makasih sobatku.

Rossie

(mengelus pipinya)

Apaan sih, lo! Sakit tau!

Lastri

Hahaha.. sorry sorry. Yaudah kalau gitu.

Gue duluan, ya!

Bye!

Lastri melambaikan tangan pada Rossie dan berlalu pergi meninggalkan Rossie sendirian.

Rossie

Yaah!!!

Sendiri lagi gue. Pulang aja deh!

(melangkah pergi)

CUT TO :

3.     EXT. PARKIRAN – DAY - CONTINOUS

Lastri berjalan mendekati keluarganya yang sudah sangat gerah dan bosan menunggunya. Mereka duduk bersama di pinggiran trotoar parkir. Hari juga begitu panas. Paman Lastri yang melihat Lastri langsung bangun dari duduknya, diikuti keluarganya yang lain yang ikut berdiri.

Pak Tejo

Ini lho anaknya dari tadi ditungguin!

Kenapa lama sekali,toh?

Ngapain aja kamu disana?

Pak lek mu ini lho, kepanasan.

Pak Tejo menunjuk satu persatu ke arah keluarganya.

Pak Tejo

Coba lihat ibumu, mbakmu, mbah, sama bu lek juga capek. Pak supir apalagi.

Kok bisa disini panas buanget ya?!

(mengipas dengan kerah baju)

Lastri

Iya, Pak lek, maaf! Tadi lagi banyak temen-temen Las yang yang datang.

Sekarang gimana?

Mau pulang, makan atau gimana?

Pak Tejo

Lha, iyo!

kita makan, Laper.

(memegang perut)

Pak Tejo berjalan ke arah mobil dan masuk ke mobil. Lastri dan keluarganya juga ikut masuk mobil.

Pak Tejo

Yowis, jalan, mas!

Pak supir menghidupkan mesin mobil, lalu melaju meninggalkan parkiran gedung.

CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar