Dapur, Sumur, Kasur
6. 6

24.     INT. KANTIN - MEJA MAKAN LASTRI – DAY

Lastri meletakkan gawainya di atas meja. Ia meneguk teh manis dinginnya yang sudah habis setengah gelas. Ia sedikit menggelang-geleng dan tersenyum tipis.

Lastri

Ada-ada saja, toh!

Aditya datang. Ia membawa tatakan yang berisi makanan dan minumannya untuk santap siangnya.

Aditya

Kenapa senyum-senyum sendiri?

Lastri

 (kaget)

Eh, bapak! Nggak ada, pak!

Aditya

Boleh saya duduk?

Lastri

(mengangguk)

Silakan, pak.

Aditya

(duduk)

Lo kenapa?

Santai aja sama gue, kali.

Gue enggak sekaku itu.

(meneguk air mineral)

Lastri

Iya, maaf, pak.

Aditya tersedak saat Lastri memanggilnya dengan sebutan bapak. Aditya memasukkan sendok yang berisi nasi dan lauk ke mulutnya, lalu dikunyah. Ia menatap Lastri yang hanya terdiam dan sedikit menunduk.

Aditya

Habis nelpon siapa? Pacar?

Lastri

(kaget)

Bukaaan, Saya gak punya pacar!

Ini.. paman saya nelpon, pak!

(menunjukkan layar gawainya)

Aditya

Anak direktur itu? Bukan Pacar lo?

(menyendok lagi makananya ke mulut)

Lastri

Maksud bapak, Rangga?

Aditya

(Mengangguk sambil mengunyah)

Lastri

Bapak kenapa bisa tau?

Aditya

(menatapnya)

Rahasia apa yang harus kamu sembunyikan dari saya Lastri?  

Lastri mendadak ngeri melihat Aditya. Ia jadi takut, Aditya malah tertawa. Aditya mengetuk meja pelan.

Aditya

Lo nggak perlu begitu,

gue cuma bercanda.

Hahaha.

Tapi bener kan, dia pacar lo?

(meneguk air mineral)

Lastri

Sudah putus, pak!

Aditya

(memijat kepalanya)

Gue tuh ga enak tau, lo manggil gue bapak. Kesannya gue tua banget gitu.

Padahal usia kita cuma delapan tahun, lho!

Nggak jauh, kan?

Lastri tersenyum kecut.

Aditya

Dan lo santai aja sama gue, nggak perlu kaku gitu.

Lo bisa nyebutin diri lo dengan kata gue, dan lo bisa nyebut gue dengan lo.

Jadi santai aja.

Lastri

Lo temennya Rangga?

Aditya

(mengangguk)

Ya! Dulu kita teman, tapi sekarang bukan.

(tertawa kecil)

Lastri

Kenapa, pak?

Eeh,..

(menutup mulutnya)

mm..maksus saya.... gue...

Aditya

Panggil gue adit aja, biar lebih deket.

Lastri

Okeoke, pak.,. aa.. dit

Aditya

(meneguk air mineral)

Ngomong-ngomong tujuan hidup lo apa?

Lastri

(berpikir)

Gue itu pengen banget bisa naikin derajat keluarga gue,

memperbaiki taraf hidup keluarga,

Trus, gue juga pengen ngebantu warga yang ada di desa gue, biar membaik,

terutama dari bidang perekonomiannya.

Aditya

Desa lo itu kenapa emangnya?

 (mengunyah)

Lastri

Jadi desa gue itu terkenal dengan sebutan desa janda, karena disana ada banyak perempuan yang menikah dan menjanda di usia muda.

(menghela napas)

Disana masih kurang pendidikannya, mereka rata-rata menikah tanpa persiapan, ada yang karena dipaksa.

Karena ketidaksiapan itu, mereka syok ketika menikah, nggak tahu hak dan kewajibannya, stress, trus ribut sama suami, akhirnya cerai. Ada yang lagi hamil dicerai, ada yang anaknya masih kecil sudah pisah. Hal itu juga dialami nenek, ibu sama kakak gue.

Aditya

Kakak lo berapa umurnya?

(menghabiskan makanannya)

Lastri

(mengingat)

Dua.. dua empat.. dua..dua.. masuk dua lima!

Dia menikah tujuh belas tahun dan sekarang punya anak 1. Usianya tujuh tahun.

Dulu cerai sama suaminya waktu anaknya baru tiga bulan, suaminya lari dan sampai hari ini nggak tau kabarnya ada dimana.

Aditya

Trus, lo? Kenapa nggak dinikahkan?

Lastri

(menaikkan bahu)

Mungkin gue satu-satunya yang beruntung. Setelah lulus SMP gue pindah kesini karena beasiswa sampai lulus kuliah.

Kalau enggak, yaa... Nasib gue akan sama kaya mereka.

  Aditya merasa prihatin pada Lastri.

Aditya (V.O)

Pasti berat, deh.

Lastri

Berat banget,

Aditya

Ha?!

 (V.O)

Lo bisa baca isi hati gue?

Lastri

Maksud gue, hidup gue itu lumayan berat.

 Gue harus kerja dan belajar dengan keras,

Tapi, gue harus sadar untuk mewujudkan itu pasti nggak mudah.

Aditya

(mengangguk)

Iya. gue tahu, nggak ada yang mudah.

Tapi lo bener,

Lastri

Apanya?

Aditya

Lo bener lo itu beruntung,

nggak tinggal disana dan nggak dikawinkan. Jadinya... lo bisa ketemu orang seganteng dan sekeren gue.

(menaikkan kerah bajunya)

Lastri memerhatikan Aditya dengan heran, tiba-tiba Aditya tertawa, Lastri ikut tertawa kecil. Lastri dan Aditya menyudahi makan siang mereka dan pergi.

CUT TO :

25.     EXT. LUAR KANTIN - DAY

Rangga mengendap-endap di balik dinding kantin menyaksikan keakraban Lastri dan Aditya. Ia mengepalkan tangan dan memukulnya ke dinding.

Rangga

Bisa-bisanya lo ketawa sama orang lain ya, sekarang!

Lo ga bisa segampang itu pergi dari gue Las, gue bakalan ngelakuin sesuatu yang ngebuat lo nggak akan bisa lari dari gue.

Liat aja lo!

Rangga memukul dinding lagi, lalu pergi.

CUT TO :

26.     I./E. LOBBY-DEPAN KANTOR - DAY

Lastri berjalan menuju depan kantor, karyawan-karyawan kantor yang lain juga satu persatu meninggalkan kantor. Lastri mengambil gawai yang ada di tasnya lalu menelepon.

Lastri

Gue uda kelar ya,

....

Iya, gue tunggu di depan.

...

okeoke, jangan ngebut!

Hati-hati macet, ya. Bye!

Lastri mematikan teleponnya. Ia memasukkan gawai ke dalam tas. Ia menunggu. Tiba-tiba, sebuah mobil bewarna putih berhenti di depan Lastri. Rangga turun dari mobil, tanpa basa-basi ia menarik Lastri untuk masuk ke dalam mobil.

Lastri

Rangga! Rangga apa-apaan lo?!

Lepasin gue!

Rangga

Ikut gue!

(menarik tangan Lastri)

Lastri

Apa?! Lo mau bawa gue kemana?!!

Rangga

Udah,ikut aja!

Lastri

Rangga!

lo gak berhak yang ngatur-ngatur gue!

Lepasin gue!

Rangga, Lepasin, lepas!

Rangga tak menghiraukan Lastri. Ia menarik Lastri agar masuk. Rangga berhasil menarik Lastri tiba di depan mobilnya. Ia membuka pintu mobil, dan mendorong paksa Lastri masuk. Rangga menutup pintu mobil.

Lastri

Rangga!! lo nggak berhak ngelakuin ini sama gue!

Rangga!!

Rangga bergegas masuk ke mobilnya. Tiba-tiba Aditya datang menarik bahu Rangga dari belakang dan langsung menonjok Rangga sampai terjatuh. Ujung bibir Rangga mengeluarkan sedikit darah. Ia menarik kerah baju Rangga dan menatapnya dengan penuh peringatan.

Aditya

Sekali lagi lo macem-macem sama staff gue,

Abis lo!!

Aditya melepaskan cengkramannya dan pergi menuju mobil, ia membukakan pintu untuk Lastri. Lastri turun dari mobil.

Aditya

Lo baik-baik aja?!

Lastri

(Mengangguk)

 Iya, gue nggak pa-pa.

Rangga bangun dan bergegas masuk ke mobil dengan kesal. Mobilnya melaju pergi. Mobil Rossie datang, lalu langsung turun dari mobilnya. Ia panik. Rossi menghampiri Lastri dan Aditya. Rossie meraba bagian tangan dan muka Lastri.

Rossie

Lo diapain?! Lo baik-baik aja kan?

Nggak ada yang luka, kan?

Aduh sorry banget gue telat semenit.

 Sorry banget, Lasss.... Sorry!!!

Lastri

Ross...

Gue baik-baik aja, kok.

Ini tadi dibantu sama temen gue. Kenalin ini kepala departemen gue, Aditya.

Dit, ini temen gue, Rossie.

Rossie dan Aditya berjabat tangan.

Rossie

(tersenyum)

Rossie.

Aditya

 Adit.

Mereka melepas jabatan tangannya.

Lastri

Yaudah kalau gitu, gue sama Lastri pamit duluan, yaa Dit. Makasih banyak ya.

Nggak tahu deh gue, kalau nggak ada lo.

Aditya

Oke, lo santai aja!

Yaudah, masuk sana. Hati-hati ya!

Ros, Jagain temen lo, ya!

Rossie

Tenang, pasti gue jagain, mas.

Lastri

Apaan sih, lo!

Lastri dan Rossie masuk ke dalam mobil, lalu pergi. Aditya juga meninggalkan tempat itu.

CUT TO :

27.     EXT/INT. MOBIL ROSSIE – DAY - TRAVELLING

Sepanjang perjalanan pulang Lastri hanya terdiam di dalam mobil dan tidak banyak berbicara. Rosssi memperhatikannya, ia menegur Lastri.

Rossie

Kenapa lo melamun? Lo hobi banget dah melamun?!

Kenapa?! Hah?!

Karna si Rangga?

Lastri

(mengangguk)

Kayanya bener deh yang lo bilang, gue nggak aman kerja disitu setelah gue nampar dia kemarin. Gue jadi ngerasa nggak nyaman.

Lo tau nggak, dari hari pertama gue kerja sampe sekarang, dia terus-terusan ganggu gue.

Sumpah! Nggak nyaman gue.

Rangga itu obsesif sama gue, lo tau nggak?!

Dia main narik-narik tangan gue, nyentuh-nyentuh gue!

Rossie

Nah tuh kan, gue bilang juga ape. Emang dasar itu kutu kupret!

Udah berani-beraninya nyakitin elo, eh, sekarang malah maksa-maksa elo!

Awas kalo ketemu gue, gue goreng lo!

Lastri

Hahaha... ada-ada aja lo!

Rossie

Eh.. btw siapa tadi?

Lastri

Adit?

kepala staf. Kenapa?

Rossie

(mengangguk-angguk)

Cakep juga,

Pacar baru lo ya?!

Lastri

Ih, Ga mungkin lah, jauh banget gue sama Adit!

(mengalihkan pembicaraan)

Eh, btw lo abis ngapain hari ini?

Rossie

Gue?

Hhhmm.. jadi, gue habis wawancara hari ini, di perusahaan NGO gitu, katanya bergerak di bidang pemberdayaan perempuan gitu, sih.

Lupa gue..

Lastri

Lo gimana sih? Lo yang interview tapi nggak tau profil perusahaan. Lo nyari kerja apa gimana sih?

Rossie

 Hhmm.. ya gimane ye? Orang gue beda ama lo!

Lo belum lulus udah ada tawaran kerja.

Dua hari wisuda, langsung kerja. Lha, gue? Apaan?!

Gue nyari-nyari kesibukan aje sih,

Biar kaya orang-orang, job seeker!

Hahaha...

Tapi tadi gue sempet kepoin akun media sosialnya, kok!

Dan Foundernya itu lho tau nggak, sih?

Cakep banget, coy!

Masih muda.

(menggigit bibirnya)

Beeuuhh!!

Lastri

Lo, giliran cowok ya..

Tapi gue mau liat juga dong! Mana?

(menengadahkan tangan)

Rossie

Yee, lo!! Sama aja!

Tuh di hape gue!

Ambil aja, baru gue buka tadi.

Lastri Mengambil gawai Rossie yang ada di sisinya. Lastri melihat-lihat apa yang ditunjukkan Rossie di gawainya. Lastri melihat sebuah foto yang wajahnya sangat familiar dengan Lastri. Lastri sedikit kaget.

Lastri

Lo serius ini orangnya?

Rossie

Iya kenapa emangnya?

Cakep kan?

Lastri

    

Ross...ini si Adit! Cowok yang tadi!

Nih, coba liat!

(menunjukkan foto)

Rossie

Seriusan?

Gue kenapa bisa gak sadar ya?

Coba gue liat!

(melihat foto)

Iya juga, ya!

Gue kenapa nggak sadar ya?

Hahaha.

Lastri

Entah lo!

(meletakkan kembali gawai Rossie)

Rossie

Jadi kita punya bos yang sama gitu? Beda kantor doang.

Lastri

Ya beda dong!

Di kantor gue papanya Rangga bos gue, Adit Cuma kepala staff aja.

Eh, gue laper. Lo mau makan nggak?

Rossie

Lo mau apa?

Lastri

soto?

Rossie

Demen banget lo ya sama soto.

Tapi,yaudah yuk!

Gass!!

 Mobil melaju.

DISSOLVE TO :

28.     INT.RUMAH ROSSIE – KAMAR – NIGHT

Lastri sedang membaca beberapa dokumen sambil mengerjarkan laporan di atas kasur. Sementara itu, Rossie hanya duduk di meja riasnya sambil berkaca. Ia melakukan beberapa perawatan ke wajahnya.

Rossie

(memoleskan krim ke wajah)

Rajin bener lo! Kaya kuliah aja.

Uda malam masih aja ngerjain.

Kenapa nggak lo tidur aja, sih?

Lo kan capek!

Lastri

(menulis)

Gue males aja numpuk-numpuk, lagian gue juga lagi ada waktu kan, ya gue kerjain aja deh.

Rossie

(memijat wajahnya)

Las....

Lastri

  Apa?

Rossie

Pokonya lo inget ya, lo harus kenalin gue lagi sama kepala staf lo itu!

soalnya gue pengen kenalan sama bos gue.

Gara-gara tadi gue nggak fokus sama mukanya,

Gara-gara si Rangga!

Lastri

(melihat ke arah Rossie)

Lo mau kapan?

Rossie

Secepatnya.

Lastri

Sekarang?

Rossie

Ya nggak gitu juga,

Bentukan gue nggak jelas begini!

Rossie menunjukkan penampilannya yang sudah mengenakan piyama dan rambut yang di roll ke atas. Lastri tertawa kecil.

Lastri

Yaudah ntar gue bilang yaa...

pak teman saya fansnya bapak!

Rossie

Ssttt....

Ngadi-ngadi deh lu ye!

(berkaca)

Aduh jerawat gue kayak naik lagi!

(memegang jerawatnya di hidung)

Lastri hanya tersenyum melihat tingkah Rossie. Ia kembali menulis, tiba-tiba gawainya berdering. Semua nomor tanpa nama menghubungi Lastri. Lastri mengabaikannya.

Rossie

(menoleh)

Siapa las? Kok lo matiin?

Lastri

Entah! nggak ada di kontak gue.

Lastri meletakkan gawainya, ia menulis lagi. Tiba-tiba gawainya berdering lagi.

Rossie

 Angkat aja!

Siapa tau bos Aditya!

Rossie berkelakar sambil mengoleskan krim di hidungnya yang berjerawat.

Lastri

Ada-ada aja lo,

(mengusap layar ke atas)

Ya, halo.

CUT TO :

29.     INT. KAMAR HOTEL - NIGHT

Anggi duduk bersandar di sebuah kasur dengan ranjang ukuran big size. Tangan kanannya memegang telepon, tangan kirinya memegang segelas minumal alkohol. Setengah tubuhnya ditutupi dengan selimut, namun bagian bahunya dibiarkan terlihat.

Anggi

Gara-gara lo ya, Rangga babak belur dihajar!

Awas aja lo!

Gue laporin papanya biar dipecat!

    INTERCUT – PERCAKAPAN TELEPON

Lastri

Laporin aja, gue nggak takut!

(Tuuuut)

Lastri mematikan teleponnya.

Anggi

Halo....halo!

(melihat layar yang sudah mati)

Iiihh! Resek!

(melempar handphonenya ke kasur)

Awas aja lo!

Anggi kesal. Ia menghabiskan minumannya dan meletakkan gelasnya di meja yang di samping ranjang. Wajahnya kesal. Pak Pradipta keluar dari kamar mandi memakai kimono. Ia mendekati Anggi dan duduk di hadapan Anggi. Ia membela pipi hingga dagu Anggi.

Pradipta

Siapa yang resek sayang? Hmm..?

Anggi (V.O)

Kalau gue bilang Lastri, pasti gue bakal ditanya-tanya lagi.

Dia bakal curiga pasti,

(tersenyum tipis)

Pradipta

Kenapa, hhmm??

Sampe lempar-lempar hape kaya gitu?

Anggi

(menyentuh pipi Pradipta)

Nggak ada, sayang. Salah sambung nih kayaknya,  resek banget, udah aku bilang salah orang tapi dia ngeyel.

Pradipta

Sekarang kamu nggak perlu kesel lagi,

(berbisik ke telinga Anggi)

karena sekarang kita akan bersenang-senang.

Anggi

Sayang....

Pradipta membaringkan tubuh Anggi perlahan, mereka bertatapan.

Pak Pradipta

Kamu cantik sekali, sayang....

Anggi tersenyum. Pradipta mendekatkan wajahnya ke Anggi. Cahaya di kamar hotel perlahan padam.

 FADE OUT :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar