6 Months
4. Bulan Kedua

40.INT - KAP AKHMAD WIJAYA - MEJA KERJA KUBIKAL - PAGI

BULAN KE-2 FEB - PENELITIAN SKRIPSI

Pak Sudjak membersihkan lantai tepat di meja Indri dan Selena. Indri tak berkutik, mengabaikan panggilan Pak Sudjak, sedangkan Selena yang belum ada pekerjaan apa-apa, bangkit dari duduknya, mempersilakan Pak Sudjak menyapu lantai. Pak Sudjak mengacungkan jempol.

Ezhar keluar dari ruangan sambil menenteng paperbag putih, (EZHAR'S POV) melihat Pak Sudjak tengah membersihkan meja Selena, dan gadis itu berdiri menunggunya. Ezhar berjalan menuju meja kerja kubikal, meletakkan paperbag ke tumpukan berkas Indri.

EZHAR

Bonus target yang kamu minta sudah saya berikan.

Indri yang awalnya serius, beralih menatap paperbag putih, ia berdiri dan tersenyum. Mata Ezhar tak lepas dari Selena, ia terus menatap gadis itu.

INDRI

Aw, Makasih Mas!

EZHAR

(berbalik arah) Lena, ikut saya!

Selena memastikan pendengarannya, ia menoleh ke arah Indri.

INDRI

Dah, ikut aja sono! Kali aja dapet bonus juga!

Indri mengeluarkan sepatu dari paperbag, berdecak kagum. Selena pergi dari meja kubikal dan berjalan lemas ke ruangan Ezhar.

41.INT. KAP AKHMAD WIJAYA - RUANG KERJA EZHAR - CONTINUOUS

Selena duduk berhadapan dengan Ezhar, ia membenarkan rambutnya. Ezhar menatap serius.

EZHAR

Dua minggu ini, saya bersama tim akan pergi ke Pekanbaru. Kamu wajib ikut.

SELENA

Hah?

EZHAR

Kunjungan kali ini cocok dengan judul skripsimu, jadi tolong maksimalkan.
(beat)
Kita berangkat besok.

SELENA

Hah? Kok mendadak sih, Mas?

42.INT. PT. MINYAK BUMI PEKANBARU - RUANG MEETING - PAGI

Mas Anton, Mbak Indri, Mas Hanung, Selena dan Ezhar duduk berjajar rapi dalam satu barisan yang sama, tidak berkeliling, sehingga hanya ada meja panjang didepannya. Selena di sisi Ezhar, dia juga menulis beberapa point.

Ponsel yang ada di meja, bergetar, menampilkan nama kontak: Sarah si Managerku. Selena masih berkutik dengan tulisannya. Ezhar menatap layar ponsel yang terus menyala, tersadar akan lirikan Ezhar, Selena mengikuti arah pandangnya.

SELENA

(mengambil hp dengan cepat)
Oh, maaf.

Selena membungkuk, ia berjalan ke arah pintu namun tidak keluar ruangan. Ia mendengarkan Sarah berbicara.

SARAH (O.S)

Next agenda, Minggu besok kita berangkat ke Pekanbaru. Kabarin gue, lo bisa ketemuan kapan. Nanti biar gue yang pesan tiket pesawat.

SELENA

(berbisik)
Aduh, gak bisa gue. Sekarang gue lagi di Pekanbaru dua Minggu. Nggak mungkin gue pulang.

SELENA (CONT'D)

Hah? (beat) Sekarang gue kan lagi di Pekanbaru? (menepuk jidat)

Selena menoleh, memastikan Ezhar tidak mendengar pembicaraannya. Ia mengangguk-angguk mendengar penuturan Sarah. Tak lama, ia kembali duduk di sisi Ezhar.

43.INT. HOTEL ARYADUTA PEKANBARU - KAMAR - MALAM

Jam dinding menunjukkan pukul 20.00 WIB. Tirai masih tertutup setengah, memperlihatkan malam hari yang sepi. Indri sedang mandi, Selena harus meminta bantuan padanya.

Selena mondar mandir sambil memegang ponsel, ingatannya kembali saat Sarah berbicara di telepon

FLASHBACK

44.INT. PT. MINYAK BUMI PEKANBARU - RUANG MEETING - PAGI

Selena mendengarkan Sarah berbicara sambil membungkuk, meminimalisir kebisingan yang ia ucapkan.

SARAH (O.S)

Oke-oke, catwalk-nya hari Minggu, lo bisa lah ijin ke Bos lo kemana kek. Ijin liburan bentar atau ke rumah nenek lo gitu.

Selena mengernyit, memijat pelipisnya.

SELENA

Gue kan emang nggak punya nenek di Pekanbaru, Sar.

SARAH (O.S)

Perumpamaan kali, lo bisa ijin pake alasan apapun, yang penting masuk akal.

END OF FLASHBACK

BACK TO SCENE

45.INT. HOTEL ARYADUTA PEKANBARU - KAMAR - A MOMENTS LATER

Indri keluar dari kamar mandi, melihat Selena mondar mandir gelisah. Indri menatapnya, gadis itu masih belum sadar kehadiran Indri.

INDRI

Kamu kenapa, Len?

SELENA

Hah? (tersadar dari lamunan)

Selena menatap Indri lama, ia tiba-tiba memiliki ide.

SELENA (CONT'D)

Hm, Mbak Indri..aku bisa minta tolong nggak?

INDRI

Tolong apa, Len?

Selena tersenyum, Indri masih menunggu Selena berbicara.

46.EXT. WARUNG BUBUR AYAM - PAGI

Sekelompok burung bergerombol membentuk barisan tengah menaungi atap pabrik gula yang terbengkalai. Di depan pabrik kosong itu, terdapat warung bubur yang lumayan ramai. Selena berjalan sendirian sambil membawa slingbag dan ponsel di tangan kanannya. Ia menyeberang jalan yang cukup sepi. Mentari sudah bersinar terang, Selena mengambil tempat duduk yang terbuat dari plastik.

SELENA

Pak, saya mau bubur ayam satu ya.

TUKANG BUBUR

Makan sini, Neng?

SELENA

Iya, Pak.

TUKANG BUBUR

Ini ya, Neng buburnya. (beat)
Bukan orang sini ya, Neng?

EZHAR (O.S)

Bukan, Pak!

Selena menoleh ke belakang, ia bertatapan dengan Ezhar. Lelaki itu menghampiri Selena dan duduk disampingnya.

EZHAR

Saya, juga bubur satu, Pak!

Ezhar memandangi Selena yang menggunakan pita pink dan mengikat seluruh rambutnya ke belakang, menyisakan anak rambut tak karuan.

EZHAR (CONT'D)

Sudah izin ke Indri kalau kesini?

Selena menelan buburnya pelan-pelan, ia menoleh ke Ezhar, dan menggeleng.

SELENA

Memangnya harus izin, Mas?

EZHAR

Bahkan ketika kamu keluar dan terjadi sesuatu, yang akan saya salahkan bukan cuma kamu tapi Indri juga.

SELENA

Lho, kok gitu? Saya kan keluar cuma di area sini aja.

Ezhar menerima satu mangkuk dari tukang bubur, Selena segera melahap habis buburnya, ia tak ingin berlama-lama dengan Ezhar.

EZHAR

Saya mengemban tanggung jawab yang besar disini, mungkin kamu sering pergi tanpa izin, tapi kamu nggak tau dampaknya bagi orang-orang yang kamu tinggalkan tanpa konfirmasi.

Selena memainkan sendok, ia jadi takut akan pergi untuk kepentingannya dengan Sarah.

SELENA

Mas, besok kan hari Minggu ya?
(beat)
Hm, boleh nggak aku keluar sebentar aja?
(beat) Sama Mbak Indri kok.

Selena memberikan penekanan nada di tiap kalimatnya. Bubur di mangkuk Ezhar sudah habis tanpa sisa, Selena mendelik.

EZHAR

Kemana memang?

Selena menghela napas panjang dan bercerita sedikit terbata-bata.

Kamera mengarah ke punggung Selena dan Ezhar dari belakang, semakin jauh.

FADE OUT

47.INT. GRAND ZURI HOTEL - KORIDOR HOTEL & KAMAR SARAH - SORE

Selena dan Indri mengetuk pintu kamar Sarah. Selena berkali-kali memeriksa ponsel apakah nomor kamar yang diberikan telah sesuai. Tak lama, pintu dibuka memperlihatkan Sarah yang baru selesai mandi dengan handuk melilit rambutnya.

Selena dan Sarah berteriak bersamaan, lantas berpelukan. Indri tersenyum canggung, keduanya memasuki kamar.

SELENA

Gila! Kangen banget gue!

SARAH

Sama, gue juga kangen sama lo! (tersenyum licik)

Kedua gadis itu berdialog khas logat Jakarta.

CUT TO

Sarah mengacak-acak kopernya, mengeluarkan beberapa sepatu yang sudah di laundry. Sarah memberikan heels 8 cm berwarna nude.

SARAH

Tuh, coba pake dulu.

Selena memakainya dan catwalk di sepanjang kamar. Indri berdecak kagum.

INDRI

Bagus banget, Len! Gila! (mengacungkan jempol)

SARAH

Pakai itu aja lah? Cocok kan?

Sarah bertanya ketus dan menyimpulkan bahwa Selena akan memakainya nanti saat fashion show.

INDRI

Tapi, omong-omong, Len. Tadi kamu izin gimana sama Mas Ezhar? Untuk dapat izin dia sebenarnya susah, lho.

SELENA

Mas Ezhar doang mah kecil (tertawa)

FLASHBACK

48.EXT. WARUNG BUBUR AYAM - PAGI

Ezhar meletakkan mangkuk kosong di sisi kaki tukang bubur, ia meneguk air mineral. Selena menunggu Ezhar untuk mendengarkannya.

SELENA

Saya..mau ke rumah saudara saya..
(beat)
Yaaa, rumahnya agak jauh sih, sekitar satu jam mungkin sampai.

EZHAR

Oh, kamu punya saudara disini?

Selena mengangguk cepat.

EZHAR (CONT'D)

Ya sudah, saya antar saja ke tempat saudaramu.

SELENA

Oh, nggak usah Mas! Saya nanti di jemput kok disini. (melambaikan tangan, menolak)

Selena tersadar reaksinya mencurigakan. Ia mengatur napas, pelan-pelan dan menjawab seperti biasa.

EZHAR

Oh, gitu. Oke. Saya kasih batas sehari saja, cukup?

SELENA

Cukup, makasih ya, Mas (tersenyum)

EZHAR

Terus Indri harus ikut?

SELENA

Iya dong! (beat) Maksud saya, biar saya nanti pulangnya nggak sendirian.

Ezhar menganggukkan kepala berkali-kali, mencerna ucapan Selena. Ezhar mengeluarkan dompet.

EZHAR

Ini, Pak. Sama bubur punya si Neng ini.

SELENA

Oh, makasih ya, Mas.

Ezhar tak menjawab ucapan Selena, ia sibuk memasukkan kembalian ke dalam dompet.

TUKANG BUBUR (O.S)

Pacarnya cantik, Mas.
(beat) Serasi! (meringis)

Selena melambaikan tangan, pertanda bukan. Sedangkan Ezhar mengulas senyum tipis.

END OF FLASHBACK

50.EXT/INT. MALL CIPUTRA SERAYA PEKANBARU - STAGE - NIGHT

Selena, Sarah dan Mbak Indri keluar dari taxi. Ketiganya berjalan memasuki area mall. Selena menggigil dengan gaun terbuka di sekitar punggung.

Indri dan Sarah duduk di sisi stage paling depan. Riuh tepuk tangan menyambut para model, Selena mulai berjalan dengan anggun, membawakan gaunnya yang terjulur panjang. Selesai catwalk, ia bersiap dengan gaun keduanya.

Sambil menunggu giliran, Selena merasakan heels-nya tidak enak. Ia menepis perasaan tersebut, Selena maju kembali dan runway dengan gaun berwarna black. Liontin berinisial S pemberian Ibunya menambah kecantikan Selena.

Selena mulai pose di tengah stage, Mbak Indri melambaikan tangan ke arah Selena, membuatnya tersenyum manis. Saat berbalik, ia merasakan keanehan pada heels-nya, dan tetap berjalan seperti biasa hingga Selena terjatuh, badannya terhuyung ke depan dan pingsan seketika.

51.EXT/INT. RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU - KAMAR PASIEN - CONTINUOUS

Ezhar keluar dari mobil dan berlari sekencang mungkin sampai batas pelataran rumah sakit. Ia menatap jam tangan, waktu menunjukkan jam dua belas malam. Ezhar mencari perawat, menunjukkan tempat Selena berada.

INTERCUT TO

Selena sudah sadar dengan setelan kaos biasa dan kulot hitam. Indri memberikan Selena minum. Selena membenarkan posisi duduk, kakinya masih kram akibat terjatuh dari stage. Tidak berdarah, hanya sedikit memar karena benturan aksesoris yang ada di pinggiran panggung. Indri menatap Selena khawatir.

INDRI

Len, kayanya Mas Ezhar OTW kesini deh.

SELENA

Hah? Kok bisa, Mbak? Tau darimana?

Raut wajahnya pucat pasi.

INDRI

Aku ngebayangin mukanya aja, nakutin Len. Gimana kalau dia marah.

Selena termenung, dia berfikir sejenak, kemudian menjentikkan jari.

SELENA

Udah gini aja, aku yang bakal ngomong sama Mas Ezhar. Mbak Indri kalau ditanya, jawab iya iya aja. Oke?

Mbak Indri mengangguk, Selena tersenyum sekilas.

SFX: Suara pintu di dobrak secara keras

Selena dan Indri tersentak, begitu pula dengan perawat yang sedang merapikan obat-obatan seketika jatuh ke lantai. (Ezhar's POV) melihat Selena duduk di atas ranjang dan Indri berdiri di sisinya sambil memegang dada, keduanya kaget.

EZHAR

Kenapa bisa masuk rumah sakit? Apa yang sakit?

Ezhar memeriksa seluruh badan Selena, membuat gadis itu bergidik. Begitupula dengan Indri yang memasang wajah tak biasa, melihat reaksi Ezhar pada Selena.

SELENA

Aku nggak papa kok, Mas. Cuma keseleo biasa.

Ezhar menatap riasan di wajah Selena, mengernyit sambil memegang wajah gadis itu

EZHAR

Kamu pake make-up? Buat apa? Ke rumah saudara ngapain pake make-up segala?

SELENA

Oh ini, aku lagi coba dandan biasa aja, Mas.
(beat)
Pengin belajar make-up biar jago (meringis)

Mata Ezhar mengarah pada heels di bawah ranjang, ia memeriksa benda tersebut lalu mengarahkannya pada Selena dan Indri.

EZHAR

Kamu pake heels ini? Untuk apa? Belajar catwalk?

Selena mengangguk lemas.

EZHAR (CONT'D)

Kamu nggak liat apa yang terjadi sama heels ini? Liat tumitnya, ini bukan rusak tapi sengaja di rusak, dipatahkan jadi dua terus di lem.

Selena tersadar, ia mengambil heels dari tangan Ezhar. Selena menatap ruangan disana, hanya ada dirinya, Indri, Ezhar dan perawat yang baru saja keluar. Tidak ada manager-nya, tidak ada Sarah. Selena tiba-tiba menjatuhkan benda yang ia bawa, terdiam.

52.INT/EXT. HOTEL ARYADUTA PEKANBARU - KORIDOR - KAMAR INDRI & LENA - 24.00 WIB

Ezhar menggendong Selena, Indri berada di belakangnya. Ketiga orang tersebut keluar dari lift menuju kamar. Indri mengambil cardlock di dalam tas, dengan cepat membuka pintu lantas menutupnya kembali.

Ezhar meletakkan Selena di atas tempat tidur, menatapnya penasaran.

EZHAR

Untuk apa pakai heels rusak seperti itu?

Ezhar membungkuk di hadapannya, membuat Selena kikuk.

SELENA

Cuma pemanasan modeling aja, selepas dari sini aku ada job model, Mas.

EZHAR

Tapi apa harus pakai heels rusak?

Selena menatap heels yang diletakkan Indri di ujung pintu, ia menggeleng.

SELENA

Aku nggak tau kalau heels itu rusak.

Indri tak ingin buka mulut, namun ia sudah bisa menyimpulkan.

53.EXT. HOTEL ARYADUTA PEKANBARU - PAGI

Ezhar berlari-lari kecil di sekitar hotel, ia juga memesan bubur ayam yang sama seperti kemarin.

TUKANG BUBUR

Lho, Mas. Pacarnya kok nggak ikut?

EZHAR

Lagi sakit, Pak.

TUKANG BUBUR

Lagi sakit apa lagi marahan, Mas? (terkekeh)

Ezhar tak menjawab pertanyaan itu, ia menghabiskan bubur tanpa sisa, dan memberikan uang lima belas ribu pada si tukang bubur.

EZHAR

Makasih, Pak.

CUT TO

54.INT HOTEL ARYADUTA PEKANBARU - KAMAR INDRI & LENA - CONTINUOUS

Indri menyisir rambutnya sambil menatap Selena yang duduk di pinggir tempat tidur masih memeriksa kakinya yang membiru. Tiba-tiba ia teringat kejadian semalam.

INDRI

Eh, Len. Yang semalam itu beneran Mas Ezhar?

Selena menatap Indri kemudian mengedikkan bahu, tak tau.

INDRI (CONT'D)

Mas Ezhar nggak pernah khawatir sampai segitunya lho, karyawannya aja kalau sakit, mana peduli dia.

Selena merenungkan kejadian kemarin.

SELENA

Bentar deh, Mbak. Dia tau dari siapa ya kalau kita lagi di rumah sakit? Mbak Indri bilang ke Mas Ezhar ya? Ih, Mbak kok gitu sih.

INDRI

(mendelik tak terima) Hah? Mana ada? Justru itu yang mau aku tanyain ke kamu.

SELENA

Tapi Mbak Indri nggak bilang kan kalau sebenarnya aku lagi fashion show? Dia tanya-tanya nggak?

INDRI

Aman, Len. Dia taunya kita memang lagi di rumah saudaramu, dan alasanmu kemarin lumayan meyakinkan dia.

Selena mengangguk-angguk, mengerti.

Indri pergi ke ruang meeting meninggalkan Selena sendirian. Selena mengambil ponsel di nakas.

CU: Kontak Sarah Si Managerku.

Selena menekan tombol call dan meletakkan ponsel tepat di telinga.

SARAH (O.S)

Halo, iya Len? Kenapa?

SELENA

Kurang ajar lo ya! Kemana lo waktu gue di rumah sakit.

INTERCUT TO

55.INT. BANDARA JUANDA SURABAYA - TERMINAL 3 - PAGI

SARAH

Emangnya lo kenapa di rumah sakit? (beat)
Oh ya, acara kemarin gimana lancar kan?
(tersenyum licik)

SELENA (O.S)

Hah? Gue kan keseleo gara-gara heels yang lo kasih!

SARAH

Oh ya, gue kemarin sorry ya ninggal lo lebih dulu, gue di telepon nyokap harus pulang hari ini. Ehm, untuk sepatu yang lo pakai gue juga baru inget, sepatu itu udah rusak. Gue kira udah ngga papa sih, eh ternyata sampai bikin lo masuk rumah sakit ya. Sorry ya, Len.

Sarah berbicara sambil sedikit merajuk, ia membawa koper berjalan keluar bandara.

CUT TO

54.INT HOTEL ARYADUTA PEKANBARU - KAMAR INDRI & LENA - CONTINUOUS

Selena mematikan ponsel dan membantingnya di kasur.

SFX: Suara pintu terbuka keras

Selena tersentak dan terjatuh di lantai.

SELENA

Awww!

Ezhar meletakkan nampan di nakas, ia melihat Selena duduk di lantai.

SELENA (CONT'D)

Mas Ezhar bisa nggak sih kalau buka pintu pelan-pelan gitu? Aku kan kaget jadinya.

EZHAR

Oke, sorry-sorry.

Ezhar menggendong Selena ke atas tempat tidur, ia membawakan sarapan.

EZHAR (CONT'D)

Di makan ya. Itu enak banget, bisa makan sendiri kan?

SELENA

Bisalah! (emosi)

EZHAR

Ya sudah, kalau ada apa-apa telepon aja. Kakinya masih sakit?

SELENA

Hmmm. (memalingkan muka)

Ezhar meninggalkan Selena, ia menahan tawa. Ezhar menutup pintu, sedangkan Selena memasang muka cemberut.

Lena mencari ponselnya, membuka satu pesan. Bubble chat Indri ke Selena

MBAK INDRI : Halo, Len. Mas Ezhar sekarang lagi otw ke kamar. Dia maksa banget minta cardlock ke aku, terpaksa ku kasih deh. Sorry ya!

SELENA

Hadeh! Telat!

Ia merebahkan diri ke kasur, matanya beralih ke makanan dari Ezhar.

55.EXT/INT. KAP AKHMAD WIJAYA - PELATARAN - MEJA KERJA KUBIKAL - PAGI

Selena turun dari ojek, mengembalikan helm. Gadis itu melangkah masuk sambil menyapa Pak Sudjak yang ada di teras.

PAK SUDJAK

Eh, Mbak Lena. Gimana dua minggu di Pekanbaru? Oh ya, denger2 katanya Mbak Lena keseleo ya kakinya, sudah sembuh, Mbak?

Pak Sudjak menghampiri Lena yang terdiam, gadis itu mengangguk.

SELENA

Aman, Bapak. Ini sudah mendingan kok, hehe. Makasih ya (tersenyum)

Pak Sudjak mengacungkan jempol, Selena memasuki kantor dan menekan tombol absensi dengan jari tangan. Selena berjalan ke meja kerja kubikal. Ia meletakkan tas, di atas mejanya banyak sekali coretan untuk merevisi skripsi, terdapat sticky note bertuliskan:

"Hari ini harus di revisi, dan berikan pada saya secepatnya."

Selena mengernyit dan menjatuhkan badannya ke tempat duduk. Indri menatap penuh tanya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar