6 Months
2. Awal pertemuan

13.INT. GERBONG KERETA API - SIANG

Kirana melihat temannya yang mengobrol dan sesekali tertawa bersama si Kakek dengan tatapan aneh.

KIRANA

Len, lo tadi gak beli makan siang dulu di luar? Terus lo mau makan apa?

Kirana mengingatkan Selena, dia tidak suka makanan instant yang di jual di kereta. Spontan, Lena menepuk jidatnya. Selena dan Kirana saling tatap dan terdiam.

KAKEK RIDWAN

Kenapa, Nak?

Kakek Ridwan mendengar percakapan Selena dan Kirana.

SELENA

Tidak, Kek. (menggeleng)

KAKEK RIDWAN

Begini saja, kebetulan Kakek bawa dua bekal. Satunya kamu ambil saja, untuk makan.

Selena tertegun, ia menoleh pada Kirana.

KIRANA

Ambil aja Len, gue gampang. Gue bisa beli makanan di gerbong dua, yang penting lo bisa makan deh (berbisik ke telinga Selena)

Selena merasa tak enak pada si Kakek.

SELENA

Jangan, Kek. Saya justru merepotkan Kakek (menggeleng)

KAKEK RIDWAN

Ambil saja, dua jam lagi kita akan sampai, Nak.

Kakek Ridwan mengulurkan makanan yang ada di dalam tas kecil pada Selena. Gadis itu menatap lama dan memutuskan untuk mengambil makanan tersebut.

14.EXT. STASIUN KERETA API (TUJUAN) - PINTU KELUAR - MALAM

Establish suasana di stasiun kereta api.

Selena dan Kirana berpisah dengan Kakek Ridwan. Beliau di jemput oleh seorang lelaki.

KIRANA

Kok lo berani banget nulis nomor telepon lo ke Kakek itu?

Selena tidak menjawab, ia fokus ke depan melihat Kakek Ridwan. Kirana dan Selena berdiam diri memandangi Kakek dari kejauhan. Seorang laki-laki membukakan pintu mobil untuknya.

FLASHBACK

15.INT. GERBONG KERETA API - SORE

KAKEK RIDWAN

Namamu siapa, Nak?

SELENA

Saya Selena, Kek. Bisa dipanggil Lena.
(beat)
Nama Kakek Siapa?

Selena bertanya sambil mengunyah makanan.

KAKEK RIDWAN

Saya, Ridwan (terbatuk-batuk)

Selena mengangguk-angguk, ia meletakkan bekal makan di samping jendela, mengeluarkan kertas kecil dan pena, ia menuliskan sesuatu di kertas tersebut.

SELENA

Setelah Kakek sampai rumah, tolong hubungi saya ya.

Selena memberikan kertas kecil, ia memohon dan tersenyum. Kakek Ridwan mengambil kertas itu dan menyimpannya di dalam tas punggung. Keduanya tersenyum, saling mengerti.

16.EXT. UNIVERSITAS AIRLANGGA - FAKULTAS EKONOMI - SIANG

Beberapa gedung memiliki bentuk pondasi dan bangunan yang berbeda-beda, warna hijau muda adalah ciri khas universitas tersebut. Gedung yang akan dituju Selena merupakan gedung tertinggi daripada sisi kanan dan kirinya, terlihat saat Selena berlari di tengah terik matahari menuju Gedung bertuliskan Fakultas Ekonomi.

17.INT. FAKULTAS EKONOMI - KORIDOR RUANG PRODI - SIANG

Selena keluar dari ruangan Ketua Program Studi sambil membawa beberapa berkas. Selena berhenti, di depannya sudah ada Kirana yang menunggunya.

KIRANA

Gimana?

Kirana berdiri tepat di depan pintu.

SELENA

"Tidak papa, namanya kompetisi ya harus ada kalah dan menang"
(beat)
Itu aja sih pesan dari Pak Rahmat.

Selena dan Kirana berbincang sambil berjalan menuju lift.

KIRANA

Lo udah di telepon sama si Kakek itu? Siapa namanya, lupa gue.

Kirana memegang kepala, berusaha mengingat. Selena dan Kirana merupakan teman semasa SMA yang berasal dari Jakarta, keduanya merantau ke Surabaya untuk menempuh kuliah di Universitas yang sama. Kirana menyewa kos, sedangkan Selena memiliki rumah sendiri di Surabaya. Jika bercakap-cakap seperti ini mereka sering menggunakan logat Jakarta.

SELENA

Kakek Ridwan?

KIRANA

Ah, iya!

SELENA

Entahlah! Gue juga lagi nunggu kabar dari dia.

Kirana mengangguk-angguk, keduanya berjalan keluar dari lift menuju halaman fakultas.

18.INT. PERUMAHAN SELENA - KAMAR - MALAM

Selena tengah memikirkan judul skripsi, ia menulis beberapa list perusahaan yang akan menjadi tempat penelitian. Ia bosan, mengacak-acak rambutnya, berjalan ke arah sofa mengambil beberapa baju yang sudah di laundry untuk persiapan iklan besok di Surabaya pusat.

SFX: Suara ponsel berdering.

Selena berlari mengambil ponsel di atas meja, masih memeluk baju yang tadi dibawanya.

SELENA

Halo?

EZHAR (O.S)

Halo, apa benar kamu Selena?

SELENA

Hah? Lo siapa ya?

Selena tersentak, tiba-tiba terdengar suara lelaki memastikan namanya.

EZHAR (O.S)

Saya cucu dari Kakek Ridwan.

Selena membelalak, meletakkan bajunya di sofa. Ia masih berdiri, kedua tangannya memegang ponsel.

SELENA

Kakek Ridwan? Ah benar saya Selena (tersenyum riang), boleh saya bicara dengan Kakek?

Selena kegirangan saat keluarga Kakek Ridwan menghubunginya.

INTERCUT TO

19.INT. RUMAH AKHMAD WIJAYA - KAMAR EZHAR - AT THE SAME TIME

Ezhar menghela nafas, merasa menyesal menelepon Selena.

EZHAR

Hm, mohon maaf sebelumnya. Saya ingin memberi kabar duka.
(beat)
Kakek saya yang bernama Ridwan, sore ini meninggal dunia. Saya baru ingat bahwa sebelumnya Kakek ingin menghubungimu.

Selena tidak bersuara, nafasnya berderu.

EZHAR

Hallo?

Ezhar memanggil Selena sambil berjalan ke jendela kamar.

SELENA (O.S)

Kakek....(bergumam)

20.EXT. RUMAH AKHMAD WIJAYA - TERAS - MALAM

Kompleks perumahan Kakek Ridwan terlihat mewah, berbeda dengan perumahan milik Selena. Nampak rumput yang terawat rapi juga lampu taman yang remang-remang membuat perasaan duka makin mendalam.

Selena keluar dari taksi, matanya celingukan mencari salah satu keluarga dari si Kakek. Ragu-ragu, ia berjalan masuk. Pak Sudjak melihat Selena heran, lantas menghalangi langkah Selena.

PAK SUDJAK

Permisi? Mbak, sampean siapa ya?

Selena melirik ke kanan dan kiri, bingung. Pak Sudjak berbicara dengan logat jawa Surabaya.

SELENA

Saya (beat) anak dari temannya Kakek Ridwan.

Selena sedikit membungkuk, menghormati lawan bicara.

PAK SUDJAK

Oh, begitu. Silakan masuk, Mbak.

Pak Sudjak menyuruh Selena masuk dengan satu tangan. Selena manggu-manggut, tersenyum ramah.

21.INT. RUMAH AKHMAD WIJAYA - RUANG TAMU - MALAM

Selena duduk membaca surah yasin bersama yang lain, selendang yang ia sematkan di kepalanya menambah kecantikan gadis itu. Dengan balutan pakaian muslim berwarna peach, ia terlihat anggun. Berkali-kali ia menyematkan selendang berwarna senada dengan pakaiannya. Selesai mengaji, Selena menghampiri foto Kakek Ridwan yang terpampang di ruang tengah.

SELENA

Kakek...(lirih)

Selena memegang foto tersebut dengan pelan. (Pak Ahmad'S POV), melihat Selena mengamati foto Kakek Ridwan, ia menghampiri Selena sambil terbatuk. Pak Akhmad berdiri di sisi Selena.

Selena menoleh ke samping, menyadari ada orang disebelahnya.

PAK AKHMAD

Saya menantu dari Kakek Ridwan.

Pak Akhmad tersenyum menatap gadis itu, Selena mengangguk canggung. Di ambang pintu, Ezhar melihat Selena dan Ayahnya. Lama mereka berdiri, bercakap-cakap, lalu Selena pamit pulang. Gadis itu melewatinya begitu saja. Ezhar memandanginya hingga keluar rumah.

22.INT. RUMAH PRODUKSI IKLAN - KEESOKAN HARINYA - PAGI

Selena bersiap-siap dengan pakaian yang dikenakan, ia dibantu oleh wardrobe dan penata rias untuk mempercantik tampilannya. Siap untuk action, ia memasuki background dimana Selena akan mempromosikan sebuah skincare kecantikan dan menjadi peraga di dalamnya.

Selena menuju ke tempat selanjutnya sambil berlari keluar.

MATCH CUT TO

23.INT. GRAND CITY - STAGE/BACKSTAGE - CONTINUOUS

Selena memasuki mall sambil berlari. Selena mengganti pakaian dengan gamis. Selena memperagakan busana dari salah satu Brand Besar. Selena berlenggak lenggok di atas panggung.

Selena juga bercengkerama dengan teman sesama model, namun ia menghentikan aktivitasnya karena menerima satu pesan dari Kirana. Bubble chat Kirana ke Selena:

KIRANA: Lo udah dapet perusahaan buat skripsi lo?

24.INT. UNIVERSITAS AIRLANGGA - RUANG PRODI - DAY

Selena tengah berhadapan dengan Kaprodi. Ia membawa beberapa judul skripsi. Pak Ardi duduk dengan santai, sedangkan Selena duduk dengan tegang. Tatapan Selena beralih memainkan kertas yang ia bawa.

PAK ARDI

Gimana kabarnya, Len? Pasti baik toh! (tersenyum menyindir)

Selena menatap sekilas, mengangguk, lalu menunduk kembali.

PAK ARDI (CONT'D)

Sudah dapat perusahaan yang bagus? Mau penelitian dimana kamu, Len?

Pak Ardi berbicara dengan logat jawa yang kental.

SELENA

Belum, Pak. (menggeleng)

Tangan Pak Ardi menjulur, meminta berkas yang Selena bawa. Gadis itu memberikan tanpa suara. Pak Ardi membolak-balikkan kertas yang sudah di staples dengan rapi. Beliau kembali menatap Selena.

PAK ARDI

Selena, jujur saja. Kamu memang berprestasi menjadi model selama ini, tapi itu pencapaian kamu di bidang non akademis.
(beat)
Tapi bagaimana pun juga, skripsi harus segera dituntaskan.

SELENA

Iya, Pak. Saya mengerti.

PAK ARDI

Saya sudah mendaftarkanmu di KAP Akhmad Wijaya, mulai Senin kamu bisa masuk dan mulai melakukan penelitian. (menunjuk ke Selena)

SELENA

Hah? Senin besok, Pak? (tersentak)

PAK ARDI

Yo iyolah, mosok senin tahun gajah.
(beat)
Wes wes, iki tak kasih alamatnya langsung, nanti kamu kesana sendiri.

Selena dengan ragu mengambil secuil kertas dari tangan Pak Ardi, namun ia membuka suara.

SELENA

Bapak, saya Senin besok ada catwalk di Tunjungan Plaza, apakah bisa kalau...

PAK ARDI

(memotong pembicaraan Lena) Wes gak-gak, awakmu iki mahasiswi seng paling terakhir durung skripsi, masih mau dimundurin lagi?

Selena menggeleng lemas, ia pamit keluar dari ruangan tersebut.

25.INT. PERUMAHAN SELENA - KAMAR - DAY

MONTAGE

  1. Tirai putih berkibar terkena angin, Selena masih belum mau bangun dari tempat tidur, ia melamun dan tetap memeluk guling. Tangannya menekan tombol menu asal-asalan di ponsel. Selena merubah posisinya menjadi telentang dengan bantal di atas wajah.
  2. Selena bangun sambil meraba jepit rambut. Matanya mencari-cari kemana benda itu berada. (Selena's POV) Jepit rambut berwarna cream ada di atas meja. Selena mengambil dan menjepit rambutnya, berjalan menuju kamar mandi.

END OF MONTAGES

CUT TO

26.INT. RUMAH AKHMAD WIJAYA - BALKON KAMAR EZHAR - DAY

Pagar rumah Akhmad Wijaya yang cukup besar terbuka lebar, beberapa tamu berdatangan sekedar mengucapkan bela sungkawa. Ezhar berdiam diri di balkon kamar sambil melihat orang-orang yang mulai menjauh dari kediamannya.

Ingatan tentang pertemuan terakhir saat Ezhar menghampiri Kakeknya di kamar.

FLASHBACK

27.INT. RUMAH AKHMAD WIJAYA - KAMAR KAKEK - PAGI

Kakek Ridwan berbaring di tempat tidur. Ezhar duduk di sisi Kakek Ridwan.

KAKEK RIDWAN

Ezhar, apakah Kakek bisa memintamu menghubungi gadis ini?

Kakek Ridwan mengeluarkan kertas kecil dari saku. Ezhar mengambil kertas tersebut, mengamati nomor telepon dan nama yang tertera.

EZHAR

Nomor siapa, Kek?

KAKEK RIDWAN

Namanya Selena (terbatuk) Dia sudah menolong Kakek.
(beat)
Kakek mau bertemu dengannya sekali lagi.

EZHAR

Kakek yakin mau bertemu dia?

Ezhar memasang muka khawatir, ia tak mengerti alasan sang Kakek bersikeras menemui Selena.

KAKEK RIDWAN

Ajak dia kesini. Dia gadis baik. (terbatuk)

Kakek Ridwan memegang pergelangan Ezhar. Keduanya terdiam saling tatap. Ezhar mengangguk lalu mengeluarkan ponsel dari saku kemeja, mencatat dan menyimpan nomor tersebut.

END OF FLASHBACK

BACK TO SCENE

28.INT. RUMAH AKHMAD WIJAYA - BALKON KAMAR EZHAR - DAY

AKHMAD WIJAYA (O.S)

Zhar...

Ezhar tersadar dari lamunan, ia menoleh ke belakang. Papanya berdiri sambil menatap Ezhar.

EZHAR

Ya, Pa?

Pak Akhmad berjalan sambil menyimpan kedua tangannya di saku celana. Ia menghampiri putranya.

AKHMAD WIJAYA

Senin depan, kita akan kedatangan mahasiswi yang akan melakukan penelitian di kantor kita. Bapak kan sudah tua, Nak. (memegang pundak Ezhar)
(beat)
Tolong kamu saja yang handle ya, lagi pula Bapak sudah tak ingat apa itu skripsi (menyeringai tipis)

AKHMAD WIJAYA (CONT'D)

Pak Ardi yang meminta langsung sama Papa, kamu masih ingat kan? Itu teman Papa yang di Universitas Airlangga.

EZHAR

Satu orang kan, Pa?

AKHMAD WIJAYA

Iya, satu orang (manggut-manggut). Namanya ehmm, siapa ya tadi. Oh, Lena
(beat)
Selena.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar