6 Months
9. Bulan keenam

102.INT. HOTEL SWISS BELINN - KORIDOR - KAMAR SELENA - SIANG

Ezhar berlari dari lift menuju kamar Selena, ia memasang cardlock ke pintu, dan membukanya. Selena masih tertidur pulas. Ezhar menghampiri Selena pelan.

EZHAR

(duduk di sisi Selena) Len..Selena..
(beat)
(Memegang tangan Selena, terasa panas)
Len, kamu demam?

Ezhar memegang kening Selena, ia memastikan gadis itu masih bernapas atau tidak. Ezhar memanggil staff hotel, Ezhar terlihat menelepon seseorang. Wajahnya khawatir.

103.INT. RUMAH SAKIT HALIM PERDANA JAKARTA - A MOMENTS LATER

Selena berbaring di atas ranjang dan belum sadar. Ezhar ada disampingnya. Tak lama pintu dibuka oleh Anton, Hanung dan Indri berhamburan memenuhi ruangan.

INDRI

Ya allah Selena (memegang tangannya)
Ini pasti gara-gara Sarah.

Ezhar menatap Indri tajam, lelaki itu menaruh curiga.

EZHAR

Kamu tau kalau Lena datang ke mall itu, Indri?

Indri mengangguk, Ezhar mendelik.

INDRI

Saya minta maaf, Mas. Saya nggak bermaksud meninggalkan Lena disana (menunduk takut)

Selena membuka mata perlahan dan menatap Ezhar.

JUMP CUT TO

Indri menyuapi makanan ke mulut Selena, gadis itu duduk di ranjang memandangi cairan infus di tangannya.

SELENA

Mbak...Mas Ezhar kemana?

INDRI

Dia masih repot sama jadwal penerbangan, rencananya kita semua bakal pulang cepat.

Selena termenung menatap Indri.

SELENA

Ini semua gara-gara aku, Mbak.

Indri menggeleng, dia mengusap puncak kepala Selena. Ezhar membuka pintu, melihat kedua gadis itu.

EZHAR

Baru sadar kalau emang ini semua salahmu?

Selena memalingkan muka, Indri berdiri masih membawa piring.

EZHAR (CONT'D)

Biar dia makan sendiri, taruh piring itu di kasurnya. Dia masih punya satu tangan buat makan. (membentak Indri)

INDRI

Tapi, Mas. Selena kan masih sakit.

EZHAR

Letakkan dan keluar! (menunjuk pintu)
Biar dia merasakan akibat dari keegoisannya sendiri! (menatap Selena)

SELENA

(perlahan mengarah ke Ezhar)
Mas, jangan bilang Papa kalau aku lagi disini ya (menangis)

Ezhar tak menjawab, ia pergi dari kamar Selena. Gadis itu menunduk menatap makanannya.

104.INT. BANDARA SOEKARNO HATTA - PESAWAT - PAGI

Selena berada di sisi Ezhar. Keduanya tak berbicara, Selena terdiam menatap kaca jendela, menghapus air mata di pelupuk. Kepalanya bersandar di bangku. Ezhar melirik sekilas, menghela napas.

105.EXT. PERUMAHAN SELENA - TERAS - SIANG

Mobil memasuki pelataran rumah, Ezhar dan Selena keluar dari mobil. Ezhar membuka pintu bagasi, mengeluarkan dua koper. Affandi tengah berdiri menunggu keduanya.

AFFANDI

Alhamdulillah, akhirnya kalian datang juga. Aman toh, Nak Ezhar.

SELENA

(menghampiri Papanya) Aman kok, Pa. Lena disana belajar banyak tentang pekerjaan kantor (terkekeh)

Selena tak ingin Ezhar menjawabnya lebih dulu.

AFFANDI

(mengangguk-angguk, tersenyum) Oh, syukurlah kalau begitu. (menatap wajah Selena) Ini kenapa dahimu, kok sepertinya ada bekas cakar?

SELENA

Oh, ini kemarin kena garpu, Pa. Nggak papa, kok. (gugup, mencari alasan)

Ezhar menatap Selena, gadis itu memalingkan wajah.

EZHAR

Pak, saya langsung pamit pulang saja ya. Biar Selena juga istirahat (mencium tangan Pak Affandi)

SELENA

Hati-hati ya, Mas Ezhar (berteriak ceria)

Selena merubah ekspresinya di depan Affandi, supaya tak curiga. Ezhar tak menjawab, ia membuka pintu mobil. Selena beringsut masuk menuju kamar.

106.EXT/INT. KAP AKHMAD WIJAYA - RUANG KERJA EZHAR - DAY

Establish tulisan Kantor Akuntan Publik Akhmad Wijaya.

Selena dan Indri memasuki ruangan Ezhar, keduanya duduk menghadap Ezhar. Lelaki itu meletakkan sepucuk surat untuk Indri. Indri mengambilnya, menatap Lena sekilas dan membacanya perlahan. Matanya berkaca-kaca.

INDRI

Surat pemecatan diri?

Selena menoleh dan melongo. Ia menatap Ezhar tak percaya.

EZHAR

Mulai sekarang, kamu sudah tidak bekerja disini lagi.

INDRI

Kenapa, Mas? Apa salah saya?

EZHAR

Tanya pada orang di sampingmu, apa yang menyebabkanmu sampai begini?

Indri terdiam dan mulai menangis, ia menoleh sekilas pada Selena.

SELENA

(berdiri menatap Ezhar) Mas, orang yang harusnya Mas keluarkan itu saya. Bukan Mbak Indri. Jangan seenaknya kaya gini dong! (marah tak terima)

EZHAR

Lalu apa yang kamu lakukan kemarin nggak seenaknya? Kamu masih tanggung jawab saya (mendongak menatap Selena)

SELENA

Sebenarnya yang punya wewenang untuk memecat seseorang itu Mas Ezhar atau Pak Akhmad? (mengerutkan kening, tak terima)

Ezhar terdiam. Mbak Indri menyudahi pembicaraan itu.

INDRI

Len, Lena (menggeleng) Mungkin rezekiku disini sudah selesai (memegang lengan Selena)
Terima kasih ya, Mas.

Ezhar menyuruh Indri keluar dengan satu tangan. Selena menggeleng tak percaya, ia mengikuti langkah Indri dan keluar dari ruangan Ezhar.

107.INT. UNIVERSITAS AIRLANGGA - FAKULTAS EKONOMI - RUANG PRODI - SIANG

Establish suasana di sekitar Fakultas Ekonomi.

Selena duduk berhadapan dengan Pak Ardi, ketua Prodi Akuntansi. Ia menghela napas panjang, bersiap mengucap kata.

SELENA

Pak, saya ingin meminta pengurangan waktu di KAP Akhmad Wijaya.

PAK ARDI

(memandang tak percaya) Kenapa, Len? Apa alasannya? Awal bulan kan sudah mau sidang.

SELENA

(mengangguk) Saya rasa, sudah cukup waktu lima bulan untuk penelitian saya, Pak.

PAK ARDI

Ada masalah, Len?

SELENA

(menggeleng) Cuma ada job modeling yang harus saya kejar, Pak.

PAK ARDI

Nah itu, tinggal satu bulan aja kan. Saya harap kamu bisa bertahan ya (tersenyum menatap Selena)

Gadis itu menunduk, meratapi nasib.

108.INT. PERUMAHAN SELENA - KAMAR - SORE

Selena duduk di atas kasur sambil memeluk kedua kaki. Ponselnya tergeletak di sisi kiri. Pikirannya kalut. Ingatannya mengabur pada saat bertemu Sarah pertama kali, mengajaknya menjadi manajer pribadi. Selena masih melamun, ia teringat sesuatu. Gadis itu beranjak dari kasur menuju meja belajar, mencari secarik kertas berisi schedule modeling.

SELENA (V.O)

Oh iya, semua kontak Brand kan ada di ponsel Sarah (berdecak kesal)

Sisa dua list jadwal yang belum ia selesaikan, Selena mencari kontak ketiga brand itu dari akun instagram. Ia menelepon brand tersebut satu-persatu. Selena meletakkan ponsel di telinga.

BRAND KE-1

SELENA

Halo? Apakah benar ini dengan Mayonaisse Indefood?

STAFF MAYONAISSE INDEFOOD (O.S)

Ya, benar. Halo, ada yang bisa saya bantu?

SELENA

Hm, saya Selena Anandara, salah satu model yang akan melakukan sesi pemotretan dengan brand ini. Apakah saya bisa dibantu untuk lokasi next photoshoot dimana ya?

STAFF MAYONAISSE INDEFOOD (O.S)

Oh, Kak Selena? Saya konfirmasi dulu di manajer public relation ya. Tunggu sebentar ya, Kak.
(beat) Halo Kak Selena, sorry. Atas nama Selena Anandara sudah tidak ada di dalam list model kami, Kak. Manajer anda sendiri yang membatalkannya.

SELENA

Manajer saya? (mengernyit)

STAFF MAYONAISSE INDEFOOD (O.S)

Iya benar, Kak.

Selena memutuskan telepon dan terdiam lama. Ia tersenyum kembali sambil menelepon brand ke-2

BRAND KE-2 SESI CATWALK

SELENA

Halo dengan Dyandra Convention Center?

STAFF DYANDRA CONVENTION (O.S)

Halo, Kak, iya benar. Ada yang bisa kami bantu?

SELENA

Hm, saya ingin menanyakan terkait catwalk dan runway yang akan diadakan di Dyandra Convention Center Minggu depan pukul berapa ya, Kak?

STAFF DYANDRA CONVENTION (O.S)

Oh, pukul 17.00 Kak. Kalau boleh tau saya bicara dengan siapa ya?

SELENA

Saya Selena Anandara, salah satu model yang akan catwalk disana.

STAFF DYANDRA CONVENTION (O.S)

Oh, maaf sebelumnya Kak. Pihak pagelaran telah memberitahukan kami bahwa nama KakaK sudah diganti oleh orang lain.

SELENA

Oh, gitu. Siapa ya, Kak?

STAFF DYANDRA CONVENTION (O.S)

Namanya, Sarah Atmajaya, Kak.

Selena duduk di kursi dengan lemas, ia mematikan ponsel. Ia mulai membuang seluruh buku di meja belajarnya, menyobek schedule dari Sarah, menangis dan membenamkan wajahnya di atas meja.

Hujan deras yang terlihat dari jendela kamar Selena membuat hatinya semakin pilu.

109.INT. KAP AKHMAD WIJAYA - RUANG KERJA EZHAR - PAGI

Selena mengetuk pintu, ia masuk dengan tatapan menunduk. Selena memberikan bekal berisi sandwich kepada Ezhar. Ia meletakkan di atas meja lelaki itu.

SELENA

Mas, saya minta maaf atas kejadian malam itu. Saya nggak bermaksud buat ngerepotin Mas Ezhar. Saya...

SFX: Suara pintu diketuk

Pak Sudjak masuk sambil meletakkan kopi di atas meja.

PAK SUDJAK

Eh, Selena cantik. (beat)
Ini kopinya, Mas (menatap Ezhar)

EZHAR

Pak Sudjak, ini tolong bawa keluar (menunjuk bekal)
Bapak makan aja, saya sudah kenyang.

PAK SUDJAK

Oh ya, makasih Mas (mengambil bekal)

Selena melongo, Ezhar masih marah padanya. Pak Sudjak keluar sambil membawa tas bekal. Ezhar menatap Selena yang memalingkan muka lantas keluar dari ruangan Ezhar begitu saja.

110.INT. KAP AKHMAD WIJAYA - MEJA KERJA KUBIKAL - SIANG

Selena melamun menatap komputer, wajahnya kosong. Ia menoleh pada meja disampingnya, Indri sudah dikeluarkan dari kantor. Ia tertunduk lesu, tak tau harus apa.

Pak Sudjak menatap Selena dari kejauhan sambil memeluk nampan. Lelaki paruh baya itu menghampiri Selena.

PAK SUDJAK

Selena cantik, tenang aja. Semua akan berakhir. (tersenyum menguatkan)

Selena tersenyum dan mengangguk.

111.INT. UNIVERSITAS. AIRLANGGA - FAKULTAS EKONOMI - PAGI

BULAN KE-6 SIDANG SKRIPSI

MONTAGES

  1. Selena mempresentasikan sidang skripsi di hadapan para penguji, ia menjawab seluruh pertanyaan dari seluruh penguji
  2. Selena mendapat tepuk tangan dari semua penguji dan menjabat tangan Pak Ardi bangga.
  3. Selena dikejutkan oleh Kirana dan teman-teman lain, mengucapkan selamat.
  4. Selena melakukan sesi foto bersama dengan teman-temannya.

END OF MONTAGES

112.INT. KAP AKHMAD WIJAYA - MEJA KERJA KUBIKAL - SORE

Selena membereskan barang-barangnya yang sudah enam bulan disana. Pak Sudjak memberikan kardus besar pada Selena. Hari ini adalah hari terakhir Selena datang ke kantor itu.

SELENA

Terima kasih, Pak.

Pak Sudjak duduk di kursi Indri. Selena memasukkan beberapa peralatan di kardus.

PAK SUDJAK

Setelah dari sini, Selena mau kemana? Tetap lanjut jadi model? (menatap Selena)

Selena menghela napas, ia menggeleng pelan.

SELENA

Saya sudah gagal jadi model, Pak. Sudah tidak ada brand yang mau mengontrak saya (tersenyum, menerawang jauh)

PAK SUDJAK

Nggak boleh ngomong gitu, Nduk. Dari apa yang dialami Selena, kamu harus bisa ambil hikmahnya.

Selena menengadah, menahan air matanya supaya tidak jatuh.

SELENA

Iya, Pak. Makasih ya.

113.EXT/INT. KAP AKHMAD WIJAYA - TERAS - RUANG KERJA EZHAR - A MOMENTS LATER

Selena memandang ruangan Ezhar dari luar, ia tak berpamitan pada lelaki itu.

Mobil berhenti tepat di depan KAP. Pak Affandi membantu putrinya yang berjalan membawa satu kardus besar. Selena membuka bagasi mobil, Papanya meletakkan kardus disana. Selena menatap kaca jendela ruangan Ezhar.

AFFANDI

Nduk, ayo masuk.

Affandi menegur putrinya pelan. Selena mengangguk. Mobil itu melaju pelan, meninggalkan KAP Akhmad Wijaya.

CUT TO

Ezhar duduk sambil menatap revisian skripsi milik Selena yang ada di mejanya. Ia terdiam dan melamun.

114.INT. RUMAH AKHMAD WIJAYA / PERUMAHAN SELENA - KAMAR - NIGHT

Selena merenung menatap undangan wisuda yang ada di tangannya. Satu bulan lagi prosesi wisuda itu terjadi. Selena menatap ponsel, membuka chat WhatsApp, menekan riwayat chat bersama Mas Ezhar. Gadis itu berdiri di jendela kamarnya.

MATCH CUT TO

CU: Riwayat pesan terakhir dari Selena

Ezhar tengah berdiri di balkon menatap pesan WhatsApp Selena. Gadis itu terlihat online.

SPLIT SCREEN: Ezhar dan Selena sama-sama memegang ponsel, menerawang jauh.

115.EXT. TPU KEPUTIH SURABAYA - SIANG

SATU BULAN KEMUDIAN

Selena berjalan sendirian ke arah nisan sang Mama. Ia bersimpuh dan menaburkan bunga mawar. Gadis itu tersenyum memegang nisan.

SELENA

Ma..gimana kabarnya?
Ma, Selena sudah lulus. Besok mau wisuda, doain Lena ya, Ma. (menahan tangis)
(beat)
Ma..Lena harus kemana? (air matanya mulai keluar)

Selena berdoa sambil memejamkan lama. Ia beranjak dari kuburan Mama.

Selena menuju tempat dimana Papanya bertemu dengan Pak Akhmad. Gadis itu berjalan menyusuri satu-persatu nama nisan disana.

INSERT: Nisan bertuliskan Ridwan Indrapura

Selena berdiam diri dan menatap nisan itu, ia duduk bersimpuh.

SELENA

Kakek...saya pikir Lena bakal ketemu Kakek lagi waktu itu..

Air matanya jatuh, sekelebat bayangannya saat bersama Ezhar muncul kembali. Tubuhnya bergetar hebat, ia tak kuasa menahan tangis.

CUT TO

Di tempat yang sama, Ezhar memakai kacamata hitam tengah turun dari mobil. Ia berjalan sendirian menuju nisan Kakek dan Mamanya. Langkahnya terhenti saat melihat seorang perempuan tengah bersimpuh di nisan Kakeknya.

Selena berdiri dan mengusap air mata. Ia membenarkan pashmina yang tersemat di rambutnya. Selena menghela napas panjang, ia berbalik arah, wajahnya menunduk. Ezhar masih berdiam diri dari kejauhan menatap Selena yang berjalan pelan ke arahnya. Gadis itu mendongak, matanya bertemu dengan Ezhar. Ia menghentikan langkah. Ezhar berjalan melewati Selena dan berhenti pada nisan Kakeknya.

Selena memejamkan mata lantas meninggalkan Ezhar tanpa tegur sapa.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar