Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Novel ini masih diperiksa oleh kurator
Blurb
Sejak kecil, Aru ini berbeda dari anak-anak di desanya. Ia selalu berpendapat bahwa pendidikan itu penting dan berusaha membuktikannya, terutama pada bapaknya yang bersifat kedaerahan. Akan tetapi, nasib buruk selalu menimpa perjalanan Aru sehingga putus asa dan kembali ke desa untuk bertani—membantu bapaknya.
Suatu hari, ia dipertemukan dengan teman dekatnya saat menjalani sertifikasi guru muda di kota. Cewek itu dan temannya sedang dalam kondisi sulit, DIBEGAL oleh preman-preman cilik tak bermoral. Yang dikemudian hari, kejadian itu berulang karena kebodohan temannya sehingga mereka harus bersepakat dengan para sesepuh begal untuk mendidik preman cilik itu, demi membuktikan jika pendidikan itu penting.
Namun, semuanya tak semudah yang dikira. Lika-liku pengajaran bagi para penyamun seringkali menyulitkan. Di tengah jalan, Aru berpikir untuk menyerah dan tidak peduli lagi jika pendidikan itu penting. Akan tetapi, ia lupa di sampingnya kini ada Delima, yang terus menyulutkan semangat padanya.
"Kakak sendiri pernah bilang saat PLP, kan. Walau sendirian, Kakak akan tetap berjalan di kebenaran. Tapi, Kakak sekarang nggak sendirian. Ada aku. Kita bisa berjalan sama-sama di kebenaran itu." —Delima
"Terima kasih, Delima. Kalau nggak ada kamu, kayaknya aku sudah jadi bagian dari penyamun itu." —Aru
Suatu hari, ia dipertemukan dengan teman dekatnya saat menjalani sertifikasi guru muda di kota. Cewek itu dan temannya sedang dalam kondisi sulit, DIBEGAL oleh preman-preman cilik tak bermoral. Yang dikemudian hari, kejadian itu berulang karena kebodohan temannya sehingga mereka harus bersepakat dengan para sesepuh begal untuk mendidik preman cilik itu, demi membuktikan jika pendidikan itu penting.
Namun, semuanya tak semudah yang dikira. Lika-liku pengajaran bagi para penyamun seringkali menyulitkan. Di tengah jalan, Aru berpikir untuk menyerah dan tidak peduli lagi jika pendidikan itu penting. Akan tetapi, ia lupa di sampingnya kini ada Delima, yang terus menyulutkan semangat padanya.
"Kakak sendiri pernah bilang saat PLP, kan. Walau sendirian, Kakak akan tetap berjalan di kebenaran. Tapi, Kakak sekarang nggak sendirian. Ada aku. Kita bisa berjalan sama-sama di kebenaran itu." —Delima
"Terima kasih, Delima. Kalau nggak ada kamu, kayaknya aku sudah jadi bagian dari penyamun itu." —Aru
Tokoh Utama
Aru Garam Lelaut
Delima Pratistha Wardhani
Wishnu Novantara Nata
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
0
Dibaca
0
Tentang Penulis
Adinda Salshabilla Yudha
-
Bergabung sejak 2020-05-30
Telah diikuti oleh 11 pengguna
Sudah memublikasikan 1 karya
Menulis lebih dari 0 kata pada novel
Rekomendasi dari Drama
Novel
Pondok Sasana Penyamun
Adinda Salshabilla Yudha
Novel
Titik tanpa koma
MiHizky
Novel
Cerita dari Ankara
Syafi'ul Mubarok
Novel
Lentera
silvi budiyanti
Novel
Lagu Untuk Davina
kieva aulian
Novel
Aku mau bahagia
Kareniavorg
Novel
Aku Tidak Sedang Menulis Cerita Ini Saat Ia Tertembak Kepalanya
Restu Ashari Putra
Novel
Shinta : Cinta dan Pengorbanan
Bagas Adhianta
Novel
Menanti Hujan Teduh
Isti Anindya
Novel
Sujud Terakhir Bapak
Alfian N. Budiarto
Novel
Jatuh Cinta ke Angkasa
Mizan Publishing
Skrip Film
The Power Of My Fam(ily)
rahmatunisa fadilla
Flash
Home : Fake Smile
Dwi Budiase
Novel
Déanach
NarayaAlina
Novel
Nama Kecil
Yunia Susanti
Rekomendasi