Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Blurb
Mama wita adalah orang tua tunggal setelah ditinggal suaminya meninggal sembilan tahun yang lalu tepat di saat dia telah melahirkan anak keduanya. Anak pertamanya seorang laki-laki yang memiliki cacat intelektual bernama dio sedangkan anak keduanya gadis cantik yang masih di usia sekolah dasar bernama arin.
Mama wita menjalani kehidupannya seperti biasa dia mengurusi rumah tangga dan pergi berdagang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dia akan berdagang bersama anak sulungnya sementara anak bungsunya bersekolah. Meski dia bukanlah Mama yang taat beribadah,bukan soaok penyabar yang tidak pernah marah dan hanya tersenyum tapi dia tetap merawat dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya dengan baik.
Dio anak sulungnya yang memiliki cacat intelektual itu memiliki emosi yang tidak stabil dan cenderung manja meski begitu pada dasarnya dia adalah anak yang baik dan menyayangi keluarganya namun karena kemampuan berpikirnya yang tidak seperti orang dewasa lainnya dio menjadi tidak terlihat seperti kakak yang dapat diandalkan.
Awalnya Mama wita tak merasa khawatir dengan itu mengingat mereka bertiga hidup dengan akur dan harmonis. Sampai ketika Mama wita mulai merasa tubuhnya sering terasa sakit terutama kepalanya. Ternyata dia diagnosis menderita kanker otak. Dia menyadari bahwa kondisinya cukup buruk tetapi ketika melihat kedua anaknya dia merasa jika sesuatu hal buruk terjadi padanya tidak mungkin dia dapat meninggalkan mereka begitu saja.
Akhirnya mama wita memutuskan untuk sedikit memberi pelajaran di sisa waktunya itu untuk mengajarkan kedua anaknya bagaimana mereka akan hidup setelah dia meninggal. Tanpa memberitahu keadaanya yang sebenarnya.
Awalnya dia memang kesulitan namun perlahan dia menemukan caranya untuk mengajarkan dio si kakak sulung untuk mandiri dan mampu merawat adiknya sebaik mungkin serta bagaimana arin putri kecilnya itu dapat membantu kakaknya.
Seiring berjalannya waktu mama wita berhasil membuat anak-anaknya jauh lebih mandiri dari sebelumnya namun dalam perjalanannya ketakutan akan kematian yang mengintainya perlahan itu membuka kotak-kotak kecil dari hati ketiganya yang terlewatkan.
Kisah mengenai kasih ibu yang akan terus membentang bagai langit biru yang indah bahkan sampai detik akhir dihidupnya serta gambaran anak-anaknya yang bagai pesawat terbang bagaimana cara dan apapun yang akan dan telah dilaluinya.
Mama wita menjalani kehidupannya seperti biasa dia mengurusi rumah tangga dan pergi berdagang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dia akan berdagang bersama anak sulungnya sementara anak bungsunya bersekolah. Meski dia bukanlah Mama yang taat beribadah,bukan soaok penyabar yang tidak pernah marah dan hanya tersenyum tapi dia tetap merawat dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya dengan baik.
Dio anak sulungnya yang memiliki cacat intelektual itu memiliki emosi yang tidak stabil dan cenderung manja meski begitu pada dasarnya dia adalah anak yang baik dan menyayangi keluarganya namun karena kemampuan berpikirnya yang tidak seperti orang dewasa lainnya dio menjadi tidak terlihat seperti kakak yang dapat diandalkan.
Awalnya Mama wita tak merasa khawatir dengan itu mengingat mereka bertiga hidup dengan akur dan harmonis. Sampai ketika Mama wita mulai merasa tubuhnya sering terasa sakit terutama kepalanya. Ternyata dia diagnosis menderita kanker otak. Dia menyadari bahwa kondisinya cukup buruk tetapi ketika melihat kedua anaknya dia merasa jika sesuatu hal buruk terjadi padanya tidak mungkin dia dapat meninggalkan mereka begitu saja.
Akhirnya mama wita memutuskan untuk sedikit memberi pelajaran di sisa waktunya itu untuk mengajarkan kedua anaknya bagaimana mereka akan hidup setelah dia meninggal. Tanpa memberitahu keadaanya yang sebenarnya.
Awalnya dia memang kesulitan namun perlahan dia menemukan caranya untuk mengajarkan dio si kakak sulung untuk mandiri dan mampu merawat adiknya sebaik mungkin serta bagaimana arin putri kecilnya itu dapat membantu kakaknya.
Seiring berjalannya waktu mama wita berhasil membuat anak-anaknya jauh lebih mandiri dari sebelumnya namun dalam perjalanannya ketakutan akan kematian yang mengintainya perlahan itu membuka kotak-kotak kecil dari hati ketiganya yang terlewatkan.
Kisah mengenai kasih ibu yang akan terus membentang bagai langit biru yang indah bahkan sampai detik akhir dihidupnya serta gambaran anak-anaknya yang bagai pesawat terbang bagaimana cara dan apapun yang akan dan telah dilaluinya.
Tokoh Utama
Wita sasmita
Dio adriansyah
Arin adriansyah
Kirana hanifah
Ira syakila
Agung prawidja
Siska janice budiawati
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
0
Dibaca
0
Tentang Penulis
Annisa Insyirah
-
Bergabung sejak 2020-07-01
Telah diikuti oleh 6 pengguna
Sudah memublikasikan 2 karya
Menulis lebih dari 44,000 kata pada novel
Rekomendasi dari Drama
Novel
Goodbye Mama
Annisa Insyirah
Novel
Karsa
Ananda Galih Katresna
Cerpen
Mendadak Vin Diesel
Braindito
Novel
SANG DUKUN
Ikhwanus Sobirin
Novel
Memilikimu
Dewinta Proboningtyas
Komik
Di Ujung Keputusan
Bukan Penyair
Skrip Film
Pengganti Ayah
Nurbaiti Fitriyani
Skrip Film
Sintia Yang Terbuang Cinta
silvi budiyanti
Skrip Film
Tuhan Yesus Sembuhkan Luka Batinku (Skrip)
Asti Pravitasari
Skrip Film
Junior & Jameela (script)
amor
Skrip Film
MUSKIL (Script)
Seto Yuma
Skrip Film
Arunika Ataraxia
Mutiara Cahyani
Skrip Film
ALL ABOUT G!
salwa safira
Skrip Film
MERINDU, HUJAN, DESEMBER
BebingahWilujeng
Flash
Nostalgia Sup Ayam Jamur Oma
Silvarani
Rekomendasi