Flash Fiction
Disukai
47
Dilihat
7,354
Curahan Hati Sebutir Nasi
Romantis

Wahai Dewi Sri ijinkalah aku berpuisi. Aku sebutir nasi yang mengerti derita petani. Aku tak punya rasa, tapi putus asa dengan generasi penerus bangsa. Yang lebih banyak jumawa penuh gengsi daripada jadi juara penuh prestasi.

Dunia mulia gila. Banyak anak bangsa tergila-gila dengan dunia maya, sampai lupa negerinya dalam bahaya.Yang benar disalahkan, yang salah dibenarkan. Yang berjuang kalah dengan yang beruang. Yang kikir dan fakir lebih banyak dari yang berpikir. Wakil rakyat mulai buta, rakyat jelata bermandikan derita, hanya mereka yang bijaklah yang bermandikan cinta.

Diksiku terasa sendu. Aku rindu dibesarkan, ditanam oleh kaum pribumi. Disiram dengan penuh cinta,dirawat penuh bagai Malika, Lalu tumbuh menjadi berkah yang dipetik, dan dinikmati bersama dengan penuh sukacita.

Pemimpinnya sibuk dengan kontruksi, Wakilnya sibuk korupsi,rakyatnya sulit makan nasi. Dunia butuh resolusi dan kontribusi dari penguasa dan para petani muda. Supaya petani-petani tua bisa pulang dengan bahagia.

Jangan sampai kita lupa, tanah dan sawah lebih berharga dari permata. Saatnya berbenah. Lebih peduli pejuang tanah, agar negri tak luluh lantah.

Pemimpi selalu mengejar cita-cita, Pujangga selalu memikirkan cinta, Pedagang selalu memikirkan harta, dan pemimpin selalu mengejar tahta .Hanya petani lah yang selalu memikirkan kita. Mereka takkan pernah lupa:tanpa sebatang pohon dunia tenggelam dalam derita.

Bersawah tak semudah dalam game fiksi, dimana engkau bisa dibantu tujuh kurcaci. Bertani itu penuh ujian. Dari fajar hingga senja, bertarung demi kaumku. Bekerja dengan giat, melawan penat sampai pekat, membasmi hama-hama yang menyiksa. Terjaga di malam hari, membuka mata melawan pencuri.

Bertani adalah seni.Cangkul dan traktor jadi senjatanya, kerbau jadi sahabatnya, pupuk dan air jadi vitaminnya,dan alam semesta jadi penentunya.Memanggil pawang hujan, supaya sayur mayur terguyur lalu tumbuh subur. Memohon penuh syukur pada sang surya, supaya panen-panen terjemur dan petani Indonesia makmur.

Wahai anak kampung jangan kau ragu tuk bercocok tanam. Sebongkah berlian tiada artinya dibanding sebiji benih. Tanpa benih takkan ada pohon, tanpa pohon tiada buah dan sayur, tanpa sayur-mayur dunia akan gugur. Kupu-kupu tanpa bunga, Rusa mati tak makan rumput, air sungai ikut surut, anak cucu pun hanya bisa cemberut.

Katanya negri kesohor tapi semuanya serba impor? Dunia mulai horror, tanah-tanah mulai longsor, lapisan ozon pada bocor, pengusaha banyak yang tekor, rakyatnya banyak yang molor, bumi pertiwi di gondol investor, wakil rakyatnya malah jadi koruptor.

Negeri ini tumbuh subur asal di pimpin orang-orang jujur. Kejujuran adalah awal dari kemujuran dan kepercayaan adalah awal dari keberhasilan. Percayakan semuanya pada petani lokal. Kurangi produk impor, buang gengsi biar gacor, saatnya mulai ekspor. Tanah airku negeri ajaib. Sebatang singkong bisa jadi berlian. Sehektar sawah bisa menghasilkan padi-padi mewah.

Jangan malu jadi petani karena tanpa petani takkan ada sebutir nasi. Bangkitlah petani-petani bangsa. Karena buah dan sayur yang kau tanam, anak cucu kita cerdas dan sehat, kaya nutrisi.

Ayo lah bercocok tanam karena kau pun lahir dengan cara tanam saham. Awali dengan niat, dan lakukan dengan giat, supaya kaumku tumbuh sehat dan lezat. Percayalah pada petani, Kelak suatu saat bangsamu bakal jadi negri terkuat.

Jangan kau buang sesuap nasi, supaya dewi Sri kembali ceria, Ibu pertiwi kembali berseri. Jayalah pribumi di negri sendiri.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Kesan mengguruinya terasa tapi tetap enak dibaca
Tampak sekali doyan baca dan menulisnya... Lancar jaya..
setuju
nice bro!
makasih Mufidah
terimakasih like,n supportnya. Kuharap semakin banyak yg membaca...
Senandika yg bagus sekali
Mantap kak
Namanya juga nasi yang lagi puitis haha, karena tuannya terdzolimi
berasa baca puisi hehehe
Rekomendasi dari Romantis
Rekomendasi