Flash Fiction
Disukai
0
Dilihat
9
Arganta
Drama

Senja merekah, daun-daun berguguran menyesakan jalan. Di depannya berdiri seorang manusia. Seseorang yang memiliki alis tipis dengan matanya yang penuh gairah. Ialah Arganta. Arganta adalah seorang pekerja yang tekun bagi keluarganya. Tapi itu dulu. Sekarang ia sendirian, bahkan untuk datang ke depan rumah ini saja ia enggan. Ia seperti merasakan ada beban berat selama perjalanannya ke sini.

Sudah berhari-hari ia merencanakan untuk datang berkunjung, tapi entah mengapa selalu tak jadi. Mungkin karena pekerjaannya sebagai Hakim lebih menyita waktu Arganta. Ya, ada sedikit penyesalan di dalam hatinya. Mengapa tak sejak kemarin ia datang kemari.

Sebentar lagi gelap, tapi entah mengapa kakinya belum mau enggan untuk beranjak. Air matanya jatuh menitik jalanan.

“Apakah aku berdosa?” kata Arganta menyesal. Ia menyeka matanya dengan tangannya dan berdoa semoga ia dalam keadaan baik-baik saja.

“Harusnya aku mendengarkan ucapannya,” sekali lagi Arganta menyesali. Ia berjalan dengan mantap pada akhirnya. Memasuki pelataran rumah yang dipenuhi daun-daun yang berguguran. “Sudah cukup berbual,” ia menyesali perbuatannya belakangan hari ini yang dirasanya seperti sosok yang bermulut besar di depan rekan kerjanya. Arganta tak tahu harus berbuat apa. Semakin ia diam semakin ia akan kehilangan istrinya.

Perlahan gemerisik air mengucur dari atap rumah dan Arganta mulai meninggalkan tempatnya. Di depannya berdiri seorang perempuan paruh baya dengan wajah sendu menanti kehadiran seseorang. Ketika ia melihat ada Arganta, muncul wajah puasnya.

“Kenapa tidak mendengarku? Lihat akibatnya, kan!” ucapnya.

Memang Arganta tak punya siapa-siapa dan ia sendirian harus menghadapinya. Hingga suatu ketika ia harus menerima itu dan berani masuk ke dalam rumah orang tuanya, dan di sana ia bersimpuh di bawah kaki ibunya.[*]

November 2025.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Rekomendasi