Flash Fiction
Disukai
1
Dilihat
7
Just Go
Drama
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

"Kamu ... bukannya kurang baik kok. Cuma, mungkin belum ketemu orang yang pas aja." Katanya ketika kami berpapasan. Hanya butuh sepersekian detik untuk memahami ucapan tanpa mukadimah itu. Aku tahu kalimat itu terdengar seperti motivasi. Tapi ditelingaku, -terserah kau mau bilang apa- itu terdengar seperti belas kasihan yang memuakkan.

Mengucapkan 'Oh, please,' sambil membuang muka adalah reaksi pertama yang kupikirkan. Alih-alih, aku tersenyum kecil sambil mendengus pelan, tidak peduli terlihat sinis atau tidak.

"Yah, terimakasih." Sahutku sambil mengangguk pelan, menatap taman yang sepi. "Tapi ... " Aku menggantung kalimatku sejenak, menatapnya tajam.

"Aku tidak butuh kalimat seperti itu darimu." Ucapku sambil menyipitkan mata, lantas berlalu pergi. Maksudku, apa-apaan itu? Aku tak masalah kalau memang dialah orangnya, sugguh, karena aku pun sudah menduga. Tapi tidak bisakah aku mendapatkan sedikit ruang untuk diriku sendiri? Tidak menghubungi bukan berarti benci. Aku hanya butuh sedikit waktu untuk kembali seperti biasa. Tapi kalimat itu ... huft, membuatku jadi membencinya. Dan sebagaimana perasaan² lain, tidak semudah itu menghilangkannya.

Kau tahu apa bagian terburuknya? Bukan fakta bahwa aku membencinya, tapi mengetahui bahwa aku membenci diriku yang seperti ini.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)