Lintas

Jhaga yang tertunduk di bangku taman baru saja membuka mata, menatap rerumputan di kakinya. Ada aroma asing menyengat masuk ke hidung Jhaga. Belum sempat Ia mengangkat kepala memperhatikan sekitar, Ratri telah berdiri di depannya.

"Hai tampan, boleh aku mengajakmu menari?"

Jhaga tidak tahu darimana datangnya wanita ini. Tapi dia cantik sekali.

"Hai, dengan senang hati, Nona"

Lalu Jhaga dan Ratri menari indah tepat di pusat keramaian taman itu. Semua di sekeliling berjalan tertunduk lesu. Barangkali mereka lelah menjalani hari.

"Nona, mengapa semua menatapku?"

"Karena kau sangat tampan, Tuan"

"Kau juga sangat cantik, tapi kenapa tidak ada yang menatapmu"

Ratri tidak menjawab pertanyaan Jhaga. Dalam tarian itu, Ratri memeluk tubuh Jhaga. Pelukan Ratri semakin lama terasa semakin kuat. Semakin lama semakin mencengkram.

Jhaga merasa udara di sekitarnya semakin panas dan membuatnya kesulitan bernapas. Ia mencoba melepaskan pelukan Ratri.

Menyadari gerakan Jhaga, kerumunan itu perlahan mendekat ke arah mereka. Pelan sekali. Semua seperti tak punya daya untuk bergerak.

Salah satu diantara kerumunan itu mulai berbicara. Lirih. Terdengar tipis di telinga Jhaga.

"Aku mencium aroma manusia"

Yang lain di sebelahnya mulai mengendus endus.

"Apa ada manusia yang mengganggumu, Tuan?"

Ratri bergerak sekencang-kencangnya meninggalkan kerumunan itu. Melewati lorong-lorong. Melewati wajah-wajah tidak ramah. Melintasi cahaya putih. Kembali ke kamarnya.

19 disukai 8 komentar 7.7K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Aku membayangkan Ratri berlari dari kerumunan zombi.
Romantisme dua makhluk berbeda jenis?
@english : noted, terimakasih banyak ya Kak
Belum sempat Ia ( "Ia nya g usah kapital)
Ratri, kupikir kamu setannya hehe. Plot twisnya g gampang ketebak. Baguss
@rainzanov : mm gimana ya Kak Asti
@alwindara : Duh Kakak Alwin
Apakah kamu bukan manusia Ratri... Ah tidak.. penasaran lagi
njir merinding euyyy
Saran Flash Fiction