Flash Fiction
Disukai
3
Dilihat
1,207
Makhluk Bertaring di Bibir Sumur
Horor

Pengalaman metafisik ini kualami ketika berusia 11 tahun, 41 tahun yang lalu. Aku melihat sosok tak biasa, menyerupai jin berkulit biru seperti jin aladin ketika keluar dari lampu wasiat. Bedanya, jin yang kulihat ini lebih menyeramkan sosoknya, bukan sosok yang jenaka. Gigi taringnya tajam seperti vampir. Aku seperti berada di antara dunia nyata dan mimpi, bisa kulihat jelas dan dirasakan kehadirannya tapi seperti tak nyata.

Makhluk itu menyeringai memandangku sambil menggendong tubuh seseorang yang sudah terkulai seperti tanpa roh. Tubuh ringanku seketika terbang mendekati sosok di gendongan jin itu. Betapa kagetnya aku, ternyata sosok itu adalah tubuhku sendiri dengan wajah pucat seperti tanpa darah.

Makhluk bertaring itu menggendong tubuhku. Seringai taringnya menghias bibirnya yang pucat. Ada senyum kemenangan di situ. Aku sendiri lupa bagaimana makhluk itu bisa mengambil tubuhku.

Walau jasadku di gendongan makhluk itu, tapi aku bisa menyaksikan semua itu. Melihat dengan mata kepalaku sendiri, seakan aku berdiri tepat di depannya. Sepertinya, roh dan jasadku tak lagi menyatu.

Kulihat, makhluk biru tinggi besar dan berotot itu berdiri tepat di bibir sumur, di kamar mandi samping kamarku. Tubuhku yang tak bergerak digendongnya, seperti menggendong tubuh seorang anak yang sedang tertidur. Entah tujuan apa makhluk itu mengambil tubuhku.

Apakah aku akan dibawanya masuk ke dalam sumur yang selalu tertutup itu, atau akan dibawa ke di dimensi lain, ke negeri antah-berantah, tempat gerombolannya berkumpul. Atau aku akan dibawanya ke neraka, tempat berkumpulnya para iblis dan pendosa.

Aku masih terus mereka-reka siapa sosok makhluk itu. Aku tak melihat sayap di punggungnya. Jadi kupikir dia bukan seorang malaikat, seperti gambaran sosok malaikat di film-film fantasi ala Hollywood. Apa dia seorang vampir yang ingin membuatku hidup abadi. Entahlah, semua masih berupa rekaan yang masih terus menari-nari di kepalaku.

Aku juga melihat pancaran warna biru yang keluar dari tubuhnya yang telanjang. Bagus sekali warna itu. Kulitnya pun mulus, tak ada goresan sama sekali. Sayangnya, aku tak melihat kedua kakinya. Tapi aku yakin sekali, kedua kakinya itu ada dan utuh, hanya terhalang dinding di bibir sumur yang dibuat agarku tak jatuh ke sumur ketika mandi.

Makhluk itu juga gundul, tak ada sehelai rambut pun di kepalanya yang tak bertanduk. Matanya lebar dengan warna hitam yang tak bundar seperti manusia umumnya. Bentuk bundaran hitamnya lebih mirip lensa cembung seperti yang pernah kupelajari dalam pelajaran fisika saat sekolah menengah dulu. Seringainya pun tak pernah lepas. Lagi-lagi aneh, seringai itu tak menakutkan. Apakah dia jin, iblis, atau malaikat dalam wujud lain. Kalau kuingat-ingat, sosoknya memang mirip jin atau iblis, seperti yang pernah kulihat di film-film demon buatan Hollywood. Melihat kuping makhluk itu pun membuatku yakin kalau dia itu lebih mirip jin. Kuping makhluk biru itu juga mengingatkanku pada kuping Mr. Spock dalam film "Star Trek".

Kata orang-orang terdahulu, yang pernah mendiami rumahku, banyak sosok gaib yang tinggal di situ. Almarhum bapak ku pun pernah bercerita, suatu malam ketika baru pindah ke rumah itu, bapak selalu mendengar suara orang mandi di tengah malam. Ketika pintu kamar mandi dibuka tak ada siapa-siapa di situ, semua hening seketika. Dan itu terus berlangsung, baru berhenti ketika anak pertama lahir, yaitu abangku.

Bahkan, ada kalanya, terdengar suara derap kaki di sepanjang ruang tamu hingga dapur di tengah malam, seolah-olah ada yang baru pulang.

Cerita horor bapak aku konfirmasi ke ibu, ingin mencari kebenaran lain tentang cerita tak masuk akal itu. Ibu cuma mengangguk pelan dan menghibur diriku kalau makhluk itu jin yang soleh dan baik. Mereka tak akan mengganggu atau menakut-nakuti. Aku cuma mengernyitkan keningku, "Emang di dunia jin dikenal agama juga ya?" tanyaku pada ibu. Ibu hanya diam saja sambil tersenyum.

Tiba-tiba aku tersentak dari mimpiku, aku menjerit-jerit seperti orang kerasukan. Yang kurasakan, aku seperti dipaksa menelan bongkahan batu yang besar sekali dan dipaksa minum semua air di sumur. Aku meronta-ronta, tak ingin membuka mulutku. Aku terus dipaksa dan berusaha mengatup mulutku kembali. Tapi aku gagal, semuanya dipaksa masuk ke mulutku, bongkahan batu besar dan seluruh air sumur. Aku mual, ingin kumuntahin semua, tapi aneh, tak ada satu pun yang keluar dari mulutku. Aku hanya bisa berteriak, dan terus berteriak sambil berguling-guling di atas kasur. Namun anehnya, makhluk bertubuh biru dan bertaring itu tak kurasakan lagi kehadirannya. Entah dibawa kemana tubuhku.

Mataku terbuka, kakakku berada di samping. Pagi jam 9 itu, aku tersadar, terbangun dari tidurku, dan masih mengingat mimpi yang seolah nyata itu. Kakakku tersenyum memandangku.

"Udah bangun kau Dek?", sapa kakakku sambil tersenyum.

"Semalam Adek teriak-teriak, badan kau panas tinggi Dek", kata kakak bercerita.

41 tahun kemudian, mimpi tentang sosok makhluk itu masih terus kuingat, seakan dia selalu hadir dalam benakku. Siapakah dia?

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@egidperdana89 : thx atas apresiasinya
menarik. dan ini cukup seram dalam mendeskripsikan makhluk yang kakak lihat dalam mimpi kakak dulu.
@lumbalumba14 : Thx apresiasinya
@darmalooooo : Thx so much apresiasinya
Rasanya sungguh mencekam
@darmalooooo : Thx so much
Menarik
Rekomendasi dari Horor
Rekomendasi