Gerbong Nomor Sepuluh

[Tomo 9:47]⁣

Secara tidak sengaja aku bertemu dengan wanita di kereta menuju kota Bandung. Aku mengambil fotonya diam-diam, aku penasaran dia akan kemana, bukan untuk liburan yang jelas, bahkan ia tidak membawa tas sama sekali, terlebih lagi kaos longgar dan celana baggy warna hitam yang dipakainya disuhu 21 derajat di dalam gerbong ini pasti terasa sangat dingin. Memulai percakapan dengan nya tentu bukan keputusan yang tepat, lagu yang didengarkannya lewat headphone bocor, jelas sekali selain untuk meredam hiruk pikuk di sini, ia juga ingin meredam suara-suara dipikirannya sendiri, dia bahkan tidak menyanyikan liriknya, hanya menatap ke jendela dengan tatapan kosong. Ah.. tidak terasa sebentar lagi sudah sampai Kiara Condong.⁣

[Cikal 10:20]⁣

Cowo aneh di depanku ini ngapain sih, dari dia datang sudah kerepotan seperti mempersiapkan alat tempur, padahal perjalanan ini singkat sekali, mulai dari bantal leher, kudapan yang ia keluarkan, ia membawa buku karya Han Gagas tapi sedari tadi ia menggegam gawai nya, menggeser-geser layar secara acak. Jam tangan yang dikenakan di pergelangan tangan kanannya mati, pantas saja ia hampir terlambat naik, aneh banget tatapan nya, dan sial memang sedang berpihak, dia memesan mie instan, bau nya kemana-mana, gak bisa apa hidup ini sedikit lebih tenang. Perjalanan jadi terasa lebih lama.⁣

7 disukai 1 komentar 6.7K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
keceee
Saran Flash Fiction