Flash Fiction
Disukai
0
Dilihat
4,400
Larva
Horor

Ini adalah sebuah rekaman suara dari kaset pita.

***

Tidak ada yang tidak berguna di dunia ini. Jika ada yang tidak berguna, itu karena kita gagal saja menemukan gunanya.

Kalian tentu ingat cerita Newton menemukan gravitasi, bukan? Sebuah apel jatuh menimpa kepalanya, lalu mengilhami sang ilmuwan tentang adanya hukum alam tentang gravitasi.

Bayangkan. Jika kita yang berada di posisi Newton saat apel itu jatuh menimpa kepala, apa yang akan kita lakukan?

Barangkali banyak dari kita yang akan menggerutu. Sebagian senang karena apel gratis. Sebagian lagi mungkin bersikap masa bodoh.

Tapi, yah, umat manusia sudah berkembang sejauh ini. Terlepas dari kebodohan-kebodohan kolektif yang pernah dilakukan sekelompok manusia, di sinilah kita sekarang, di zaman modern, di mana cara berpikir kita sudah sangat berbeda dengan zaman kegelapan.

Nah, aku di sini dalam rangka merayakan pencapaian kita. Aku sedang meneladani Newton dalam membaca pola-pola di bumi, dan hasil pengamatan itu, seperti yang kau dengar sekarang, aku rekam dalam pita kaset ini.

Jadi, beberapa minggu yang lalu, aku menemukan sebuah spesies lalat baru. Larva lalat ini dapat memakan hampir apapun, baik nabati maupun hewani, bahkan benda-benda anorganik seperti sterofoam dan plastik. Dan itu semua mereka lakukan dalam dalam waktu yang sangat singkat dan tanpa sisa.

Seperti spesies Hermetia illucen, mereka agen dekomposer yang sangat efektif, dan fase larvanya jauh lebih lama daripada fase imago. Bedanya, mereka lebih agresif. Lebih rakus. Lebih kuat daya hidupnya.

Sayangnya, kebanyakan imago mereka infertil, dan yang fertil hanya menghasilkan sedikit telur ... ah, jika aku berhasil mengembangbiakkan lalat ini, aku akan mereka-cipta sebuah cara baru mengelola sampah di seluruh dunia.

Bisa kalian bayangkan bumi ini tanpa sampah? Pasti indah sekali.

[Suara gesekan besi]

[Suara kecipak]

Tangki larva A. Spesimen: bangkai X. Waktu: 18 jam.

Seluruh kulit, daging, bahkan darah bangkai X sudah habis dimakan larva. Hanya tersisa tulangnya saja, tapi kelihatannya itupun tak akan menunggu lama. Namun, dengan catatan, bangkai ini sudah aku cacah kecil-kecil sehingga lebih mudah dikonsumsi.

Suatu saat, aku akan coba untuk menggunakan spesimen bangkai yang utuh. Jika hasilnya sama efisien, tentunya akan sangat menghemat waktu dan tenaga karena tak perlu mencacah lagi.

[Suara mendobrak]

Keluar kau, anjing!

[Suara mendobrak]

Ah, aku beruntung.

[Suara mendobrak. Pintu terbuka]

Mana adikku, bangsat? Kau apakan dia?

[Suara letusan senjata tajam]

[Suara benda diseret]

[Suara benda berat jatuh ke permukaan becek. Napas terengah]

[Suara kecipak.]

Baik. Mari kita lanjutkan rekamannya.

Wah, aku senang sekali. Spesimen yang aku impikan itu mendatangi sendiri laboratoriumku. Aku melubangi tengkoraknya dengan peluru kaliber 9 mm, kemudian langsung kumasukkan dalam tangki larva.

Aku akan mulai menghitung dekomposisi bangkai utuh beserta pakaiannya ini. Semoga hasilnya memuaskan.

Oh, iya. Spesimen yang aku masukkan barusan sama busuknya dengan spesimen sebelumnya, kok. Mereka satu keluarga. Sama-sama preman pasar yang meresahkan.

Ha, ha ...

Maaf. Tiba-tiba aku merasa sangat bahagia. Aku kembali membayangkan bumi yang bebas dari sampah, terutama sampah masyarakat seperti mereka ...

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Horor
Rekomendasi