KUPILIHKAN UNDANGAN TERBAIK UNTUKMU

Pernikahan tidak lengkap rasanya tanpa secarik kertas undangan. Betapa manis dan cantiknya wanita yang akan terpampang di halaman depan dari undangan ini. Namanya aku baca berkali-kali, aku tidak menyangka ternyata waktu berlalu secepat ini. Aku ingat kali pertama kami berjumpa. Saat itu dia menjelma wanita yang indah di mataku, kemudian menelusup ke hatiku. Hari ini aku akan memilihkan undangan untuk pernikahan yang sakral.

Terlebih dahulu aku sisir dan rapikan rambutku. Aku berkaca memastikan penampilanku nyaman untuk dia pandang. Sebelum berangkat ketemuan di salah satu Kedai Kopi yang ada di Sorowajan, aku terlebih dahulu membakar rokok dan menikmatinya di daun jendela kamar. Aku senyum-senyum sendiri, tidak sabar rasanya ingin segera bertemu.

Notifikasi hp-ku berbunyi, cepat aku angkat panggilan yang masuk. Sudah aku duga, pasti dari wanita nan cantik dan istimewa itu.

"Assalamualaikum, Mas. Jemput aku ya. Aku lupa kalau motorku sejak tadi malam dibawa adikku."

"Oh iya, sepuluh menit lagi ya. Aku masih rokokan."

"Aduuuuh dikurangin dong rokoknya. Udah janji lho kalau sehabis nikah, rokoknya dikurangi."

"Iya, siaaaap. Gimana, deg-degan nggak? Bentar lagi mau nikah lho."

"Asliiiii kebayang-bayang terus. Antara takut dan bahagia sih, Mas."

"Aku ada beberapa contoh undangan nih. Bagus-bagus semua. Nanti milih ya."

"Ah aku terserah mas saja."

"Ya nggak bisa gitu dong. Harus disepakati bersama."

"Iyaaa. Jangan lupa lho jemput aku."

"Iyaaa, bawel."

"Hehehehe."

Telepon ditutup kemudian aku lanjutkan lagi hisapan rokokku. Hidup memang lucu dan penuh kejutan. Kita akan bersatu dengan orang yang disayangi. Sebentar lagi takdir itu akan menjadi sebuah hal yang nyata.

Lagu dari SEARCH yang berjudul Seroja mengalun indah di telingaku. Sesekali aku ikut menyanyikan liriknya meskipun suaraku buruk untuk didendangkan.

Di tengah indah alunan lagu, aku terbayang-bayang wanita itu. Dia bernama Putri, wanita baik hati dan penuh kasih sayang. Aku sanggup mendefiniskan cintanya ke semua bahasa di dunia ini. Lama kami mengenal, hingga pada akhirnya hari ini akan memutuskan desain undangan mana yang akan dikirim ke para tamu undangan.

*####*

Setelah menjemput di rumahnya, kami langsung menuju Kedai Kopi untuk memilih undangan terbaik. Sepanjang jalan tadi dia bercerita bahwa sangat bahagia menantikan pernikahan ini.

Kami duduk bersebelahan sambil membuka-buka katalog undangan yang sengaja aku bawa. Putri antusias dan bingung memilih yang mana.

"Bagus bagus semua, Mas. Jadi bingung nih milihnya."

"Pilih saja. Dijamin bagus semua."

"Emmmmmmmmm harganya gimana? Masa' kamu sama teman sendiri dikasih harga mahal? Ada diskon kan?"

"Hehehehe ada dong. Untuk teman baik sepertimu sih pasti aku kasih yang terbaik dengan harga miring."

"Uuuuuuh makasih, Mas."

"Iya sama-sama. Calon suamimu kok nggak ikut ke sini?"

"Nanti dia ke sini. Makasih ya, Mas, tadi udah dijemput. Nanti aku pulangnya sama calonku."

"Iya."

Andai kamu tahu berapa dalam yang aku derita dalam kisah ini. Setiap namamu nantinya akan aku cetak di atas undangan, dalam waktu yang sama aku merasa sakit dan tidak berdaya. Selamat berbahagia wanitaku.

2 disukai 1 komentar 3.2K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
menarik
Saran Flash Fiction