Zania

Panas terik mata hari membuat Zania harus meneduh sementara di Alfamart terdekat, Menjadi Albino bukanlah kemauanya tapi ia juga harus terus meneruskan hidupnya.

"Hei, Zania, lo mau balik?" tanya Dani, anak tetangga. lelaki itu memakai stelan anak-anak kuliahan.

"Iya"jawabnya sambil tersenyum.

"Yuk, bareng gua" Ajak Dani.

"Hei, beb yuk pulang" ucap seorang wanita yang mendekat pada dani lebih rapat, mata mereka saling bertemu.

"Siapa dia beb?" tanya sang perempuan.

"Dia temen kecil aku" ucap Dani. wanita itu tersenyum ramah pada Zania.

"Yuk, balik bareng" Ajak doni lagi, sang pacar di sampinya merasa tidak terganggu dengan ajakan tersebut, malah ia semakin memberikan senyumanya pada Zania.

Mereka pulang, bersama.

Zania mengingat kisah kecilnya dengan Doni, mereka sering bermain bersama, karena siapa lagi yang ingin bermain dengannya yang memiliki kekuarangan. sampai Akhirnya Doni harus kuliah, semenjak itulah mereka jarang berinteraksi dan bertemu meski rumah mereka hampir berdampingan.

Donipun pernah menyatakan cintanya pada Zania, hanya saja Zania menolaknya karena dia gengsi, dan ia menutupi rasa tersebut dengan tidak pernah keluar dari tempat persembunyianya 'kamar', ia menutup rapat-rapat pintu cinta itu, meski ia akui ia menyukai lelaki tersebut.

Pagi-pagi sekali di samping rumahnya sudah ramai orang-orang, mereka memakai baju koko lengkap dengan kopiah di kepalanya, sementara para wanita menangis tersedu-sedu, Zania belum menyadari kejadian apa yang menimpa tetangganya itu, sampai ia melihat sebuh bendera kuning bergelayut di atas pagar.

Dan sebuah nama tertera dalam bendera, Alm.Doni Arsyallah. langsung saja membuat hatinya beregetar tidak karuan, sedih,marah.

Ia ingin memastikan hal tersebut, ia bertanya pada seorang yang berdiri di ambang pagar.

"pak siapa yang meninggal?"

"ituloh Doni"

Ia tidak ingin menumpahkan Airmatanya di depan banyak orang, ia kembali ke dalam rumah dan langsung berlari menuju kamarnya, tangisan jatuh, tidak percaya, Lelaki yang menjadi cinta pertamanya kini sudah tiada.

Lima tahun berlalu dengan penuh kenangan dan memory.

Zanita si anak albino itu kini sudah menjadi model dengan bayaran tertinggi di UK, dan kini karirnya semakin meroket.

"Sebelum kamu terkenal hingga saat ini siapa yang paling ingin kamu berikan Ucapan terimakasih?" tanya sang MC, penasaran.

"mungkin aku akan terlebih bersyukur pada orang-orang terdekatku dan pada Doni, semoga kau bisa melihatku di sana, kini Impianku terwujudkan" jawabnya.

"Wah, apa Doni adalah kekasihmu?" tanya sang MC.

"Dia sahabat kecilku, dan aku menyayanginya, harusnya ia bisa melihat keberhasilanku, kami pernah menjadi seorang yang mengukir mimpi bersama di botol" Jawabnya lagi. di iringi senyuman.

'terimakasih Doni, kamu yang akan selalu aku ingat'

4.5K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction