Flash Fiction
Disukai
17
Dilihat
8,386
Jamu Kuat
Aksi

Beberapa putaran roda berikutnya, Langkung mendapat penumpang. Dua orang Belanda yang meminta diantarkan ke arah Krapyak. Kedua orang itu fasih berbahasa Indonesia atau Melayu, keduanya terlihat tidak ramah. Berulang kali dengan angkuhnya ia berkata, "Apa tidak bisa lebih cepat andong ini?"

"Bisa Tuan," ucap Langkung.

Namun penumpang itu masih belum puas, "Mungkin kuda kamu terlalu banyak makan ketela kaspi coba diberi makan keju edam, supaya bisa lebih kuat," ucap penumpang itu.

"Ja sterk en machtig, niet zoals de koetsier," berkata salah seorang penumpang lalu tertawa.

Langkung menjadi jengkel mendengarnya. Mereka tidak tahu jika Langkung fasih berbahasa Belanda. Sesaat timbul sifat jahilnya, ia berkata, "Kemarin kuda ini saya beri jamu dua kali Meneer, paginya jamu Lauw Ping Nio alias jamu Nyonya Meneer malam harinya saya beri jamu Mak Jago," berkata demikian Langkung.

"Oh Javaanse kruiden, lalu apa kelebihannya? kalau orang Jawa pandai membuat jamu kenapa mereka tidak jadi orang kuat dan berkuasa di negeri ini?" berkata penumpang itu.

"Oh, jangan salah Meneer, kuda ini bisa meloncat dan terbang setelah meneguk jamu," ucap Langkung membual.

"Je denkt dat we dom zijn, coba tunjukkan kepada kami jika kudamu bisa terbang!" serunya sambil tertawa geli melihat kebanyakan orang Jawa yang dijumpainya masih percaya terhadap sugesti dan takhayul. Sangat berbeda dengan orang Belanda yang berpendidikan tinggi dan hidupnya berkelas.

"Baiklah tapi saya minta ongkos tambahan untuk pertunjukan ini, bagaimana?" tanyanya kepada para penumpang.

"Tentu, kami orang banyak duit, kami bayar dua kali lipat" ucap seorang diantara mereka.

" Baiklah, hish hush hish hish hiaa!" seru Langkung memberi isyarat kudanya.

Setelahnya kuda itu bagaikan kuda jingkrak, meloncat, dan menyentakkan andong yang ditariknya hingga nyaris berdiri miring enam puluh derajat. Hal itu membuat penumpangnya terlempar keluar dari tempatnya duduk, terbang di udara lalu jatuh tersungkur di tanah yang lembab.

"Bagaimana, Meneer?" tanya Langkung.

"Godverdomme! Kamu mempermainkan kami, kami tidak akan memberimu ongkos, tapi kami beri bogem kamu!" serunya dengan kemarahan yang tak terkendali lagi.

Keduanya dengan pakaian warna putih yang menjadi lusuh maju dan menerkam Langkung. Langkung mengelak dengan mudahnya, sesaat selanjutnya ia putar badannya lalu memengkal badan lawan dengan kaki kirinya. Akibatnya seorang diantaranya jatuh terjerembab.

"He! Kamu bisa berkelahi? kamu pasti tentara sandi?" ucap seorang diantaranya dan mencabut sepucuk pistol.

Langkung menyadari kedua orang itu ternyata juga prajurit sandi, bukan seorang pelajar atau arkeolog yang suka mendatangi benda bersejarah dan tempat purbakala.

Melihat itu, Langkung segera menarik per andong yang terbuat dari besi sisa memperbaiki kendaraanya yang belum sempat diturunkan dan disimpan.

Sebelum moncong pistol mengarah kepadanya, per itu mendahului menghantam paha kiri orang itu, ngilu rasanya. Orang itupun jatuh terkapar dan merintih kesakitan.

Kawannya yang melihat itu segera berusaha meraih pistol milik kawannya yang terjatuh. Namun belum sempat diraihnya, keburu selangkangannya dibandil per andong yang dipegang Langkung. Perlahan saja sabetan itu tidak sekeras pukulan pertama, tapi mulas dan ngilu rasanya. Orang bule itu raut mukanya mengernyit dan mendelik menahan sakit sambil memegangi kemaluannya. "Ouch brak mijn schaamsei!" rintihnya.

Langkung pun segera kabur membawa andongnya pulang, sebelum terlihat oleh penduduk ataupun tentara yang sedang patroli.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@sambodo wah iya belum sempat diberi catatan kaki
Tak ada catatan kakinya kak?
@alwindara : He he trima kasih mas
Hsha sudah kuduga
@yesnosalto : Siip..semangat mas..
Tancap, Mas. Kereeeen...
Rekomendasi dari Aksi
Rekomendasi