Pacar atau Lamar?

"Kamu pilih pacar atau lamar?"

Dea menoleh ke arah Rayhan yang duduk di sebelahnya. Ia mengernyitkan keningnya karena tak paham maksud pertanyaan dari sahabatnya itu. 

"Maksudnya?"

"Kamu tinggal jawab, kamu pilih pacar atau lamar?"

"Kalau aku ya pilih lamar."

"Kenapa kamu pilih lamar?"

"Karena lamar lebih pasti dibanding pacar. Memangnya, kamu tanya seperti itu buat apa?"

"Gak kok, aku cuma nanya aja."

Dea hanya menganggukkan kepalanya. Ia tak ambil pusing dengan pertanyaan Rayhan yang penuh teka-teki.

***

Dea sedang duduk santai bersama orangtuanya di ruang keluarga. Suara ketukan pintu mengalihkan atensi mereka.

"Siapa yang datang malam-malam begini?"

"Biar mama yang buka ya."

Mama beranjak membuka pintu meninggalkan Dea dan Papa yang bingung tentang tamu yang datang.

"Silahkan duduk."

"Rayhan."

"Malam Om, Tante."

"Ada apa malam-malam kesini?"

"Begini Om, kedatangan saya kesini ingin mewujudkan impian Dea selama ini."

"Impian apa?"

"De, kamu pernah bilang padaku bahwa kamu lebih memilih lamar dibanding pacar. Maka dari itu, hari ini aku akan mewujudkan itu semua untuk kamu."

"Maksud kamu?"

"Kamu mau kan menjadi istri ku?"

7 disukai 1 komentar 5.7K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
[panda-3]
Saran Flash Fiction