Disukai
0
Dilihat
880
TIRED
Slice of Life

Namku ranu tranggana wiguana umurku tahun ini 3 bulan lagi 17 tahun tumbuh menjadi lebih dewasa membuat hari-hari ku lebih melelahkan bukan karena sering olahraga ataupun sibuk bekerja tapi hanya karena bertemu dengan orang baru, berada dikeramaian, dan terlalu lama berbincang dengan sahabat, keluarga, bahkan dengan orang tua hal itu membuat ku lelah.

Selalu memikirkan hal-hal yang kecil dan terlalu banyak berpikir juga membuatku lelah dengan apa yang ada di pikiran ku, sebenarnya memikirkan hal-hal yang kecil dan banyak berpikir tidak buruk dan bahkan baik karena tidak terburu-buru dalam mengambil suatu keputusan dan berpikir dengan baik apa yang akan terjadi setelah kita mengambil keputusan itu tapi entah kenapa hal itu membuat ku merasa lelah.

Hal selanjutnya yang membuat aku lelah dengan apa yang aku pikirkan adalah takut di benci orang lain atau tidak disukai oleh orang lain sehingga aku lebih mementingkan orang lain daripada diri sendiri dan mengenyampingkan perasaan sendiri demi perasaan orang lain.

Ya begutalah sifat dan kepribadianku sebagi seseorang yang memiliki kepribadian introvert, sungguh menjadi seorang introvert itu sangat melelahkan seandainya aku bisa memilih kepribadian antara introvert dan extrovert pasti aku akan memilih menjadi seorang yang memiliki kepribadian extrovert sama seperti ayahku Afandi Wiguna, ibuku Putri Sintia, kakak ku Cyntya Alatha Tirta Wiguna, dan adik ku Veron Zale Wiguna. Sebelum nya aku berbeda usia 2 tahun dengan kakakku dan 4 tahun dengan adikku, aku sangat berbeda diantara semua anggota keluarga ku.

Ya,,, mereka semua memiliki kepribadian extrovert. Sungguh sangat menyebalkan didalam satu keluarga hanya aku yang merasakan betapa lelahnya menjadi seorang yang memiliki kepribadian introvert.

Aku lahir dikeluarga yg harmonis saling menyayangi satu sama lain, lingkaran pertemanan ku kecil tidak memiliki banyak teman. Aku selalu berpikir dan berkata dalam hati.

"Kenapa aku tumbuh menjadi seorang yang memiliki kepribadian introvert padahal keluargaku harmonis aku tidak pernah mendapatkan tekanan dari siapapun ataupun seorang korban bullying Aku bahkan selalu bahagia dengan keluarga dan sahabat ku jarang merasa sedih".

Karena aku tidak bisa menanyakan hal yang ingin aku ketahui kepada orang lain karena aku susah untuk memulai percakapan bahkan kepada orang yang dekat dengan akupun, akhirnya aku mencari tahu apa yang ingin aku ketahui dari google, ternyata keluarga yang harmonis tidak ada kaitannya dengan kepribadian introvert.

Keluarga ku mengetahui bahwa aku berbeda diantara mereka bahwa aku memiliki kepribadian introvert.

Suatu hari dimalam hari saat aku akan tidur ayah dan ibuku mengetuk pintu dan masuk ke kamarku ibuku langsung menanyakan.

"Apa yang kamu rasakan menjadi seorang introvert".

Aku pun balik bertanya kepada ibuku.

"Kok ibu tau aku introvert"

"Karena ibu melihat adanya ciri-ciri introvert dalam diri kamu" jawab ibuku.

Aku pun menjawab apa yang ibuku tanyakan tentang apa yang aku rasakan menjadi seorang introvert.

"Aku selalu cape jika bertemu orang baru dan berada dikeramaian juga terlalu lama berbincang dengan orang lain membuat ku cape, jadi aku lebih baik jika aku memiliki banyak waktu sendiri".

Ayahku berkata.

"Kamu tidak bisa selalu sendiri".

"Aku tau yah, akupun tidak ingin menjadi seorang introvert, tapi aku tidak bisa menghilangkannya" jawab ku.

mereka berusaha meyakinkan ku bahwa kepribadian itu bisa di ubah ayahku berkata.

"Kepribadian itu bisa di ubah nak asalkan kamu mau dan berusaha untuk mengubahnya" sambil menepuk punggungku.

Ibuku juga meyakinkan ku dengan berkata.

"Ibu dan ayahmu juga kakak dan adik mu akan membantu untuk mengubah kepribadian yang membuat mu cape itu.

Ayah dan ibuku yakin bahwa kepribadian bisa di ubah, akupun mulai percaya bahwa kepribadian itu bisa di ubah dan aku berusaha untuk mengubahnya.

Setiap hari saat sedang bersama entah itu makan malam, sarapan atau saat quality time ayah, ibu, kakak, dan adikku selalu asyik berbincang seru sambil memakan makanan yg ada di meja makan saat makan malam atau saat sarapan dan aku hanya fokus kepada makanan ku. Begitu juga pada saat quality time sambil nonton film bersama, mereka sangat asyik mengobrol seru sambil bercanda dan aku hanya fokus nonton film terkadang aku pun tertawa karena becandaan dari salah satu anggota keluarga ku. Saat liburan bersama keluarga atau jalan jalan ke tempat ramai aku tidak seperti mereka yang sangat ceria berswafoto, berbelanja, melihat lihat tempat baru, dan berkenalan dengan orang baru, liburan dan jalan jalan membuat mereka bahagia tapi tidak denganku. Hiling terbaikku nonton film karena aku sangat suka dan tertarik dengan film dan mempunyai banyak waktu untuk sendiri itu cukup untuk membuat ku bahagia.

Aku sekarang kelas 12 semester akhir, dan hri ini Senin 25 Maret 2019 adalah hari pertama ku ujian nasional untuk kelulusan dan akan segera memulai pendidikan baru di jenjang yang lebih tinggi yaitu kuliah, kehidupan ku disekolah selama aku sma tidak jauh berbeda dengan kehidupan ku di rumah, aku hanya lebih sering menyimak obrolan sahabatku dan ikut tertawa jika ada hal yang lucu saat kita sedang istirahat dikelas , aku hanya mempunyai 2 sahabat yaitu Sagara dan Tama aku sudah bersahabat dengan Satria sejak kelas 2 SMP, dan Tirta sejak 1 SMA mereka sangat baik mengerti tentang diriku yang seorang introvert, walaupun mereka tidak memiliki kepribadian introvert. Aku sangat jarang sekali main dan jalan-jalan diluar jam sekolah bersama sahabat ku, dan mereka pun tidak pernah mengajakku main atau jalan-jalan diluar jam sekolah karena mereka mengerti bahwa aku tidak mau berada dikeramaian dan butuh waktu sendiri lebih banyak.

Walaupun aku jarang berinteraksi dan mengobrol dengan ayah, ibu, kakak, dan adek juga para sahabat tapi aku selalu berusaha menjadi anak yang baik untuk orang tua aku tidak pernah membantah apa pun kata mereka tidak pernah membuat mereka khawatir, aku menjadi pendengar yang baik buat kakakku Cyntya saat dia ada masalah dikampus dengan temannya atau dengan pacarnya dia pasti curhat kepadaku, aku juga menjadi kakak yang baik buat adikku Veron aku selalu menuruti apa yang dia mau seperti bermain game di PlayStation walaupun aku tidak terlalu menyukai game, aku juga menjadi sahabat dan pendengar yang baik buat sahabat sahabat ku. Aku pun berusaha untuk selalu ada dan membantu orang orang yang aku sayang jika mereka dalam kesulitan.Mereka pun selalu baik dan peka terhadap ku jika aku sedang mengalami suatu masalah, mereka menyemangati ku dan bersedia menjadi pendengar yang baik untuk ku, membantu jika aku membutuhkan bantuan. 

Mungkin aku tidak pernah bercerita kepada siapapun entah itu keluarga atau sahabat tentang kisah asmara ku, semua orang pasti memiliki kisah asmara, waktu kelas tiga SMP aku pernah menyukai seorang wanita yang baik hati dan sangat ceria tapi aku tidak bisa dan takut untuk mengatakannya, dan sampai sekarang aku masih sering bertemu dengan dia dan dia selalu menyapaku di sekolah, aku yakin kepada diriku nanti jika aku sudah siap secara lahir maupun batin, aku akan menyatakan cinta kepada wanita yang aku cintai dan menjadikannya teman hidupku.

Hari ini Rabu 27 Maret 2019 hari terakhir ku ujian nasional untuk kelulusan, sambil menunggu ujian nasional terakhir dimulai aku, Sagara, dan Tama sedikit berbincang.

Tama pun memulai percakapan "wah hari terakhir nih kita sekolah, apa kita akan bertemu lagi nanti?".

" Untuk satu atau dua bulan kedepan sih pasti kita masih bisa ketemu, gaktau kalo udah masuk universitas" Jawab Sagara.

"Kita masuk universitas yang sama aja biar bisa terus bareng bareng" kata Tama.

Sagara bilang "Boleh juga tuh, walaupun kita berbeda jurusan tapi kita masih satu universitas jadi kita masih bisa sering bertemu, kalo kamu gimana nu ".

"Aku belum mikirin soal itu" jawabku.

Tama bilang "Terus kamu lagi mikirin apa? kita bakalan segera daftar ke universitas loh, masa kamu gak bakalan kuliah sih".

"Nanti aku pikirin lagi soal itu" jawab ku kepada Tama.

Sagara bilang kepadaku "Kamu tuh terlalu banyak mikir, emang apa sih yang kamu pikirkan? Coba bilang sama kita mungkin kita bisa bantu pikirin".

Percakapan kita pun terpotong karena waktu ujian nasional terakhir akan segera dimulai. Kita pun tidak bisa berbincang lagi sampai waktunya pulang.

Hari ini aku tidak kesekolah karena ujian nasional sudah berakhir, mungkin nanti aku kesekolah buat pengumuman kelulusan, setelah selesai sarapan bersama, aku pergi kekamar ku untuk maraton film genre action dan thriller. Waktu pulang adikku pun sudah tiba setelah dia makan siang dan ganti baju, dia mengajakku bermain PlayStation sudah cukup lama dia tidak mengajakku main PlayStation bersama karena dia tau aku sedang belajar untuk ujian nasional.

"(Mengetuk pintu) kak temenin aku main PS dong, udah lama nih kita gak main PS bareng".

"Iya bentar" aku pun bergegas ke ruang keluarga untuk main PlayStation bareng veron.

Tak lama kakakku Cyntya pun pulang dari kampusnya, kita pun kumpul di ruang keluarga, sambil ngemil kakakku bertanya.

"Nu kamu udah selesai ujian nasional kan".

"Udah kemaren" jawabku.

"Nu sekarang kamu udah harus punya buku tentang hukum seperti: Buku Hukum Perdata, buku Hukum Perdata Internasional, Buku Hukum Administrasi Negara, Buku Hukum Tata Negara, buku Hukum Lingkungan, dan buku lainnya tentang hukum loh,,," kata Cyntya.

"Iya tuh,,, kan kamu kak bakalan jadi dokter ahli bedah syaraf" sambung Veron.

"Kan gak harus semua buku nya aku punya" Kata ku.

"Iya,, gak harus semua nya sih tapi gimana nu kamu udah punya belum?, Atau mau kakak beliin besok?" Kata Cyntya.

"Gak usah kak, aku belum mikirin" jawabku.

"Emang apanya yang belum kamu pikirkan, kamu jangan terlalu banyak mikir, kamu hanya perlu bersiap diri aja buat masuk fakultas hukum" kata Cyntya kepada ku.

"Iya nih apanya yang harus dipikirkan sih kan cita cita kamu kak pengen jadi pengacara" kata Veron.

"Iya kan cita cita mu jadi jadi pengacar nu" sambung Cyntya.

"Kalian harus nya tau bahwa itu bukan cita cita ku" jawabku kepada mereka. Mereka pun terdiam dan suasana menjadi canggung.

Selama libur akhir semester aku jarang sekali bertemu Sagara dan Tama tapi kita sering melakukan panggilan video bertiga , aku hanya menghabiskan waktuku untuk menonton film semu genre di kamarku dan yang sering aku tonton pastinya genre action seperti mad max: fury road, mision infosible, Avengers invinity war, dan lebih banyak lagi. Kadang aku juga jalan jalan keluar karena di ajak keluarga ku. 

Hari ini Senin 13 Mei 2019 adalah hari pengumuman kelulusan angkatanku, dan aku lulus juga mendapatkan nilai yang memuaskan, pastinya aku bertemu dan berbincang dengan Sagara, dan Tama 

Malamnya seperti biasa aku bersama anggota keluarga ku makan malam bersama setelah makan malam ayahku bilang kepadaku.

"Nak kamu kan sudah lulus sekolah dan nilai kamu pun cukup bagus, kamu harus segera daftar di universitas Indonesia dan ambil jurusan hukum, karena ayah dan ibu ingin kamu jadi pengacara".

Ibuku juga bilang "Ibu dan ayah ingin kamu jadi pengacara, karena kita ingin kamu bisa lebih bersosialisasi dengan orang lain".

"Iya kamu harus berubah menjadi orang yang gampang bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain" kata ayahku.

"Nanti aku pikirin lagi" jawabku.

Ayah dan ibu ku tertegun mendengar perkataan ku, lalu ibu bertanya.

"Kamu tidak ingin menjadi pengacara?".

"Terus kamu ingin jadi apa atau ingin ngapain" sambung ayahku dengan nada tinggi.

"Jujur aku tidak mau jadi pengacara tapi aku akan berusaha untuk menuruti apa yang ayah dan ibu ingin kan dariku, aku ingin ayah dan ibu bangga kepadaku, dan untuk saat ini aku hanya ingin memikirkannya lebih dalam lagi" jawabku.

Ayah pun berkata.

"Kalau kamu tidak mau jadi pengacara ya sudah, kamu jangan memaksakan diri untuk hal yang tidak kamu mau" ayahku pun langsung pergi dari ruang makan.

"Kamu jangan memaksakan diri untuk hal yang tidak kamu sukai nak, Kamu berhak mempunyai cita cita yang ingin kamu gapai, masa depan mu ada di tanganmu" sambung ibuku.

"Aku ingin kamu bahagia jadi jangan memaksakan diri" kata Cyntya kepada ku.

"Aku juga ingin kakak bahagia, smangat ya kak" sambung Veron.

Akupun pergi kekamar lalu merenung dan berpikir bahwa sebenarnya aku tidak bisa memaksakan diri untuk menuruti apa keinginan orang tuaku untuk menjadi seorang pengacara, sejujurnya suatu saat nanti aku sangat ingin sekali membuat orang tuaku bangga dan bahagia dengan apa yang mereka inginkan dariku yaitu menjadi seorang pengacara, aku ingin selalu membuat orang tuaku bahagia dan tidak ingin membuat nya sedih dan kecewa karena ku, tapi sekarang aku membuat nya sedih dan kecewa karenaku.

Tetapi aku juga tidak bisa mengubah kepribadian ku aku diberikan kepribadian ini oleh Tuhan sejak aku lahir kedunia, dan sampai kapanpun kepribadian itu tidak akan bisa di ubah mau bagaimana pun caranya.

Aku sangat sedih saat ini, dan yang sangat aku butuhkan saat ini adalah menangis, mungkin dengan menangis kesedihanku akan hilang. Saat aku sedang memikirkan masalah yang sedang aku alami saat ini dan hatiku sangat sedih dan yang aku butuhkan hanyalah menangis, tapi entah kenapa aku malah tertawa tidak ada kejadian yang lucu, atau kepikiran hal yang lucu tapi entah kenapa aku malah tertawa aku bingung karena aku tertawa saat sedang sedih, tapi seketika kesedihan ku berkurang, mungkin Tuhan tidak ingin melihat ku menangis.

Keesokan harinya aku dipanggil ibuku untuk sarapan tapi aku belum bangun karena aku sudah tidak sekolah jadi aku tidak bangun lebih pagi.

"(suara mengetuk pintu) Nu sarapan yuk".

Lalu aku terbangun dan menjawab "Iya duluan aja" dengan suara yang masih berat suara khas bangun tidur.

"Yaudah nanti kamu sarapan ya"

Aku tidak langsung bergegas untuk sarapan aku mulai memikirkan apa yang aku inginkan untuk masa depanku, dan hal yang aku inginkan untuk masa depanku adalah kuliah di perguruan tinggi yang jurusan perfilman nya terbaik di Indonesia karena aku ingin bekerja didunia perfilman Indonesia maupun luar negeri, akupun mencari tau di google dan aku tertarik dengan institut seni Indonesia Surakarta salah satu perguruan tinggi yang jurusan perfilman nya terbaik di Indonesia, dan aku harus tinggal jauh dari keluarga, sebenarnya di Jakarta pun ada salah satu perguruan tinggi yang jurusan perfilman nya terbaik di Indonesia, tapi aku ingin memulai hidup baru tinggal sendiri dan mandiri.

Saat aku keluar kamar untuk sarapan, sebelum aku keruang makan untuk sarapan, aku tak sengaja mendengar keluargaku yang sedang berbincang sesudah selesai sarapan.

"Pasti ranu marah sama ayah, apa ayah terlalu keras yah sama ranu, apa ayah egois?" kata ayahku.

Aku berhenti melangkah sebentar dan mendengarkan percakapan mereka.

"Mungkin iyah" sahut kakakku.

"Ranu gak mungkin marah sama ayah, dia hanya belum bangun aja".

Aku kembali melangkah ke meja makan untuk sarapan dan menyapa mereka.

"Selamat pagi"

"Selamat pagi juga" jawab mereka.

Suasana pun menjadi canggung.

"Maaf aku telat, aku gak marah kok sama ayah". 

"Maafin ayah ya nu karena bersikap egois dan keras sama kamu".

"Iya aku maafin yah, aku juga minta maaf karena buat ayah dan ibu kecewa".

"Kita gak kecewa sama kamu kok" kata ibu.

"Aku minta maaf sama ayah, dan ibu karena aku tidak bisa mengubah kepribadian ku sebagai seorang introvert".

Ayah dan ibuku pun tertegun karena ucapan ku, lalu ayahku berkata.

"Sungguh ini bukan salahmu, ayah yang terlalu bodoh, karena sebenarnya ayah tau bahwa kepribadian introvert itu tidak bisa diubah, tapi ayah malah memaksa kamu untuk mengubah nya".

"Ibu sangat merasa bersalah kepada mu nu, maafin ibu yah" sambung ibuku.

"Yaudah nanti kita bicara lagi setelah makan malam ya, sekarang kamu sarapan dulu" kata ayahku.

Aku sedang menyiapkan diriku untuk bicara kepada keluarga ku bahwa aku ingin suatu saat nanti bisa bekerja di dunia perfilman Indonesia maupun luar negeri, masuk perguruan tinggi di institut seni Indonesia Surakarta, dan hidup mandiri.

Malam harinya setelah kita sekeluarga beres makan malam ayahku berkata kepadaku.

"Nu sekali lagi maafin ayah, ayah sangat merasa bersalah sama mu karena udah bersikap keras dan, egois juga memaksa kamu untuk mengubah kepribadian mu sebagai seorang introvert yang sebenarnya tidak bisa diubah".

"Ibu juga minta maaf ya nu karena ibu tidak bisa mengerti kamu, ibu juga sangat merasa bersalah sama kamu".

"Aku mohon kepada ibu dan ayah tolong jangan merasa bersalah, wajar kok setiap orang tua pasti ingin yang terbaik buat anaknya" jawabku.

"sekarang ayah tidak akan pernah memaksa kamu lagi, sekarang kamu nggak boleh punya keinginan untuk membanggakan juga membahagiakan ayah dan ibumu dengan apa yang membuat kamu tidak nyaman, kita tuh sudah bahagia mempunyai anak seperti kamu kita juga sangat bangga sama kamu, jadi buatlah ayah dan ibumu bangga dengan caramu sendiri".

"Sekarang ibu pengen tau apa cita cita kamu?".

"Cita cita ku tidak spesifik, tapi aku pengen sekali bekerja di dunia perfilman Indonesia atau luar negeri, jadi aku pengen masuk fakultas film dan televisi" kataku.

Aku mengurungkan niat ku untuk masuk institut seni Indonesia Surakarta dan tinggal jauh dari keluarga.

"Yaudah kalo itu mau kamu, ayah ijinin".

"Jangan masuk universitas yang jauh yaa apalagi kalo harus ngekos tinggal jauh dari keluarga, ibu dan ayah gak bakalan ijinin".

"Ayah setuju dengan ibumu".

Filing ku benar tentang ayah dan ibuku bahwa mereka tidak akan mengijinkanku untuk tinggal jauh dari keluarga.

Sekarang aku sangat bahagia karena aku akan memulai menggapai keinginan ku bekerja di dunia perfilman yang aku inginkan, walaupun aku akan masih merasa lelah jiga bertemu orang baru, berada di keramaian, dan terlalu lama berbincang, yaa,,, mau bagaimana karena aku masih menjadi seorang yang memiliki kepribadian introvert.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi