Disukai
0
Dilihat
13
The Last Straight Man
Komedi
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Cara Bertahan Hidup Sebagai Cowok Straight di Tengah Gempuran Webnovel BL

Bab 1: Wajah Idol, Nasib Pengangguran

Namanya Park Jong Gun. Umur 24 tahun. Asal Busan.

Kalau loe liat dia di jalan, loe pasti mikir dia itu member grup K-Pop yang lagi nyamar. Wajahnya simetris sempurna, rahang tegas kayak dipahat sama Michelangelo pas lagi mood bagus, hidung mancung, dan mata setajam elang. Tingginya 185 cm dengan bahu lebar yang bikin kemeja apapun kelihatan mahal.

Masalahnya cuma satu: Jong Gun itu joroknya minta ampun.

Di apartemen sempit di pinggiran Seoul itu, Jong Gun lagi duduk bersila di atas sofa yang udah bolong dikit, pake celana training abu-abu yang karet pinggangnya udah melar dan kaos oblong putih yang ada noda saus tteokbokki di dada. Rambutnya yang natural brown itu mencuat ke segala arah kayak sarang burung yang abis kena badai.

"Oppa!"

Suara cempreng membelah keheningan pagi. Itu Park Ji Eun, adik perempuannya yang berumur 19 tahun. Ji Eun masuk ke ruang tengah sambil bawa vacuum cleaner, natap kakaknya dengan tatapan jijik yang udah mendarah daging.

"Apaan sih, bawel," gumam Jong Gun, matanya masih fokus ke layar HP. Dia lagi nge-scroll Webtoon favoritnya, The King of High School, tapi jarinya berhenti.

"Tamat," desis Jong Gun horor. "Anjir, tamat. Minggu depan gue baca apa?"

"Baca lowongan kerja, bego!" Ji Eun nyalain vacuum cleaner tepat di samping kuping Jong Gun. WUUUNGGGG!

"YAAAK! MATIIN!" Jong Gun loncat ke atas sofa. "Gue lagi berkabung nih! Jin Mori udah tamat!"

Ji Eun matiin mesin penyedot debu itu, lalu berkacak pinggang. "Loe tuh ya. Muka ganteng, badan bagus, mantan trainee Big Hit, tapi kelakuan kayak jamur kuping. Mandi sana! Cari pacar! Atau seenggaknya cari kerja!"

"Gue kerja kok," bela Jong Gun. "Gue... pengamat budaya pop."

"Pengangguran yang baca komik bajakan itu bukan pekerjaan!" Ji Eun melempar bantal sofa ke muka kakaknya. "Loe tau nggak, temen gue si Mina nanyain loe mulu. Katanya, 'Oppa loe yang ganteng itu masih jomblo gak?'. Gue malu jawabnya, 'Masih, soalnya dia lebih sayang sama gepeng 2D daripada manusia'."

Jong Gun mendengus, melempar balik bantal itu tapi meleset kena pot bunga plastik. "Cewek zaman sekarang tuh ribet. Minta dibeliin tas lah, minta dianterin ke kafe estetik lah. Gue gak punya duit buat begituan. Duit gue abis buat beli koin Webtoon."

"Halah, alesan. Bilang aja loe gak laku karena loe bau bawang," cibir Ji Eun lalu nyeret vacuum cleaner ke dapur.

Jong Gun kembali duduk. Hatinya hampa. Webtoon favoritnya tamat. Anime musim ini isinya isekai sampah semua. Dia butuh asupan cerita baru. Sesuatu yang action, thriller, yang cowok banget.

Jarinya iseng membuka aplikasi baru yang lagi trending di iklannya. NovelToonX.

"Webnovel ya..." gumam Jong Gun. "Katanya sih seru. Coba ah, cari yang genre Action."

Dia mengetik di kolom pencarian: ACTION. STRONG MALE LEAD.

Hasil pencarian keluar.

  1. The CEO's Secret Bodyguard (Cover: Cowok jas item meluk cowok kemeja putih).
  2. My Rival is My Lover (Cover: Dua cowok lagi tatap-tatapan idung ketemu idung).
  3. The Gangster's Baby Boy (Cover: Cowok tatoan gendong cowok imut).

Jong Gun mengerutkan kening. "Ini... kenapa covernya cowok sama cowok semua? Mana ceweknya? Apa ceweknya transparan?"

Dia klik judul pertama. The CEO's Secret Bodyguard.

Sinopsis: Park Do-Jin adalah bodyguard paling mematikan. Tapi tugas terbarunya bukan melindungi Presiden, melainkan melindungi hati Tuan Muda Kim yang dingin namun rapuh. "Tuan, jangan bergerak, atau saya akan menciummu..."

"ANJIR!" Jong Gun melempar HP-nya ke kasur. "Apaan tuh?! Mencium?! Katanya bodyguard! Harusnya 'Tuan jangan bergerak atau saya tembak musuhnya', bukan 'saya cium'! Itu pelecehan profesi!"

Ji Eun melongok dari dapur. "Kenapa loe teriak-teriak? Kesurupan?"

"Dek! Sini loe!" panggil Jong Gun panik.

Ji Eun nyamperin sambil bawa apel. "Apaan?"

"Ini aplikasi apaan sih? Gue cari cerita action, kenapa isinya homo semua?!" Jong Gun nunjuk HP-nya dengan jari gemetar.

Ji Eun ngunyah apel dengan santai, lalu ngelirik layar HP kakaknya. "Oh, itu BL (Boys Love), Oppa. Emang lagi hype banget sekarang. Cewek-cewek demen yang begitu."

"Hah? Demen liat cowok sama cowok?" Jong Gun shock berat. Otak busannya yang konservatif error. "Kenapa?! Apa faedahnya?!"

"Ya karena cowok di situ ganteng-ganteng, romantis, dan gak nyakitin cewek," jelas Ji Eun enteng. "Gak kayak loe. Ganteng tapi kelakuan minus."

"Tapi ini gak masuk akal!" Jong Gun mengambil HP-nya lagi, nekat scroll ke bawah. "Nih liat! Judulnya 'Reborn as the Villain's Pet'. Tokoh utamanya cowok, reinkarnasi jadi... anjingnya penjahat cowok? Terus mereka... pacaran?!"

Jong Gun merasa dunianya runtuh. "Dek, bayangin gue. Gue Park Jong Gun. Mantan trainee yang bisa backflip tiga kali. Masa gue harus baca cerita dimana gue jadi anjing peliharaan cowok lain?!"

"Ya makanya jangan baca genre itu kalau gak suka," kata Ji Eun. "Cari yang Straight lah."

"Udah gue cari! Tapi tag-nya nyampur!" Jong Gun frustrasi. "Gue klik 'War', yang keluar 'Love War between Two Generals'. Gue klik 'Sports', yang keluar 'Locker Room Secret'. Ini konspirasi global!"

Ji Eun ketawa ngakak. "Ya udah sih, Oppa. Nikmatin aja. Siapa tau loe dapet inspirasi buat jadi gay beneran. Kan loe gak laku sama cewek."

"SEMBARANGAN!" Jong Gun melempar bantal lagi, kali ini kena sasaran. "Gue ini lelaki sejati! Gue suka cewek! Gue suka... uh... Nancy Momoland!"

"Nancy Momoland gak tau loe idup, Oppa," Ji Eun pergi sambil ketawa jahat.

Jong Gun sendirian lagi. Dia menatap layar HP-nya dengan tatapan nyalang. Rasa bosan dan rasa penasaran berperang di otaknya.

"Gue gak akan baca," tekadnya. "Gue gak akan teracuni."

Lima menit kemudian.

"Cuma satu bab. Buat riset. Siapa tau action-nya bagus."

Jong Gun mengklik judul: "My Idol Roommate is a Beast".

Bab 2: Jebakan Batman

Tiga jam kemudian.

Mata Jong Gun merah. Rambutnya makin acak-acakan. Dia duduk dalam posisi meringkuk, menggigit kuku jempolnya.

Dia baru saja maraton baca 20 bab novel 'My Idol Roommate is a Beast'.

"Gila..." gumamnya. "Ini... ini sampah. Sampah murni."

Ceritanya tentang Han Si-Woo, trainee polos yang sekamar sama Kang Tae-Joon, idol papan atas yang dingin dan kasar. Awalnya mereka berantem (oke, ini wajar), tapi tiba-tiba di Bab 5, Tae-Joon nyudutin Si-Woo di tembok kamar mandi karena Si-Woo pake anduk doang.

"Kenapa harus disudutin?!" teriak Jong Gun pada tembok kosong. "Kamar mandinya kan luas! Lewat aja napa!"

Yang bikin Jong Gun makin gila adalah... dia mengenali polanya.

"Ini... ini mirip banget sama pengalaman gue pas trainee dulu!"

Flashback ke masa lalu, 4 tahun yang lalu. Di asrama trainee agensi terkenal.

Jong Gun sekamar sama Min-Ho, trainee senior yang jago nyanyi tapi moody. Suatu hari, Jong Gun abis mandi, keluar cuma pake anduk. Min-Ho lagi minum air di depan kulkas.

Di novel: Tae-Joon menatap tubuh Si-Woo yang basah dengan tatapan lapar. Dia melangkah maju, mengurung Si-Woo di antara lengan kekarnya dan pintu kulkas yang dingin.

Di realita Jong Gun: Min-Ho: "Woy, anjir! Pake baju napa! Mata gue sakit liat bulu kaki loe!" Jong Gun: "Anduk gue ketinggalan di jemuran, Hyung! Minjem sempak dong!" Min-Ho: "Ogah! Sempak gue mahal! Pake kresek sana!"

"Beda banget!" Jong Gun menjambak rambutnya. "Realita itu gak seindah novel! Cowok sama cowok itu jorok! Kita kentut sembarangan! Kita garuk selangkangan kalo gatel! Gak ada estetik-estetiknya!"

Tapi... kolom komentar novel itu berkata lain.

User_Fujoshi99: "KYAAA! Tae-Joon posesif banget! Gemes!" IstriSahTaeJoon: "Panas dingin bacanya! Next Thor! Jangan lupa adegan unboxing!"

"Unboxing apaan?!" Jong Gun bergidik ngeri. "Mereka pikir Si-Woo itu paket Shopee?!"

Jong Gun merasa punya tanggung jawab moral. Dia harus meluruskan kesalahpahaman ini. Dia harus memberitahu dunia bahwa kehidupan trainee cowok itu isinya keringat bau asem, bukan desahan manja.

Dia membuat akun. Username: TheRealMan_Busan.

Dia mulai mengetik komentar di Bab 20.

"Woy Author dan Pembaca sekalian. Gue mantan trainee. Ini semua bohong. Kalo temen sekamar loe nyudutin loe di tembok, itu bukan mau nyium, itu mau nagih utang gorengan. Tolong sadar. Cowok itu makhluk visual yang sange sama cewek, bukan sama sesama cowok yang ototnya lebih gede. Sekian."

Sent.

Jong Gun merasa puas. Dia merasa baru saja melakukan aksi heroik. Menyelamatkan generasi muda dari delusi.

Ting! Notifikasi masuk.

Ada balasan.

User_Fujoshi99: "Eh ada haters. Bilang aja loe iri gak punya roommate ganteng." BL_Lover: "Ih si Abang denial. Biasanya yang paling homophobic itu yang paling gay aslinya. Cieee." Author_Nim: "Kak TheRealMan_Busan, makasih komentarnya. Tapi ini fiksi ya. Kalau kakak mau cerita straight, salah lapak. Atau jangan-jangan kakak tsundere?"

"TSUNDERE NDASMU!" Jong Gun membanting HP-nya ke bantal. "Gue dibilang gay?! Gue?! Park Jong Gun yang pernah nembak cewek 5 kali (walau ditolak semua)?!"

Ji Eun lewat lagi, kali ini sambil maskeran wajah warna item.

"Kenapa lagi sih, Oppa?"

"Dek, gue dikatain gay sama netizen!" adu Jong Gun.

"Ya emang gelagat loe mencurigakan sih," sahut Ji Eun santai. "Loe umur 24, ganteng, gak punya pacar, kerjaannya di kamar mulu, terus sekarang loe baca novel BL. Kalau gue jadi netizen, gue juga curiga."

"Gue baca buat riset!"

"Riset apa? Riset posisi?"

"KELUAR LOE!"

Bab 3: Bencana di Kafe

Seminggu kemudian.

Jong Gun kehabisan uang jajan. Orang tuanya di Busan telat kirim transferan. Dia terpaksa keluar dari gua pertapaannya.

Temannya, sebut saja Agus (nama aslinya Kim Min-Gyu, tapi dipanggil Agus karena lahir bulan Agustus), ngajak ketemuan di kafe hits di Hongdae. Agus ini satu-satunya temen Jong Gun yang tersisa dari masa trainee. Dia sekarang jadi manajer kafe.

Jong Gun datang dengan setelan terbaiknya: Kemeja flanel kotak-kotak, celana jeans sobek (sobek karena nyangkut paku, bukan fashion), dan topi kupluk buat nutupin rambutnya yang belum keramas 3 hari.

"Woy, Jong Gun!" sapa Agus dari balik meja kasir. "Muka loe kusut amat. Kayak abis diputusin pacar."

"Boro-boro pacar," Jong Gun duduk di kursi bar. "Gus, bagi Americano gratis dong. Gue lagi krisis."

"Halah, kebiasaan," Agus ngasih segelas kopi. "Loe kenapa sih? Masih nganggur?"

"Iya. Tapi gue lagi sibuk perang di internet," kata Jong Gun serius. "Gus, loe tau gak webnovel BL?"

Agus keselek ludahnya sendiri. "Hah? Loe baca gituan?"

"Gue lagi crusade, Gus! Perang suci!" Jong Gun menggebrak meja pelan. "Gue lagi nyadarin cewek-cewek kalo fantasi mereka itu sesat! Mereka mikir kita tuh saling raba-raba di asrama! Padahal kita saling pukul!"

Agus ketawa ngakak. "Ya elah, biarin aja kali. Namanya juga cewek. Mereka butuh hiburan."

"Tapi Gus, ini berbahaya! Kemarin gue baca cerita dimana karakter utamanya diculik CEO, terus malah jatuh cinta! Itu Stockholm Syndrome, Gus! Itu kriminal!"

Tiba-tiba, seorang pelanggan cewek di sebelah Jong Gun menoleh. Cewek itu pake kacamata tebal dan bawa laptop yang ditempeli stiker anime.

"Maaf, Mas," kata cewek itu malu-malu. "Saya gak sengaja denger... Mas lagi bahas novel 'The CEO's Obsession' ya?"

Jong Gun kaget. "Eh? Iya. Mbak tau?"

Mata cewek itu berbinar. "Itu novel favorit saya! Saya penulisnya! Nama pena saya SweetPotato!"

Jong Gun melotot. Agus melotot. Dunia berhenti berputar.

"Loe... loe penulis yang bikin si Uke hamil itu?!" tanya Jong Gun tanpa filter.

Cewek itu mengangguk antusias. "Iya! Itu plot twist kan? Mas suka?"

Jong Gun menarik napas panjang. Ini dia. Momen kebenaran. Dia berhadapan langsung dengan sumber masalah.

"Mbak," kata Jong Gun dengan nada serius ala detektif. "Saya mau nanya. Secara biologis, gimana caranya cowok bisa hamil? Lewat mana bayinya keluar? Lewat udel?"

Cewek itu bingung. "Ya... ini kan Mpreg universe, Mas. Ada rahim buatan magis."

"Magis?!" Jong Gun berdiri. Jiwa realismenya memberontak. "Mbak, gue ini idup di dunia nyata! Gak ada rahim magis! Adanya usus buntu! Loe bayangin, cowok hamil, perutnya gede, terus dia harus wamil? Gimana ceritanya?!"

"Ih, Mas kok ngegas?" Cewek itu mulai takut. "Namanya juga fiksi..."

"Fiksi itu harus ada logikanya dikit, Mbak!" Jong Gun makin panas. "Terus di Bab 15, si CEO merkosa si cowok di ruang rapat, tapi si cowok malah bilang 'Ahhh, Tuan...'. Itu gak logis! Kalo gue diperkosa di ruang rapat, gue bakal teriak 'TOLONG SATPAM!', bukan mendesah!"

Seluruh kafe hening. Semua orang menatap Jong Gun.

Agus nepuk jidat. "Mampus."

Cewek penulis itu mulai berkaca-kaca. "Mas... Mas jahat banget... Mas homophobic ya?"

"Gue bukan homophobic! Gue stupid-phobic!" teriak Jong Gun. "Gue takut sama kebodohan! Cerita loe itu pembodohan publik!"

Seorang cowok berbadan kekar di meja pojok berdiri. Dia pake kaos ketat warna pink. Dia jalan nyamperin Jong Gun.

"Bro," kata cowok kekar itu dengan suara ngebass. "Loe jangan kasar sama cewek dong."

Jong Gun mendongak. "Maaf, Bang. Gue cuma diskusi sastra."

"Diskusi apaan teriak-teriak soal perkosaan?" Cowok kekar itu mencengkeram kerah kemeja Jong Gun. "Minta maaf sama dia."

Jong Gun nelen ludah. "Bang, ini salah paham. Gue cuma..."

"Minta. Maaf."

Jong Gun, dengan segala harga dirinya yang tersisa, menatap cowok kekar itu. Lalu dia melihat pin kecil di tas cowok itu. Pin pelangi.

Ah, sial, batin Jong Gun. Gue masuk kandang macan.

"Maap, Mbak," cicit Jong Gun. "Novel Mbak... kreatif. Rahim magisnya... inovatif."

Cowok kekar itu melepaskan Jong Gun. "Gitu dong. Jangan toxic. Kita harus saling menghargai."

Jong Gun langsung kabur dari kafe itu, ninggalin Agus yang pura-pura gak kenal dia.

Bab 4: Tawaran Casting yang Salah

Insiden di kafe itu ternyata viral. Ada yang ngerekam Jong Gun pas lagi debat soal "rahim magis". Videonya masuk TikTok dengan caption: "Cowok Ganteng Tapi Problematik Debat Sama Penulis BL".

Video itu ditonton 2 juta kali dalam semalam.

Komentar netizen terbelah.

"Ih ganteng banget tapi mulutnya pedes.""Dia bener sih, logikanya dapet wkwk.""Mukanya pas marah itu lho... Top material banget."

Besok paginya, Ji Eun membangunkan Jong Gun dengan cara menendang pantatnya.

"Oppa! Bangun! Ada telepon!"

"Siapa? Debt collector?" gumam Jong Gun masih merem.

"Bukan! Dari agensi hiburan! Katanya mau nawarin casting!"

Mata Jong Gun langsung melek 100%. "Hah? Casting? Akhirnya! Bakat gue ditemukan! Mereka liat video gue yang mana? Yang cover dance BTS?"

"Enggak, mereka liat video loe ngamuk di kafe," kata Ji Eun. "Nih, angkat."

Jong Gun menerima telepon dengan tangan gemetar. "Halo? Park Jong Gun di sini."

"Halo, Park-ssi! Saya Direktur Kim dari Rainbow Entertainment," suara di seberang sana ceria banget. "Kami liat viral video kamu. Wah, visual kamu luar biasa. Karakter kamu yang tsundere dan meledak-ledak itu... sempurna!"

Jong Gun mau nangis saking senengnya. "Terima kasih, Pak! Saya emang passionate di akting. Saya bisa akting apa aja. Action? Thriller?"

"Nah, kebetulan banget! Kami lagi produksi web-drama adaptasi dari novel populer," kata Direktur Kim. "Judulnya 'Love in the Locker Room'. Kami mau kamu jadi pemeran utamanya!"

Jong Gun merasa ada yang gak beres. "Locker Room? Genre-nya apa ya, Pak? Sports?"

"Romance Sports, Park-ssi! Ceritanya tentang kapten tim basket yang benci sama murid baru yang cengeng, tapi lama-lama jadi cinta. Kamu jadi kapten basketnya! Kamu bakal banyak adegan shirtless dan... skinship yang intens."

Hening.

"Pak," suara Jong Gun bergetar. "Pasangan saya... cewek kan? Cheerleader gitu?"

"Oh bukan dong! Pasangan kamu itu cowok imut, Lee Min-Hyuk! Chemistry kalian pasti dapet banget! Apalagi kamu kan aslinya galak, nanti pas adegan ciuman pasti—"

KLIK.

Jong Gun mematikan telepon. Dia menatap dinding dengan tatapan kosong.

"Kenapa dimatiin, Oppa?!" teriak Ji Eun. "Itu kesempatan emas!"

"Dek," Jong Gun menoleh pelan, air mata jantan mengalir di pipinya. "Mereka nawarin gue main BL."

Ji Eun menutup mulutnya, menahan tawa. "Serius? Jadi Seme (Top) atau Uke (Bottom)?"

"JADI SEME!" teriak Jong Gun frustrasi. "Tapi tetep aja gue harus nyium cowok! Gue gak bisa, Dek! Bibir gue ini suci! Bibir gue cuma buat nyium... uh... poster Nancy Momoland!"

"Yaelah, demi duit, Oppa! Bayarannya gede lho biasanya!"

"HARGA DIRI GUE LEBIH GEDE!" Jong Gun melempar HP-nya lagi. "Gue mending jadi tukang sedot WC daripada jadi aktor BL! Gue gak mau kakek gue bangkit dari kubur terus nyabet gue pake pacul!"

Jong Gun menarik selimut, menutupi seluruh tubuhnya. Dia memutuskan untuk hibernasi sampai tren LGBTQ ini musnah dari muka bumi.

Bab 5: Epilog - Penulis Dadakan

Sebulan kemudian.

Jong Gun masih pengangguran. Tapi dia punya hobi baru.

Dia duduk di depan laptop bututnya, mengetik dengan kecepatan cahaya. Matanya fokus, penuh dedikasi.

Ji Eun lewat sambil bawa camilan. "Loe ngapain sih, Oppa? Main game lagi?"

"Bukan," jawab Jong Gun tanpa menoleh. "Gue nulis novel."

"Hah? Loe nulis?" Ji Eun kaget. "Nulis apaan? BL juga?"

"Najis!" Jong Gun berdecih. "Gue nulis Anti-Thesis. Gue nulis novel Action Thriller yang murni. Gak ada romansa menye-menye. Gak ada cowok hamil. Gak ada CEO sange."

"Judulnya apa?"

Jong Gun menyeringai bangga. "THE LAST STRAIGHT MAN."

"Sinopsisnya: Di dunia di mana virus BL mengubah semua cowok jadi gay, satu pria bertahan. Park Jong-Guk (nama samaran) harus bertahan hidup dari kejaran cowok-cowok cantik yang mau 'memangsa' dia, sambil mencari satu-satunya cewek yang tersisa di bumi. Senjatanya cuma satu: Toxic Masculinity dan bau ketek yang belum mandi seminggu."

Ji Eun terdiam lama.

"Oppa," kata Ji Eun akhirnya.

"Apa?"

"Loe beneran sakit jiwa."

"Bodo amat!" Jong Gun lanjut ngetik dengan semangat berapi-api. "Liat aja, Dek. Novel gue bakal best seller. Gue bakal balikin kejayaan genre Action! Gue bakal jadi pahlawan bagi kaum cowok normal yang tertindas!"

Di layar laptop, Jong Gun mengetik kalimat penutup Bab 1:

Park Jong-Guk menatap langit yang berwarna pink. Dia meludah ke tanah. "Selama gue masih punya 'burung' yang berfungsi normal, gue gak akan nyerah. Maju loe semua, dasar maho!"

Jong Gun tersenyum puas. Dia memencet tombol PUBLISH.

Satu menit kemudian, komentar pertama masuk.

User_Fujoshi99: "Wah, konsepnya unik! Ini pasti Hardcore BL ya? Si Jong-Guk ini tipe Straight-to-Gay kan? Ditunggu pas dia 'belok' ya Thor! Semangat!"

Jong Gun menatap layar. Matanya berkedut.

"AAAAAARRRRGGGHHHH!!!!"

Teriakan frustrasi Jong Gun menggema di seluruh apartemen, menembus langit Seoul, menjadi bukti bahwa di era ini, menjadi cowok straight adalah sebuah perjuangan yang sepi dan menyakitkan.

TAMAT.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Komedi
Rekomendasi