Tidak ada rahasia yang tetap bisa bertahan sebagai rahasia di lingkungan rumah Junika. Bak terhimpit keadaan, setiap rumah yang berdiri menaungi setiap penghuni, dibangun berdempetan karena memang lahan yang semakin terbatas. Tidak ada ruang untuk bernafas bagi seseorang yang hidup di lingkungan perkampungan di pinggir kota.
Mereka hanya dibatasi sekat atau dinding tipis yang menjadi tembok bagi dua keluarga. Lahan yang mahal serta kepadatan penduduk yang semakin naik setiap tahun, membuat mereka tidak punya pilihan. Lebih baik tinggal di pinggiran kota yang sesak dan berdempetan ketimbang memilih tinggal sedikit lebih jauh namun boncos diongkos. Terlebih, semenjak bahan bakar minyak terutama BBM Subsidi dinaikkan, kendaraan pribadi bukan lagi pilihan jika situasi jalan mendadak ramai dan sulit untuk bergerak.
Kondisi jalan yang macet, tentu akan semakin membuat kerja mesin semakin berat. Terutama kendaraan matic yang lebih boros ketimbang kendaraan manual, entah itu mobil ataupun motor. Intinya, tidak ada yang enak jika bersenggama dengan keramaian yang keterlaluan.
Hidup berdempetan memang tidak enak. Semua dinding di sekitar tampaknya memiliki telinga yang akurat dan cukup jeli dalam hal mendengar. Selain itu, orang yang kau anggap kawan bisa saja menjadi lawan di masa depan atau bahkan beberapa menit ke depan.
Beberapa ibu sedang asyik ngobrol di warung sayur langganan mereka. Warung sayur yang terletak di sisi Barat dari lapangan persegi–...