Tali Pati Rani
Daftar Bagian
1. TPR skrip #1
SkenarioTALI PATI RANIPenulis SkenarioTiara
2. TPR Skrip #2
4. INT. RUANGAN DOKTER PAGIPemain: Rani - Dokt
3. TPR skrip #3
10. EXT. DI DEPAN RUMAH ADIPATI MALAMPemain: A
4. TPR skrip #4
FLASHBACK - 8 TAHUN LALU15. EXT. DI STASIUN KERETA
5. TPR skrip #5
19. INT. DI DALAM KAMAR KOS MALAMPemain: Adipa
6. TPR skrip #6
22. EXT. PELATARAN KAMPUS SIANGPemain: Adipati
7. TPR skripl #7
28. INT. DI DALAM KOSAN ADIPATI MALAMPemain: R
8. TPR skrip #8
31. INT. DI DALAM KOSAN ADIPATI MALAMPemain: R
9. TPR skrip #9
36. INT. DI DALAM MINIMARKET PAGI MENUJU SIANG
10. TPR skrip #10
39. INT. DI RUANG TAMU RUMAH ADIPATI SIANGPema
11. TPR skrip #11
41. EXT. DI TERAS RUMAH ADIPATI MALAMPemain: A
12. TPR skrip #12
43. EXT. DI TERAS DEPAN RUMAH ADIPATI SOREPema
13. TPR skrip #13
46. DI DALAM RUMAH ADIPATI SIANGPemain: Adipat
14. TPR skrip # 14
49. INT. KAMAR ADIPATI MALAMPemain: Rani, Adip
15. TPR skrip #15
50.INT. DI KAMAR ADIPATI SUBUHPemain: Adipati,
16. TPR skrip #16
END OF FLASHBACK - MASA KINI54.INT. KAMAR ADIPATI
17. TPR skrip #17
56. INT. KAMAR ADIPATI MALAMPemain: Adipati, R
18. TPR skrip #18
60. EXT. DI LUAR GERBANG RUMAH ADIPATI MALAMPe
19. TPR skrip #19
FLASHBACKjelang satu tahun pelatihan di Los Ange
20. TPR skrip #20
64. INT. RUANG TENGAH RUMAH ADIPATI PAGIPemain
21. TPR skrip #21
67. EXT. LUAR TOKO SIANG - BEGIN MONTAGEPemain
22. TPR skrip #22
71. INT. RUANG TAMU RUMAH ADIPATI SIANGPemain:
23. TPR skrip #23
76. INT. DI DEPAN PINTU KAMAR MANDI MALAMPemai
24. TPR skrip #24
80. EXT. RUANG TAMU RUMAH ADIPATI MENJELANG SI
25. TPR skrip #25
81. INT. DI DALAM MOBIL SOREPemain: Adipati, W
26. TPR skrip #26
83. INT. DAPUR RUMAH ADIPATI PAGIPemain: Rani,
27. TPR skrip #27
87. INT. KAMAR IBU ADIPATI PAGIPemain: Adipati
28. TPR skrip #28
89. INT. RESTORAN SIAP SAJI SIANGPemain: Rani,
29. TPR skrip #29
93. EXT. GANG DEPAN RUMAH ADIPATI MALAMPemain:
30. TPR skrip #30
96. INT. KAMAR ADIPATI MALAMPemain: Rani, Ibun
31. TPR skrip #31
98. EXT. GANG KOMPLEKS PERUMAHAN ADIPATI MALAM
32. TPR skrip #32
104. EXT. PELATARAN RUMAH KONTRAKAN WIRA PAGIP
33. TPR skrip #33
107. INT. RUMAH WIRA SIANGPemain: Rani, Wira,
34. TPR skrip #34
110. INT. RUMAH WIRA BEGIN MONTAGEPemain: Wira
35. TPR skrip #35
113. EXT. TEPI PANTAI MALAMPemain: Adipati, Ra
36. TPR skrip #36
114. EXT. DI TEMPAT PARKIR MALAMPemain: Adipat
37. TPR skrip #37
Beberapa belas bulan kemudian.116. INT. APARTEMEN
38. TPR skripl #38
119. INT. DI DALAM RUANGAN DI KANTOR ADIPATI S
39. TPR skrip #39
120. EXT. DEPAN UNIT APARTEMEN RANI MALAMPemai
40. TPR skrip #40
125. INT. DI DALAM KAMAR RANI MALAMPemain: Adi
41. TPR skripl #41
FLASCHBACK128. INT. KANTOR ADIPATI BEGIN MONTA
42. TPR skrip #42
135. INT. DI BUTIK MILIK RANI SIANGPemain: Ran
43. TPR skrip #43
139. DI DALAM KAMAR UNIT APARTEMEN ADIPATI PAG
44. TPR skrip #44
141. INT. RUANG UTAMA UNIT APARTEMEN PAGIPemai
45. TPR skrip #45
144. INT. RUANG UTAMA UNIT APARTEMEN ADIPATI S
46. TPR skrip #46
146. INT. RUANG UTAMA UNIT APARTEMEN ADIPATI S
47. TPR skrip #47
147. INT. RUANG TENGAH UNIT APARTEMEN RANI MAL
48. TPR skrip #48
149. INT. DI DALAM KAMAR UNIT APARTEMEN RANI P
49. TPR skrip #49
153. INT. DI KAMAR UNIT APARTEMEN RANI MALAMPe
50. TPR skrip #50
155. EXT. DI DEPAN PINTU APARTEMEN RANI MALAMP
47. TPR skrip #47

147. INT. RUANG TENGAH UNIT APARTEMEN RANI — MALAM

Pemain: Adipati, Rani, Ara

Malam hari masih di tanggal yang sama, Rani mengajak Ara bermain di kamar apartemennya. Sementara mereka membiarkan ibu Adipati beristirahat untuk memperoleh ketenangan jiwa. Di tempatnya, Rani merasa lebih santai membawa diri di tengah ketegangan yang terjadi. Keberadaan sang putri tentu menjadi penawar utama segala rindu dan laranya.


ARA
Mama, kenapa tinggal tetanggan sama Papa?

RANI
Sebetulnya Mama yang lebih dulu tinggal di sini, papa kamu yang selalu ngikutin Mama!

ADIPATI
(menyahut)
Mana bisa gitu? Aku membangun apartemen ini sudah hampir lima tahun!


Untuk kesombongannya, Adipati mendapat cibiran dari Rani.


ARA
Papa dan Mama akan menikah. Kenapa nggak serumah?

ADIPATI
Papa udah bilang itu sama mama kamu, tapi mama kamu nggak mau!

RANI
Eeh, memangnya anak Mama tahu apa soal pernikahan, hm?

ARA
Itu artinya, Papa dan Mama akan tinggal bersamaku selamanya!


Mendengar jawaban antusias Ara, Rani dan Adipati tergelak bersamaan. 


ARA
Aku mau tidur sama Mama di sini!

RANI
Tentu saja, Sayang!

ADIPATI
Papa juga!


Rani melotot begitu Adipati turut menyahuti.


ADIPATI
Maksudku, Aku juga nggak keberatan kalau Ara tidur di sini sama kamu!
(berkelit)
Aku akan menyewa satu apartemen lagi untuk Ibu. Sepertinya Ibu butuh waktu untuk sendiri.

RANI
(menyela)
Nggak perlu.
Pati, kalau kamu nggak keberatan, kamu bisa tidur di sofa.

ADIPATI
Oh?

RANI
Daripada harus merepotkan pegawai kamu!

ADIPATI
Euh, bilang aja kalau kamu nggak ingin jauh dari aku!

RANI
Kalau begitu, aku berubah pikiran!

ADIPATI
Kamu lihat, kan, Ara? Mama kamu malu-malu!


Ara cekikikan. Anak dan ayahnya itu sudah mulai kompak meledeki Rani.

CUT TO.


148. INT. DI DALAM KAMAR DI UNIT APARTEMEN RANI — MALAM

Pemain: Ara, Rani

Ara dan Rani terus bercengkerama dan berbagi cerita.


ARA
Mama jangan tinggalin Ara lagi!

RANI
Iya, Sayang. Mama akan selalu nemenin Ara!


Setelah mengucapkan itu, Ara akhirnya terlelap tepat di jam sembilan malam. Ara terus memeluk Rani seolah takut mamanya akan pergi lagi.


Di detik Rani memastikan sang buah hati benar-benar larut di alam bawah sadarnya, pelan-pelan Rani menjauhkan diri. Ia tidak akan ke mana-mana, hanya sekadar mengantar selimut pada ayah Ara yang berencana tidur di sofa ruang utama.

CUT TO.


148. INT. DI RUANG UTAMA UNIT APARTEMEN RANI — MALAM

Pemain: Adipati, Rani

Rani melihat Adipati masih terjaga, menonton televisi yang menyiarkan pertandingan sepak bola.

Rani pun meletakkan selimut berbahan bulu lembut—yang baru ia ambil dari lemari ke atas meja di depan tempat duduk Adipati.


ADIPATI
Eh? Apa Ara udah tidur? 

Dua anggukan Rani berikan diselingi senyuman. 

RANI
Ara sama sekali nggak ingin aku ninggalin dia meski cuma untuk ke kamar kecil. Dia takut aku pergi dan nggak kembali saat dia bangun nanti.


Adipati tergelak lirih. Adipati lantas meraih tangan Rani.

ADIPATI
Aku juga merasakan ketakutan yang sama. 


Seakan terhipnotis, Rani mengempaskan diri duduk di dekat sang kekasih. Adipati merangkul punggung Rani yang balas melingkarkan kedua tangan ke perut pria itu sembari menyandarkan kepala di bahunya.


RANI
Tuhan bener-bener baik. Di saat aku merasa semuanya hancur dan nggak mungkin untuk aku miliki lagi, Tuhan kembali memberiku kesempatan untuk memperbaiki semua setelah aku mengingkarinya. Kamu benar, Pati. Aku nggak ingin melewatkan kesempatan ini dengan melakukan kesalahan yang sama di masa lalu. Terlebih setelah perpisahanku dengan Wira, aku benar-benar merasa lega. Mungkin ... karena aku nggak harus memungkiri keberadaan Ara lagi. Mengakui putriku di hadapan dunia, sepertinya akan membuat hidupku jauh lebih tenang.


ADIPATI
Kamu akan bawa Ara keluar bersama kamu? Masuk ke lingkungan kamu?


Rani melepas sandaran, mendongakkan wajah untuk dapat menemukan mata Adipati. 

RANI
(menimpali)
Kenapa nggak? 

ADIPATI
Itu mungkin akan sedikit menyulitkan kamu.


RANI
Aku nggak peduli. Sama kamu, semuanya pasti akan menjadi lebih mudah!


Terpegun menyelami mata Rani beberapa saat seakan mencoba mencari kesungguhan di sana, senyum Adipati pun terulas lembut. Rani merasa terhipnotis dengan semua yang ia lihat dalam diri Adipati. Bahkan saat Adipati mencium bibirnya, Rani tak dapat menolak. 


Untuk sejenak Rani menjauhkan wajah dari Adipati yang terus mencumbunya. 


ADIPATI
(berbisik lirih)
Ada apa?

RANI
Pati, apa kita akan tetap menikah, walau apa pun yang terjadi?


Tercenung memikirkan pertanyaan Rani, pria itu menjawab dengan nada lembutnya. 

ADIPATI
Aku nggak akan memulai kalau nantinya aku merasa ragu dan ingin berpisah. Jadi berjanjilah kamu nggak akan pernah mundur, dan teruslah bergantung padaku, bahkan nempel terus sama aku. Kita akan bersama seterusnya!


Terharu oleh sumpah Adipati, Rani pun kembali mencumbu Adipati.


RANI
(berbisik sambil terengah-engah)
I love you, Pati!


Selang beberapa menit, Adipati mendorong Rani hingga hampir telentang untuk meraih remote televisi yang ada di belakang Rani, di sela sentuhan bibirnya. Ruangan tempat mereka berada pun akhirnya menjadi gelap hingga membuat keduanya semakin terbuai akan hasrat yang tak terbendung.

CUT TO.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar