16. EXT. HALAMAN DEPAN YAYASAN “SATU ATAP” — PAGI
Luna berdiri di depan gerbang Yayasan “Satu Atap” yang terbuka sedikit. Halaman depannya tampak sepi, tidak ada orang. Luna tampak gugup dan ragu, tapi setelah terdiam sejenak, Luna akhirnya memberanikan diri untuk masuk.
Baru beberapa langkah melalui gerbang, Tabo muncul dari pintu depan dan menghampiri Luna sambil mengeong. Luna tersenyum, lalu berjongkok dan membelai kepala Tabo. Luna menghabiskan beberapa saat bermain dengan Tabo sebelum mengeluarkan buku sketsanya dari dalam tas, lalu mulai menggambar kucing itu.
Sketsa Luna sudah setengah jalan saat Eden muncul juga melewati gerbang. Eden heran melihat Luna, lalu menghampiri gadis itu dengan setengah mengendap-endap. Luna tidak sadar dan terus menggambar saat Eden berhenti di belakangnya, membungkuk untuk mengintip apa yang digambar Luna.
Luna tersentak dan kepalanya tanpa sengaja menghantam dagu Eden saat dia mendongak. Eden mengaduh sambil memegangi dagunya sementara Luna berdiri, mengusap puncak kepalanya sendiri sambil menatap Eden. Buku sketsa Luna terjatuh ke rumput, Tabo kabur ke dalam gedung.
Eden menatap Luna bingung, lalu menyadari buku sketsa Luna yang terjatuh. Eden mengambil buku Luna dari tanah, lalu tersenyum saat melihat sketsa Tabo yang digambar Luna.
Luna gelagapan, lalu mengulurkan tangan untuk mengambil buku sketsanya dari tangan Eden. Eden mundur selangkah untuk menghindar, lalu melihat jam tangannya.
Luna tidak menjawab. Raut wajahnya tampak seperti seseorang yang tertangkap basah berbuat salah, sementara kedua tangannya mencengkeram rok seragamnya. Eden menyadarinya.
17. INT. YAYASAN “SATU ATAP” — PAGI
Luna tercengang saat Eden mengajaknya masuk ke dalam ruangan berisi banyak kandang kucing. Kucing-kucing di sana segera menyerbu Eden saat keduanya masuk. Eden berjongkok dan menyapa mereka seperti menyapa teman, sementara Luna berjongkok juga di sisi Eden sembari memeluk buku sketsanya. Eden menyuruh kucing-kucing itu duduk, lalu mulai memperkenalkan mereka satu per satu pada Luna. Di akhir, dia menunjuk dirinya sendiri.
Luna mengangguk canggung.
Eden mengulurkan tangan, mengajak Luna bersalaman. Luna sedikit ragu, tapi pada akhirnya menyambut tangan Eden. Setelah keduanya bersalaman, Eden berdiri.
18. EXT. HALAMAN BELAKANG YAYASAN “SATU ATAP” — PAGI
Luna dan Eden berjalan menyusuri selasar. Di sebelah kanan mereka ada beberapa ruangan besar berisi sekelompok anjing yang sedang makan, sementara di sebelah kirinya ada halaman berumput yang luas. Pepohonan yang rindang serta langit mendung membuat suasana terasa sejuk.
Eden dan Luna lalu berhenti di depan salah satu kandang anjing. Seorang PETUGAS membuka pintu kandang dan melepas anjing-anjing itu ke halaman untuk bermain, lalu menyapa Eden.
Petugas itu mengangguk, lalu beralih ke kandang yang lain. Kucing-kucing juga dilepaskan ke halaman. Eden mengajak Luna duduk di tepian selasar. Luna mengeluarkan buku sketsanya dan mulai menggambar, sementara Eden memperhatikan Luna sambil tersenyum.
Luna lalu berhenti menggambar dan mendongak, tersenyum memperhatikan hewan-hewan yang berlarian di depannya.
Luna tersipu, mengangguk.
Eden menoleh ke arah Luna. Raut wajah Luna berubah suram, tidak lagi tersenyum seperti sebelumnya. Eden menatap Luna dalam diam selama beberapa saat, lalu ikut memandangi hewan-hewan yang berlarian di depan mereka.
Luna menoleh ke arah Eden. Eden masih memperhatikan anjing dan kucing di halaman.
Eden menoleh ke arah Luna, tersenyum.
Perkataan Eden membuat Luna tersentuh sekaligus salah tingkah. Dia buru-buru menatap gambarnya sendiri untuk menghindari tatapan Eden, lalu pura-pura lanjut menggambar.
Luna tertawa kecil, Eden juga.
Keduanya tertawa lagi.
Luna tertawa lagi, Eden juga. Luna kembali menggambar, sementara Eden memperhatikan Luna menggambar.
MONTAGE:
- Eden mengajari Luna membagikan makanan kucing di mangkuk-mangkuk aluminium. Salah satu kucing melompat ke pundak Luna saat Luna menyodorinya makanan. Luna kaget, Eden tertawa.
- Hari yang berbeda, Luna dan Eden membantu Ratri memanen beberapa jenis sayur di kebun hidroponik di halaman belakang gedung yayasan. Eden keliru memotong salah satu batang sayur yang dipanen, lalu memohon supaya Luna merahasiakannya dari Ratri. Luna menahan tawa, tapi setuju untuk tidak memberitahu Ratri.
- Hari yang berbeda, Luna mengerjakan PR matematika di pantri ruang volunter yayasan. Eden duduk di seberangnya, mengajarinya sambil mencamil biskuit.
- Hari yang berbeda, Eden bermain dengan anjing dan kucing yang diasuh yayasan di halaman. Luna, duduk di tepian selasar, mengabadikan pemandangan di depannya pada buku sketsanya. Eden lalu menghampirinya, ingin mengintip gambar Luna, tapi Luna tidak mau menunjukkannya.
- Hari yang berbeda, Luna duduk di lantai salah satu ruangan sambil memangku Tabo, Eden duduk di sebelahnya. Beberapa kucing tidur-tiduran di sekitar mereka. Luna bercerita, sementara Eden mendengarkan dengan seksama. Sesekali, Eden tampak menimpali ucapan Luna.