Sungai
9. Act. 2 (Scane 28-31)

28.EXT. TEPI JALAN. SIANG HARI

cast. reza, arka, adik korban #2

reza dan arka sampai di tempat mobil mereka diparkir.

reza terenggah-enggah dan mengibaskan buku catatan di depan wajahnya.

reza duduk di sebelah arka yang sudah menyalakan mesin mobil.

reza dan arka memasang seatbelt.

ADIK KORBAN #2 menghadang mobil arka dan reza yang mulai melaju pelan.

arka langsung mengerem mendadak.

REZA

(panik)

ketabrak, ka?

ARKA

(menengok reza, mengangguk)

iya, mas. gimana dong, mas?

REZA

(melepas seatbelt)

mau gimana lagi, keluar, keluar!

arka melepas seatbelt dan menyusul reza.

adik korban #2 tersungkur di pinggiran jalan. lututnya berdarah.

REZA

(jongkok di depan adik korban #2)

mba, mba nggakpapa mba?

ADIK KORBAN #2

(berdiri pelan-pelan)

enggakpapa, pak. maaf, saya yang tiba-tiba lewat.

ARKA

kita anter ke rumah sakit ya, mba..

adik korban #2 menggeleng.

CUT TO

29.EXT. HALAMAN TOKO KELONTONG. SIANG HARI

cast. penjaga toko, adik korban #2, reza, arka

arka memberikan lima puluhan ribu ke penjaga toko.

penjaga toko membuka alat kasir memasukan uang dari arka kemudian mengambil beberapa pecahan uang untuk kembalian.

arka menerima uang dari penjaga toko kemudian mengambil obat merah dan kapas yang dia letakkan di meja kasir.

ARKA

makasih, mas..

arka duduk menghampiri reza dan adik korban #2 yang sedang mengobrol.

arka memberikan obat merah dan kapas.

reza berjongkok di depan adik korban #2 kemudian mengobati luka di lutut dan menutupnya dengan perban.

REZA

(berdiri, duduk di sebelah adik korban #2)

jadi kamu adik Pak Dwika?

ADIK KORBAN #2

(menangguk, menunduk)

hmm..saya adik mas dwika..

reza menghela nafas panjang.

reza dan arka saling bertatapan.

ADIK KORBAN #2

(lanjutan)

saya minta maaf atas kelakuan bapak saya tadi..

ARKA

hmm..kalau boleh tahu, kira-kira kamu terakhir ketemu pak dwika kapan, ya? atau sekedar bertukar kabar, mungkin.

ADIK KORBAN #2

sebenernya, kami enggak pernah ketemu mas dwika lagi sejak mas dwika kabur bawa sertifikat rumah dan ngajuin pinjaman ke bank. kita udah usaha semaksimal mungkin, bahkan sampai harus putus sekolahpun, kami tetap enggak mampu balikin uang yang dibawa kabur mas dwika..

adik korban menarik nafas panjang. matanya berkaca-kaca.

ADIK KORBAN #2

(lanjutan)

ibu juga jadi sakit-sakitan dan kita terpaksa pindah ke sini.. jadi.. saya harap ini terakhir kalinya bapak datang ke rumah.

adik korban #2 berdiri dan melangkah pergi.

ARKA

(berdiri)

pak dwika meninggal..

adik korban #2 berhenti.

arka menghampiri adik korban #2.

reza menunduk, membuang nafas panjang kemudian ikut berdiri dan menghampiri adik korban #2.

adik korban #2 terkejut. menatap arka tajam.

REZA

maaf kalau kami memberi tahu dengan cara seperti ini. karena sepertinya kami enggak bisa ketemu dengan orang tua pak dwika atau dengan adik mas dwika dengan cara yang lebih sopan lagi..

adik korban #2 menunduk. menarik nafas panjang. memejamkan matanya, berusaha menenangkan diri. air matanya jatuh.

ADIK KORBAN #2

iya..saya minta maaf. akan saya sampaikan ke bapak ibu saya.. permisi.

arka dan reza menatap adik korban #2.

reza berkacak pinggang. menunduk, mendesah kesal.

CUT TO

30.INT. POLSEK-RUANG TIM KHUSUS. SIANG HARI

cast. maya, reza, arka, martin, faizal, anggota tim khusus

maya menyanggah kepalana dengan tangan kiri. matanya fokus menatap foto-foto TKP dan korban di layar komputer.

arka dan reza masuk ruangan.

maya mengangkat kepala, menatap reza dan arka heran kemudian menoleh ke luar jendela.

MAYA

kehujanan dimana, mas?

reza mengabaikan maya dan masuk ruang jaga malam.

MAYA

(tanpa suara, ke arka)

kenapa?

arka memberi kode untuk diam. arka menyusul reza.

maya menatap arka sampai memutar kepala dan mengerutkan kening.

maya kembali menatap layar komputer kemudian mengetik laporan hasil investigasinya.

arka dan reza selesai berganti baju.

arka menarik kursi di sebelah maya kemudian duduk.

maya melirik kemudian menggeser kursinya, mendekat ke arka.

MAYA

(lirih)

sstt...mas reza kenapa?

arka menggeser kursinya, mendekat ke maya.

ARKA

kita disiram air sama orang tua pak dwika.. diusir lagi..

MAYA

(membuka mulut)

ahh..gagal lagi?

arka sedikit menjauh dari maya. tangannya ditekuk di dada.

ARKA

(menggeleng)

em, em..

martin dan faizal memasuki ruangan.

MARTIN

(berjalan ke ruang rapat, berhenti di depan pintu)

siap-siap. lima menit lagi, kita rapat.

ALL

Siap, pak.

MAYA

ah, sial. laporan...

maya buru-buru menghadap komputernya, mengetik laporan.

faizal berdiri di depan meja maya. matanya memperhatikan sekeliling kemudian mengetuk meja maya pelan.

MAYA

(fokus ke komputer)

kenapa, bapak faizal yang terhormat?

faizal menatap maya tidak suka kemudian mengetuk meja maya lagi.

MAYA

(berdiri)

ck. apa sih, astaga. lagi buru-buru, juga..

FAIZAL

(menekan pundak maya, membuatnya duduk lagi)

habis rapat, ketemu sebentar ya..

faizal melangkah memasuki ruangan rapat.

maya terus menatap kesal faizal sampai tidak terlihat.

MAYA

(mengambil buku, mengipas-ngipaskan di depan wajah)

astaga, orang itu..orang setiap hari juga ketemu.

ARKA

sabar, maya. mayaa, sabar, oke...

MAYA

(mendekatkan kursinya sampai menabrak kursi arka)

arka...tukeran dong, ka..ya, ya...

arka menatap maya heran, kemudian berdiri.

ARKA

(membereskan kertas)

aku..mending kerja sendirian daripada harus kerja bareng orang kayak gitu, may..

arka menghadap maya.

ARKA

(lanjutan)

udah ya, kakak cantik. udah waktunya rapat..mending cepetan print laporan kamu, biar enggak diomelin ketua..

MAYA

(malihat jam tangan)

oh iya, astaga. ish, tolol banget.

arka mendecak dua kali dan menggelengkan kepala kemudian pergi ke ruang rapat.

CUT TO

31.INT. POLRES-RUANG RAPAT. SORE HARI

cast. maya, arka, reza, martin, faizal, seluruh anggota tim khusus, pimpinan kepolisian sektor

martin berdiri di depan mimbar.

seluruh anggota tim khusus dan PIMPINAN KEPOLISIAN SEKTOR memperhatikan layar lcd yang menampilkan gambar-gambar korban dan barang-barang yang ditemukan.

MARTIN

(menggeser sline powet point menggunakan pointer)

korban pertama yang ditemukan, kartika, usia 37 tahun dan hidup sendirian setelah perceraian... korban kedua, dwika, usia 29 tahun, sudah lama putus kontak dengan orang tuanya, dan korban terakhir yang ditemuukan bernama novia, usia 23 tahun, seorang mahasiswa perguruan tinggi di Jogja. dari hasil otopsi, ditemukan identitas korban.

maya melingkari beberapa hal yang mengganjal di kertas laporan yang telah dikumpulkan oleh seluruh tim.

faizal membaca laporan tanpa memperhatikan martin.

MARTIN

(lanjutan)

(menggeser ke slide foto kertas bertuliskan identitas yang sudah kecoklatan)

bisa dilihat, semua korban ditemukan dengan secarik kertas berisi nama, tanggal dan tahun yang diduga waktu pembunuhan. selain itu, diseluruh tubuh korban ditemukan kandungan formaldehida formalin, yang artinya korban-korban telah disuntikan cairan formalin sebelum di buang.

reza mengangkat tangan. matanya masih melihat lembar laporan.

REZA

(menatap martin)

izin bertanya..untuk penyebab kematianya kenapa tidak dicantumkan?

MARTIN

ya.. memang dari hasil otopsi, tidak terlihat adanya tanda-tanda kekerasan, baik cekikan maupun bekas luka. namun korban memiliki kondisi asidosis atau tingkat asam yang cukup tinggi dalam darahnya. selain itu, seluruh korban memiliki kondisi yang sama, pecahnya pembuhluh darah. Dan bukan hanya di otak namun di beberapa bagian tubuh.

PIMPINAN KEPOLISIAN SEKTOR

apa enggak ada kemungkinan mereka meninggal karna kekerasan? pukulan benda tumpul juga bisa menyebabkan pembuluh darah pecah.

MARTIN

seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, pak. bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

maya mengalihkan pandangan dari martin ke layar yang menunjukan surat hasil otopsi.

maya menarik nafas panjang kemudian menunduk, melihat laporan dan menggelengkan kepala.

CUT TO

semua orang di ruang rapat berjalan ke luar.

maya masih duduk di kursinya dan mencatat beberapa hal.

faizal berjalan mendekat kemudian mengetuk meja maya pelan.

maya mengangkat kepalanya, menatap faizal.

FAIZAL

(duduk di kursi sebelah maya)

karna kita satu tim, kupikir enggapapa kalo aku ngomong dikit ke kamu.

MAYA

(memutar kursinya menghadap faizal)

kalo setim, kamu harusnya nyantumin apa yang bakal kamu omongin itu ke laporan ini.

(mengangkat kertas laporan)

faizal mengusap wajahnya kemudian menyisir rambutnya ke belakang.

FAIZAL

oke, aku minta maaf kalo kemarin-kemarin semaunya sendiri. tapi aku belum bisa ngomong ke yang lain, itung-itung aku mulai terbuka sama kamu sebagai partner. kita buat tim dalam tim, oke?

MAYA

(mengerutkan kening)

maksunya?

FAIZAL

ini baru asumsi aku, sih. aku belum pasti sama apa yang aku pikirin, tapi kuharap ini masuk akal di kamu.

MAYA

(mengangguk-angguk)

oke, kita liat dulu apa yang bakal kamu omongin. mau masuk akal enggaknya, nanti bakal aku putusin.

faizal berdiri. menarik white board mendekat.

faizal menempelkan foto-foto korban.

FAIZAL

(mencoret-coret di white board)

kita simpulkan mereka enggak ada kaitannya. mereka juga enggak memiliki hubungan apapun, saudara atau hubungan yang lain.

MAYA

(menekuk tangan di dada dan mengangguk-anggukan kepala pelan)

sampe sini masuk akal dan semua orang juga udah tahu.

FAIZAL

oke. terus, mereka punya ciri yang sama. asidosis, catatan identitas dan tanggal kematian, cara membuang, dan diawetkan. kita bisa simpulkan kalau mereka semua dibunuh oleh satu orang yang sama..

MAYA

(berdiri. menata kertas laporan dan buku catatan kecilnya)

kalo kamu mau ngomong itu, emang masuk akal, zal. dan kupikir semua orangpun udah tahu. jadi, cukup ya..banyak hal yang harus aku periksa..

faizal menahan tangan maya.

maya berhenti membereskan kertas dan menoleh, menghadap faizal.

FAIZAL

(serius)

dengerin sampe selese dulu, May!

maya memiringkan kepalanya kemudian mengangkat bahunya. maya kembali duduk.

faizal berdiri di sebelah maya dan bersandar di meja.

MAYA

oke, aku dengerin omongan kamu. tapi lima menit kamu ngomong hal yang udah dibahas di rapat tadi, mending stop, aku banyak kerjaan.

FAIZAL

oke..diantara semuanya, yang paling aneh itu penemuan ke tiga. waktu penemuan pertama dan kedua, semua kondisi masih di dalam air, tapi yang ketiga udah di darat dan posisi kebuka.

MAYA

terus..kamu yang ngejar orangnya kan?

FAIZAL

(mengangguk)

iya..tapi aku bener-bener enggak bisa ngejar orang itu. aku enggak denger suara orang lari, atau suara kendaraan. bahkan menurutmu, enggak ada orang yang lewat gang utama, kan?

MAYA

(menegakkan badan, berdehem pelan)

hmm..jujur, jujur nih ya. sorry banget, dan emang aku bodoh banget..sebenernya aku sempet ketiduran, mungkin sekitar sepuluh menit..

FAIZAL

enggak, aku tetep yakin, orang itu masuk ke salah satu rumah. enggak mungkin dia lari secepet itu dan ngilang. aku yakin banget...

MAYA

ya mungkin dia sembunyi, habis itu lari, mungkin..

FAIZAL

bodoh. habis itu aku sama mas reza masih keliling. terus kita ketambahan personel buat patroli sampe pagi, enggak mungkin banget kalo dia ngumpet, kecuali dia ngumpet di rumah..

MAYA

(menarik nafas)

terus kamu ada bukti kalo dia sembunyi di rumah..

faizal tersenyum tipis kemudian berdiri. tanganya membuka buku catataan.

faizal mengeluarkan foto rio dan meletakkan di meja.

maya mengambil foto rio dan memperhatikan foto itu.

FAIZAL

(tadi pagi aku coba ke lokasi lagi. nyisir rumah-rumah yang paling deket sama tanggul, dan aku ketemu orang ini..)

MAYA

(meletakkan foto)

kamu tahu kan? jangan sampe kita salah tuduh dan jadi boomerang buat kita sendiri.

FAIZAL

karena itu, aku baru ngomong ke kamu. aku enggak tau pastin. orang ini enggak punya alibi tapi aku juga enggak punya bukti buat nguatin opini aku..

maya menarik nafas panjang. tubuhnya disandarkan di kursi dan memutar-mutar kursi ke kiri dan ke kanan. matanya menatap faizal, heran.

MAYA

(mencondongkan tubuhnya ke depan)

zal, kita lagi nyelidiki pembunuhan zal, bukan lagi main opini-opinian. kita lagi berhadapan sama monster pembunuh yang kita enggak tau gimana rupanya, salah sasaran kita bisa mati semua. jadi, aku mohon banget, ini terakhir kalinya kamu kaya gini, oke?

maya mengambil buku dan laporan kemudian berdiri.

faizal kembali menahan tangan maya.

FAIZAL

aku udah bilang kan, dengerin aku ngomong sampe selese!

maya melepaskan tangan faizal

MAYA

aku juga udah ngomong, kan. kalau kamu masih ngomong hal yang nggak jelas, aku bakal pergi?

faizal mendekat ke arah maya dan menatap tajam.

FAIZAL

(nada rendah)

kamu yang minta aku buat lebih terbuka, tapi ternyata kamu enggak ada bedanya sama orang-orang di atas sana yang cuman cari keuntungan buat dirinya sendiri.

faizal berjalan dan sengaja menabrak bahu maya. faizal keluar dari ruangan.

maya menatap faizal.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar