Sungai
3. Act. 2 (Scane 4-7)

ACT. 2

4.EXT.SUNGAI. MALAM HARI

Suasana malam hari cukup gelap dan banyak suara serangga, angin membuat ilalang mengeluarkan suara. gemericik air terdengar dari kejauhan.

Kelvin berjalan dengan menarik koper besar. Matanya menatap tajam karena sekelilingnya sangat gelap. begitu sampai di pinggir sungai, Kelvin langsung membuang kopernya ke bagian terdalam sungai.

kelvin membuka maskernya, menatap koper yang perlahan-lahan tenggelam. bibirnya menyeringai.

CUT TO 3 YEARS LATER

5.EXT. SUNGAI. PAGI HARI

cast. Maya, Arka, Reza, Martin, Polisi, Petani, Ibu rumah tangga.

Suasana pagi hari. Ibu rumah tangga melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu dan menjemur pakaian. petani berjalan di tanggul beriringan. mereka memakai caping dan membawa cangkul di bahu.

SAKSI #1 terburu-buru berlari ke sungai. badannya merinding saat kakinya masuk di air yang keruh. saksi #1 berjalak ke arah air yang tidak terlalu dalam kemudian menurunkan celananya. saksi #1 jongkok di dalam air saat matanya memandang koper besar.

koper hitam muncul sedikit di permukaan karena air lebih surut dari biasanya.

saksi #1 menaikkan celananya kemudian menghampiri koper. tangannya menarik koper itu ke pinggiran kemudian membukannya.

SAKSI #1

(tersungkur ke belakang, berteriak kaget)

to..tolong! TOLONG!

CUT TO

petugas kepolisian memasang police line mengitari tempat kejadian perkara. tim medis dari lab forensik mengenkana pakaian APD sibuk memfoto jenazah yang meringkuk dalam koper dan memindahkan ke dalam kantung jenazah.

petugas kepolisian dibantu masyarakat menyusuri sungai. mereka berjalan di dalam air dan di semak-semak dekat sungai.

Maya sedang bertanya dan mencatat jawaban dari orang yang dianggap punya informasi.

Reza dan Arka sedang berdiskusi dengan MARTIN (Ketua tim)

seorang polisi meniup peluit kencang.

Tim medis yang baru selesai menutup kantung jenazah berdiri dan menatap ke arah sumber suara.

semua orang langsung menatap khawatir ke sumber suara.

CUT TO

satu koper berhasil di angkat dari air dan dibuka oleh tim forensik. isi koper itu sama, jenazah manusia yang mengering, diikat, dibungkus plastik, dan meringkuk di dalam koper.

Maya mendesah lumayan keras. tangannya memegang kepalanya. wajahnya menunjukan ekspresi tidak percaya.

MAYA

(menggumam)

ini jelas sama.

martin

(memukul kepala Maya pelan menggunakan gulungan kertas)

Sembarangan menyimpulkan itu dilarang! Polisi omongannya harus dijaga! Jangan ceroboh! kalau masyarakat denger asumsi ngawurmu itu gimana?

Martin kembali menulis beberapa hal di note hitamnya. mulutnya sibuk mengucapkan kata-kata yang ditulis tanpa suara.

Maya

(terkejut kemudian menoleh)

eh bapak. siap, pak! (hormat)

(menggumam)

padahal dirinya sering ngomongin aku.

MARTIN

(menutup bukunya kemudian menatap maya)

Petugas Maya. Lebih baik sekarang kumpulkan informasi dari orang-orang yang sangat kepo itu, ya! siapa tau nanti kamu bisa ngomong yang lebih penting.

MAYA

yap. siap, Bapak Martin yang terhormat!

Maya berjalan mundur sambil membungkuk. Meledek Martin.

suasana di sekitar sungai tetap ramai sampe sore. masyarakat banyak yang berkerumun untuk melihat dan membicarakan isu yang belum jelas.

dua jenazah sudah dibawa menggunakan ambulan ke laboratorium forensik. police line masih terpasang di beberapa tempat. polisi mencari informasi sebanyak mungkin dari orang-orang yang masih ada di lokasi.

Maya dan Reza berkeliling di bawah tanggul. mencari CCTV yang tidak ada keberadaanya, melihat jalan yang kemungkinan dijadikan jalur untuk membuang koper.

CUT TO

6.INT. LABORATORIUM FORENSIK. SORE HARI

Cast. Martin, Arka, dokter forensik, tim forensik, wartawan.

tim medis berusaha keras menghindari wartawan yang berkumpul di depan rumah sakit. mereka buru-buru memasuki lab. forensik untuk keperluan otopsi.

berita di berbagai platform sudah bertebaran.

Martin dan Arka turun dari mobil polisi. wartawan buru-buru berkerumun mencari informasi.

Martin dan Arka berjalan buru-buru menembus kerumunan.

MARTIN

(berjalan cepat)

nanti kalau sudah pasti, kita beri tahu.

Martin dan Arka masuk ke ruangan kaca kemudian menuju ruang lab. forensik.

dokter forensik menggunakan perlengkapan medis sedang sibuk memeriksa dua jenazah yang sudah mengering.

Martin mengetuk dinding kaca untuk memberi tanda kehadirannya.

Dokter forensik dan beberapa asistennya menoleh. Dokter forensi memberi isyarat menunggu.

Martin dan Arka memperhatikan dokter yang sangat teliti melepaskan tali-tali yang mengikat jenazah.

setelah beberapa saat, DOKTER FORENSIK keluar. Melepas masker dan sarung tangan.

MARTIN

(bersalaman)

saya Martin dari satuan reserse dan kriminal kepolisian Cilacap.

DOKTER FORENSIK

kami masih belum bisa melaporkan apapun.

Dokter Forensik menoleh ke dalam lab. menatap jenazah yang sedang diperiksa oleh asisten dan beberapa dokter lainnya.

DOKTER FORENSIK

(lajutan)

seperti yang kalian lihat, tubuh itu sudah berada di bawah air cukup lama.

(menyerahkan kertas usang yang dibungkus plastik)

kami hanya menemukan ini. 2015 dan 2017. tubuh mereka sangat bersih, bahkan sehelai kainpun tidak ada.

Arka menerima uluran tanganan dokter dan menatap kertas berutliskan tahun yang sudah usang.

ARKA

tahun pembunuhan? (menggumam)

Martin menatap Arka sebentar karena mendengar kata-katanya kemudian kembali berbicara dengan dokter forensik.

MARTIN

Apa kemungkinan ini tahun mereka dibunuh, dok?

DOKTER FORENSIK

Mungkin. Tapi kami belum bisa memberikan kepastian apapun. semuanya hanya kemungkinan-kemungkinan.

(memakai kembali sarung tangan)

dilihat dari kondisi jenazahnya, kami butuh banyak waktu buat memastikan semuanya. Jadi saya permisi dulu.

Martin menatap dokter forensik yang berjalan ke dalam ruang forensik. Orang-orang berjas putih dan memakai alat pelindung diri terlihat cukup serius.

Telefon genggam Arka bergetar dan buru-buru diangkat.

Arka kembali dari mengangkat telfon.

ARKA

Pak, kita disuruh cepet balik kantor. Pak Kepala mau mengadakan rapat.

Arka mengikuti Martin yang berjalan duluan meninggalkan Lab. Forensik.

CUT TO

7.INT. POLRES-RUANG RAPAT. MALAM HARI

Cast. Maya, Martin, Arka, Reza, Anggota tim reserse dan kriminalitas, wakapolres.

sepuluh anggota satuan reserse dan kriminal duduk dan memperhatikan Wakapolres berbicara. Di LCD terlihat foto-foto korban pembunuhan dan lokasi kejadian perkara.

WAKAPOLRES

Untuk mengusut kasus yang diduga pembunuhan ini, kita akan bentuk tim khusus yang sementara kita tugaskan di kepolisian sektor Kawunganten.

Usul yang disampaikan oleh Ketua satuan kriminal, tim Martin akan dijadikan sebagai tim utama dan jika diperlukan akan mendapat bantuan dari tim lainnya.

MARTIN

(berdiri)

siap, laksanakan!

Martin memperhatikan anggota tim yang memberikan reaksi berbeda-benar. Beberapa dari mereka terlihat keberatan karena harus pindah kantor.

CUT TO

MAYA

(berjalan keluar ruangan)

Kenapa tim kita, astaga. Pindah jauh banget.

ARKA

(membawa stopmap)

Ah..Mama bakalmaya nyalahin aku ambil kerjaan ini lagi.

MARTIN

(dari belakang memukul kepala Arka dengan map)

Heh, jangan banyak ngeluh! Bayangin keluarga korban yang nyariin mereka betahun-tahun.

Maya dan Arka kaget karena Martin sudah berdiri di belakang mereka. Martin berdiri dan menatap dua anak buah termudannya.

Maya dan Arka memberi jalan.

Martin bejalan mendahului.

REZA

Hes..dasar anak mamah.

(menepuk lengan Arka)

Arka dan Maya terdiam dan sedikit membungkuk. Mereka mengikuti ketua timnya berjalan.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar