Sungai
4. Act. 2 (Scane 8-11)

8.INT. POLSEK-RUANG TIM KHUSUS. SORE HARI

Cast. Maya, Reza, Arka, Martin, Anggota Tim Khusus lainnya.

Maya mengeluarkan barang-barang dari dalam kardus dan membereskan di meja kerjanya yang baru. Mejanya berada di paling pojok dan berhadapan dengan meja kosong.

Reza dan beberapa anggota tim membawa masuk beberapa kardus berisi berkas-berkas penting.

Martin mengobrol dengan kepala kepolisian sektor.

MARTIN

(menepuk tangan satu kali)

Ya, untuk sementara kita bertugas di sektor Kawunganten. Tolong jangan ada yang mengeluh demi keluarga korban. Semangat! Semangat!

All

semangat!

Reza berjalan mendekati Maya yang sedang berbisik-bisik dengan Arka.

REZA

(menyela diantara Arka dan Maya, merangkul pundak keduanya)

Kalian udah tau kondisi daerah sini?

Maya dan Arka kompak menggeleng. Tatapan mereka penasaran. Tangan Arka memegang buku catatan kecil.

REZA

(lanjutan)

(mengencangkan rangkulan, membuat Maya dan Arka mendekat)

Kata orang-orang, daerah sini sarang penjahat. Banyak preman di sini.

Maya dan Arka menghembuskan nafas lega.

MAYA

(meletakkan segenggam bolpoint ke dalam wadah)

Dimana-mana juga banyak preman kali, mas.

REZA

(menggeleng)

No. Beda. Disini orang-orang enggak berani lapor apapun. Kalau ada kasus pencurian, mereka milih ke dukun. Kenapa? Karena kalau lapor polisi mereka bakal kena teror. Mereka bakal diancam.

ARKA

Kalau mereka udah kena polisi paling juga kicep, mas. Kayak enggak tau aja.

REZA

(melepaskan rangkulannya, menoyor bahu Arka)

Beda, Ka. Ketangkap satu, gengnya yang bakal gantiin neror. Mereka bakal habis-habisan ngerjain korban.

ARKA

Ya tinggal ditangkap lagi. Diteror lagi, tangkap lagi. Nanti kena semua.

REZA

Hes!

(menoyor kepala Arka)

Enggak keburu, bodoh. Korban bakal mati duluan.

Maya batal melerai Reza dan Arka karena Martin datang lebih dulu.

MARTIN

hes, kalian! Bubar-bubar! Baru sampai langsung gosip enggak jelas.

(menunjuk meja Reza)

Beresin itu mejamu! Udah kaya gudang rongsokan.

Arka dan Reza terdiam. Reza berjalan mundur sambil menatap Arka tajam, memberi tanda dengan jarinya kalau dia akan mengawasi Arka.

ARKA

(menggumam)

Apa-apaan sih orang tua itu.

Martin melihat Arka sebentar kemudian berbicara dengan Maya.

MARTIN

May, nanti tim kita ketambahan kriminolog dari pusat ya. Kamu nanti kerja bareng dia.

MAYA

Hah, pusat?

MARTIN

Iya pusat.

(Mengulurkan kertas)

Beritanya udah dimana-mana. Orang-orang pusat pengin kita gerak cepet, tapi ngasih bantuan cuman satu orang.

Martin menggaruk dahinya yang tidak gatal.

MARTIN

(lanjutan)

Pokoknya gitulah ya. Nanti dia yang bakal dampingi kamu atau sebaliknya gitu. Kita gerak cepat.

MAYA

Yap, siap, pak!

CUT TO

9.INT. KLINIK-RUANG RIO. SIANG HARI

Cast. Lala, Rio

Tangan Rio bergetar karena gugup, berita tentang penemuan jenazah dalam koper membuatnya ketakutan. Saat pintu ruanganya diketuk, Rio buru-buru meletakkan telefon genggamnya ke meja dengan posisi terbalik.

RIO

(gugup)

Masuk!

Pintu terbuka perlahan.

Lala masuk dan meletakkan map biru di atas meja Rio.

LALA

(memegang map berwarna hijau)

Ini daftar pasien hari ini dok.

RIO

(Membuka map, melihat isinya)

Hmm..

(Mendongak)

Terima kasih. Kamu boleh pergi.

Lala berjalan keluar.

RIO

La..

Lala menghentikan langkah kakinya kemudian berbalik.

LALA

Iya, dok. Ada yang bisa saya bantu?

Rio menatap Lala beberapa detik sebelum berbicara. Rio terlihat ragu-ragU.

RIO

Dokter Kelvin ada?

LALA

Ada, dok. Ini saya mau menyerahkan daftar pasien.

(menunjukan map yang ada di tangannya)

Perlu saya panggilkan, dok?

RIO

(menggeleng, tersenum)

Enggak perlu, terima kasih. Kamu boleh pergi.

Setelah Lala keluar ruangan, Rio kembali membuka berita yang tadi ia baca. Rio menggigit ibu jarinya dan semakin merasa gelisah.

CUT TO

10.INT. KLINIK-RUANG KELVIN. SIANG HARI

Cast. Lala, Kelvin

Lala mengetuk pintu ruangan Kelvin. Lala merapihkan pakaian dan rambutnya. Setelah dapat izin, Lala memasuki ruangan Kelvin.

LALA

(berjalan mendekat ke meja Kelvin)

Selamat siang, dokter.

KELVIN

(menahan tawa)

Iya, siang. ada...

(kelepasan tertawa, kemudian menahannya lagi)

Ah maaf. Ada perlu apa?

Lala merasa heran melihat tingkah Kelvin. Ragu-ragu dia meletakkan map di atas meja Kelvin.

LALA

Maaf mengganggu, dok. Ini daftar pasien hari ini.

KELVIN

(Tertawa)

Iya, terima kasih.

LALA

Dokter Kelvin kayaknya lagi bahagia banget. Saya turut bahagia, dok.

KELVIN

(mengibaskan tangannya)

Maaf, saya habis baca berita lucu. Lucu banget sampai enggak bisa berhenti ketawa.

LALA

(tertawa canggung)

Hehe, iya dokter. Kalau begitu, saya permisi, dok.

KELVIN

(mengambil map)

Iya silahkan. Makasih ya, La. Kamu cantik hari ini.

Lala mengangguk kemudian keluar ruangan Kelvin. Lala tersenyum kegiarangan begitu keluar. Lala menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan diri yang kegirangan karena dipuji cantik oleh Kelvin.

CUT TO 1 WEEKS LATER

11.INT. POLSEK-RUANG TIM KHUSUS. PAGI HARI

Cast. Maya, Reza, Arka, Faizal, Martin, Anggota Tim Khusus

REZA

(berjalan riang, memegang kopi)

Selamat pagiii...

Reza menyapa beberapa orang yang sudah hadir. Beberapa diantara mereka bersiap-siap pulang karena baru selesai tugas malam.

Arka dan Maya duduk di mejanya masing-masing.

Maya menggigit cup kertas di mulutnya dan menggoyang-goyangkannya dengan gigi. Matanya menatap layar komputer yang menyala. Maya sedang memeriksa rekaman CCTV

Reza berjalan mendekati Maya.

REZA

Melototin apa sih Maymunah..

(menampel cup kertas Maya)

Cup yang ditampel Reza terjatuh ke pangkuan Maya dan menyebabkan sisa kopinya tumpah.

MAYA

(Berdiri)

Astaga, Mas Reza...

Maya menatap Reza kesal.

Reza merasa bersalah dan mengeluarkan banyak tisu untuk mengeringkan baju dan celana Maya yang basah.

REZA

(mengusap-usap baju Maya dengan tisu)

Sori May, Sori. Beneran enggak sengaja kalo ini.

MAYA

Astaga..Mas Reza..

(mengusap wajahnya kesal)

Kenapa sih..masih pagi juga. Ih.

Maya berjalan meninggalkan Reza yang masih merasa bersalah. Saat di depan kamar mandi, bahu Maya tidak sengaja menabrak FAIZAL.

MAYA

Ah, maaf.

FAIZAL

(memungut barang hpnya yang terjatuh, menggumam kesal)

Hess. Jalan pake mata, kek.

MAYA

Iya? Maaf pendengaran saya buruk.

Faizal menatap Maya kesal. Faizal memasukan hp ke saku jaketnya kemudian pergi.

Maya menatap punggung Faizal yang menjauh. Tatapannya kesal.

MAYA

(lanjutan)

(mengelus dada)

Hes. Orang-orang lagi pada kenapa sih. Astaga. Sabar Maya, sabar.

Maya semakin kesal dan melanjutkan perjalanannya ke kamar mandi. Dia memberisihkan bajunya yang kena tumpahan kopi.

CUT TO

Martin berdiri di depan ruangan.

Faizal berdiri di sebelah Martin. Tangannya jadi satu di depan badannya. Wajahnya datar.

Martin memperkenalkan Faizal sebagai anggota tim yang dikirim dari pusat untuk membantu penyelidikan pembunuhan koper.

Maya tiba-tiba masuk ruangan. Langkah kakinya terhenti saat melihat Faizal sedang berjalan menuju meja kerja kosong di depan meja kerjanya.

Maya mendekati Martin yang sudah duduk di kursinya.

MAYA

(berbisik)

Pak, Pak. Itu orang dari pusat itu pak? Kriminolog itu?

MARTIN

(menatap Maya dari atas kacamatanya)

Iya. Kenapa? Kamu kenal?

Maya hanya menggeleng. Reaksi wajahnya berubah kesal.

MAYA

(berjalan perlahan, menatap Faizal tajam)

Orang kasar!

FAIZAL

(menoleh)

Saya bisa dengar.

Maya terkejut karena Faizal bisa mendengar suaranya yang lirih. Karena salah tingkah, Maya buru-buru duduk kemudian pura-pura sibuk dengan berkas-berkas.

ARKA

(mencondongkan kursinya ke Maya)

Orangnya cuek banget.

Maya memberikan kode untuk diam pada Arka.

Arka menutup mulutnya kemudian menggeser kursinya menjauh.

MARTIN

(berdiri)

Perhatian, sebentar.

semua orang yang ada di ruangan itu menoleh ke arah Martin.

MARTIN

(lanjutan)

Hasil otopsi dua jenazah sudah keluar. Mereka juga sudah diidentifikasi. Arka ikut saya ketemu dokter forensik. Maya, cari tahu perkembangan di lapangan, nanti saya kabari apa yang perlu kamu lakukan. Reza bisa cari tahu kondisi di TKP, menyusul anggota yang sudah di sana. Pantau terus!

MAYA

(memasukan buku catatan kecil ke saku outernya)

Siap, Pak.

REZA

(mengganti sepatunya dengan sandal jepit)

siap, pak.

ARKA

Siap.

Semua orang bergerak sesuai dengan perintah ketua tim.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar