Ruang Rahasia Ibu
11. 50-52

50---EXT/INT. Sekolah Alex. Pagi hari.

MONTAGE

Frame menampilkan cakrawala pagi, lalu beralih dengan tampak depan gedung sekolah Alex, bergerak menyamping, menangkap suasana keramaian jalan berikut trotoar di depan sekolah. Tampak beberapa siswa dan guru yang memasuki gerbang sekolah. Alex diantaranya, mengayuh sepeda, turun dan menuntun sepedanya di gerbang.

Frame beralih menampilkan jejeran kelas dan juga bergerak menyamping. Frame juga menangkap tampilan jendela yang menunjukkan siswa dan guru di dalam kelas. Sedang berlangsung Kegiatan Belajar Mengajar.

DISSOLVE TO

 

51--- INT. Ruang kelas Alex. Pagi hari.

Alex tengah belajar. Namun ada saat dia termenung dan berpaling. Berpaling melihat sebuah bangku yang kosong. Erin tidak sekolah.

DISSOLVE TO BLACK

CUT TO


52---EXT. Sekolah Alex. Siang hari.

Koridor sekolah yang sepi, namun mendadak ramai setelah bel pulang sekolah berbunyi.

Frame berganti. CLOSE UP sepeda Alex. Frame menangkap langkah Alex mendekati sepedanya.

Frame beralih, tampak samping Alex yang berdiri dekat dengan sepedanya. Perhatian Alex teralihkan dari sepedanya dan merogoh sakunya, mengeluarkan ponselnya. Ia mendapat pesan. Dari Erin. Sebuah voice note.

Alex menatap layar itu agak lama, sebelum ia pasang earphone-nya dan mendengarkan pesan suara itu. Alex mendengarkannya sambil menuntun sepedanya hingga keluar gerbang. Frame menampilkan tampak samping Alex, bergeser mengiringi langkah Alex menuntun sepedanya. Alex merunduk, mendengarkan….


Erin (VO)
“Al, maaf… aku tidak tahu apa kamu masih mau mendengarkan aku…. Aku harap kamu masih mau mendengarkan aku…. Aku harap kamu mau memaafkan aku…. Tapi kamu salah. Kamu salah kalau kamu bilang tidak tahu apa-apa. Justru karena kamu aku bisa membuka pintu ruang Mama. Justru dari sudut pandangmu aku jadi lebih mengenal Mama. Mengenal Mama sampai sisi yang mustahil bakal aku tahu kalau aku sendirian…. Dan… dan seharusnya aku lebih tahu diri….”


Frame beralih menjadi tampak depan Alex yang masih menuntun sepeda. Frame mundur, seiring langkah Alex hendak meninggalkan sekolah. Voice note Erin masih berlanjut.


Erin (VO)
“Sejauh manapun kamu mau membantu aku, ujung-ujungnya akulah yang seharusnya segera menerima kepergian Mama. Akulah yang seharusnya secepatnya membuka mata melihat pahitnya kenyataan…. Dan sikapmu kemarin membuatku bisa melihat itu, dan seharusnya aku berterima kasih….”


Frame kembali ke tampak samping Alex, yang masih menuntun sepedanya. Masih mendengar voice note Erin.


Erin (VO)
“Maafkan aku, Al…. Jika situasinya berbeda…, aku bisa bilang… kalau aku juga menyukaimu, tapi… (isak tangis) saat ini perasaanku benar-benar tidak menentu…. Aku tidak bisa berpikir jernih… aku… aku hanya mau bilang…, aku harap kamu bisa menunggu aku…. Aku harap kamu bisa bertahan sejenak menghadapiku. Mau disangkal atau tidak, aku masih membutuhkan kamu…. Ya, aku masih butuh bantuan kamu…. Maaf….”


Voice note berakhir, Alex telah melewati gerbang sekolah. Alex berhenti di pinggir jalan. Menengadah sejenak, menahan matanya yang berkaca-kaca supaya tidak tumpah. Ia tarik napas, menatap ke depan dan mengubah air mukanya menjadi tak berekspresi.

BEAT

Kemudian kening Alex mengerut. Berpikir. Ada semacam realisasi dari sorot matanya yang membuatnya melepas earphone-nya, tapi tidak ponselnya. Jemarinya mulai menari di atas layar ponsel itu, mulai membuat sebuah pesan. Untuk Erin.


Alex (text)
“Maaf, Rin, tapi ini belum berakhir. Temui aku di Shonen. Ajak papa kamu. Dan stand by di ponsel kamu. Ada kemungkinan aku akan menelpon kamu, dan jika Tuhan mengijinkan, kamu akan mendengar suara dari alam kubur.”


Alex simpan ponselnya dan mulai menyeberang jalan.

Frame bergerak menyamping, mengiringi tampak samping Alex yang menyeberang jalan. Frame bergerak agak lebih lambat dari langkah Alex, memberi ruang floating text yang mengekor Alex dan kemudian memudar.


TEXT FADE IN
“Suara dari alam kubur….”
TEXT FADE OUT

 

CUT TO

 






Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Kalau boleh, sedikit masukan ya.
Untuk suara yang tak terlihat orangnya, digunakan O.S dan V.O untuk kata-kata dalam hati.
Dan satu lagi, ada "batas wilayah sutradara", yang sebaiknya jangan dimasuki.
1 tahun 2 bulan lalu