RETORIKA IBU
9. 9. MISI DIMULAI

39.   EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH – DAY

Dara ke halaman belakang rumah yang dipenuhi tanaman hijau dan bunga-bunga yang indah. Disana ia melihat Tiara sedang duduk di sebuah kursi sambil mendengarkan musik. Ia memasang earphone di telinganya. Matanya ditutup, ia menikmati apa yang ia dengar. Tiara belum melepas pakaian sekolahnya. Tasnya juga masih menempel di punggung belakang. Dara menghampiri Tiara dan duduk di sebelahnya. Dara melepaskan earphone yang ada di sisi telinga kanan Tiara. Dara tersenyum. Tiara menatapnya. Ia menarik earphone dari tangan Dara, lalu memasangnya lagi.

 

DARA

Baru pulang juga kau, dek? Kenapa nggak tunggu kakak, sih?

 

Tiara masih menikmati musiknya.

 

DARA (CONT’D)

          Kau masih marah sama kakak, ya?!

 

Tiara tak menghiraukan.

 

DARA (CONT’D)

Karena Ronny?!

 

Tiara baru menoleh. Ia melepaskan sebelah earphonenya.

 

DARA (CONT’D)

 

          Udah bagus itu dia lepasin, kau.

          Nggak usah kau kejar-kejar lagi dia.

 Kita baikan, mau?

 

Dara mengulurkan tangannya. Tiara hanya menatap ulur tangan itu, ia kembali mendengarkan musik. Dara kesal. Ia menarik earphone di telinga Dara. Tiara cukup marah.

 

TIARA

 Ish! Apa kau??!

Aku lagi tenangin dirilah!

Di dalam nggak tenang, disini pun nggak tenang aku!

Mau kau apa, kak?!

DARA

  Kan aku mau baikan.

Dara mengulurkan lagi tangannya. Tiara hanya melihat uluran tangan itu. Dara kembali kecewa, tapi ia enggan beranjak. Tiara melepaskan earphonenya. Ia memasukkan gawai ke saku rok sekolahnya. Tiara menghadapkan pandangannya ke depan, Dara juga demikian. Mereka memandangi bunga-bunga dan tanaman yang sedang mekar.

TIARA

 Aku capek kali tau, nggak?

TIARA (CONT’D)

Aku capek kali sama keluarga kita yang kayak gini.

Mamak nggak pernah akur lagi sama ayah sekarang.

Selalu aja ada yang didebatin. Stress aku.

Dara menoleh ke Tiara.

DARA

Tapi mamak juga nggak boleh kaya gitu,

dikit-dikit ngomong, kalau ayah meninggal kekmana,

ayah kan juga nggak punya perasaan,

walaupun nggak pernah diungkapin sama kita.

Tiara balik menoleh ke arah Dara.

TIARA

Tapi mamak nggak akan kaya gitu kalau ayah dengar.

Harusnya ayah juga ngertiin mamaklah,

siapa yang cari uang sekarang?

Mamak kan?!

Tiara bangkit.

TIARA (CONT’D)

Dan kakak juga,

nggak usah sok-sokan mau kuliah ke Jakarta.

Kasian mamak sendiri.

Dara bangkit, ia mendekat dan menatap Dara.

DARA

Trus, kau yang mau ke jogja, boleh?

Tiara tak menjawab. Ia melangkah meninggalkan Dara.

DARA (CONT’D)

 Egois kali kau, ya?!

 Kau boleh, aku nggak boleh!

Padahal kita punya hak yang sama kenapa harus dibeda-bedain?

  Tiara berhenti. Ia berbalik pada Dara.

TIARA

              Sesekali aku yang menang kenapa sih, kak?

              Aku udah banyak ngalah buat kau.

   Aku...,

         (terdiam sejenak)

      Aku udah ikhlasin Ronny buat kau.

 Dara membentak Tiara tepat di depan mukanya.

DARA

    KAU AMBEL DIA!!

       (Dara menunjuk Tiara)

   Aku nggak pernah ngambel dia dari kau!

Tapi, kau yang ngambel dia dari aku dulu.

Jadi nggak pantes kau ngomong kek gitu sama aku.

Sadar bos!!

 Dara pergi meninggalkan Tiara.

CUT TO :

40.   INT. RUMAH DARA – RUANG MAKAN - NIGHT

Suasana makan malam tampak hening. Di atas menja terhidang nasi dan lauk pauk. Tak ada interaksi di antara mereka. HANYA TERDENGAR BUNYI SENDOK DAN GARPU YANG BERTEMU PIRING. Tiara sedang menyuntikkan insulin ke lengan ayahnya. Ibu Dara mengunyah makanannya dengan tak selera. Tiara menyuapkan makanan pada ayahnya. Tapi ayah menepis sendok yang berisi nasi itu.

 

TIARA

Yah, makan sikit.

Ayah Dara menggeleng. Ibu Melirik. Terpaksa ayah membuka mulutnya dan mengunyah. Tiara menyuapkan lagi, tapi ayah menolak.

AYAH DARA

  Udahlah! Udah cukup.

 

TIARA

    Yah, sikit lagi, ya.

 

IBU DARA

Udah, udah, Ti, udah!

Kau makan aja sendiri,

biarlah ayah kau kekgitu.

 

Ayah bangun dari kursi dan pergi. Ibu Dara memperhatikan langkah kaki ayah sampai bayangnya menghilang. 

IBU DARA

   Memanglah, nggak bisa dibilang.

    Dikasih tahu sikit langsung marah.

  Kek anak-anak kali ayah kalian tuh!

 

Ibu Dara dan Tiara sedang melanjutkan makan. Beberapa kali BUNYI PESAN MASUK TERDENGAR. Dara sibuk dengan gawainya. Ibu Dara merasa risih.

 

IBU DARA

Kau apa, Dar?

Dari tadi asik main hape aja, bukannya makan.

Dara menghentikannya. Ia meletakkan gawainya dan makan. Tak lama gawainya berbunyi lagi. Dara mengintip. ibunya memperhatikan. Dara meletakkan sendok dan garpu.

DARA

          Dara udah kenyang, mak. Mau ke kamar dulu, ya.

 Mau tidur.

Dara pergi meninggalkan ruang makan.

IBU DARA

Ha, kau tengok? sama tuh berdua.

Nggak bisa dikasih tahu, Dibilang sikit langsung pergi.

Kau janganlah kek gitu, ya.

  Tiara mengangguk, ia menyuapkan makanan ke mulutnya.

IBU DARA (CONT’D)

       Jatah beres-beres siapa hari ini?

TIARA

   Aku, mak.

IBU DARA

Yaudah, kau habiskanlah makanan ni. Biar cepet beres-beres.

 Tiara mengangguk. Mereka melanjutkan makan.

CUT TO :

41.   INT. KAMAR DARA – CONTINUOUS

Dara masuk ke kamar dan duduk di kasurnya. Sandi menelepon, Dara mengangkatnya.

SANDI (V.O)

Eh, kami udah mau di depan rumah kau, ya.

Kami letak motor agak jauh.

DARA

              Oke, oke.

SANDI (V.O)

              Semoga rencana kita bujuk mamak kau berhasil.

DARA

Aamiin.

Yaudah cepetlah kalian gerak ke rumah aku.

SANDI (V.O)

Iya, iya. Mau sampek, ini.

Nanti kau jangan keluar dulu sebelum dipanggil mamak kau, ya.

Kau pura-pura tidur pun juga boleh.

Udah dulu ya.

DARA

  Oke.

Dara mematikan gawainya. Sesekali Dara menoleh ke arah luar jendela kamarnya. Dara gelisah. Ia kembali ke ranjangnya dan duduk disana.

    CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar